TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Bisa Berdampak Pada Perekonomian Nasional

Pemerintah Waspadai Ekonomi China Lambat

Laporan: AY
Rabu, 22 November 2023 | 07:55 WIB
Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro BKF Kementerian Keuangan Abdurohman memberikan pemaparan dalam seminar Indonesia Economic  (Foto : Ist)
Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro BKF Kementerian Keuangan Abdurohman memberikan pemaparan dalam seminar Indonesia Economic (Foto : Ist)

JAKARTA - Pemerintah meningkatkan kewaspadaan seiring dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi China. Pasalnya, Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki ketergantungan besar terhadap Negeri Tirai Bambu.

Kepala Pusat Kebijakan Ekono­mi Makro Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Abdurohman mengatakan, lam­batnya ekonomi China perlu diwaspadai karena 20 persen total ekspor Indonesia ke China.

“China juga menjadi salah satu penyuplai terbesar bahan baku untuk industri di Indonesia,” kata Abdurohman dalam seminar In­donesia Economic Outlook 2024 di Jakarta, Selasa (21/11/2023).

Dia menjelaskan, perekono­mian China terus mengalami perlambatan imbas dari me­lemahnya sektor properti, serta investasi asing langsung (For­eign Direct Investment/FDI) yang menurun.

Pelemahan kedua sektor terse­but berdampak signifikan bagi ekonomi China, lantaran keduanya menjadi mesin utama penggerak ekonomi.

Berbeda dengan perekonomi­an Amerika Serikat dan Indone­sia yang lebih banyak didorong oleh konsumsi, perekonomian China lebih banyak didorong oleh investasi.

“Ini menjadi akar persoalan China. Banyak investasi yang lari ke sektor properti, sementara sek­tor itu sedang mengalami banyak krisis,” jelas Abdurohman.

Persoalan lainnya, lanjut dia, banyak Pemerintah Daerah di China yang mengandalkan sek­tor properti untuk penerimaan daerah. Ketika sektor properti di sana mengalami guncangan, penerimaan mereka tertekan dan menimbulkan peningkatan utang.

Salah satu dampak pelemahan ekonomi China di Indonesia, yakni lambatnya ekspor pada kuartal III-2023. Kinerja ekspor terkontraksi 4,26 persen (year-on-year/yoy) pada kuartal III-2023, sementara impor terkon­traksi 6,18 persen yoy.

Meski begitu, industri manufak­tur tumbuh 5,20 persen yoy, berkon­tribusi 1,06 persen yoy terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. 

Permintaan domestik juga masih cukup kuat. Hal ini ter­cermin pada kinerja konsumsi masyarakat dan investasi yang tumbuh masing-masing sebesar 5,06 persen dan 5,77 persen.

“Kementerian Keuangan opti­mistis kinerja positif pada manu­faktur dan konsumsi domestik dapat mengimbangi pelemahan kinerja ekspor,” katanya.

Secara bersamaan, Pemerintah akan tetap mewaspadai gejolak yang terjadi pada sektor ekspor dan impor.

Abdurohman juga memasti­kan, kebijakan fiskal Indonesia disusun untuk fokus mengatasi tiga tantangan utama, yaitu sum­ber daya manusia, infrastruktur dan institusional.

“Tiga hal itu yang akan dijawab oleh Pemerintah melalui Ang­garan Pendapatan dan Belanja Negara (APBN),” ujarnya.

Abdurohman memastikan, ke­bijakan fiskal jangka menengah dan panjang konsisten diarahkan untuk melanjutkan arah per­baikan jangka pendek, dan isu struktural demi mencapai visi Indonesia Emas 2045.

Sebelumnya, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan, lambatnya pertum­buhan ekonomi mitra dagang Indonesia seperti China berisiko merembet pada pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga 2024.

Dia menjelaskan, outlook pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat berpotensi terus menu­run dari 1,6 persen pada 2023 menjadi 1,1 persen pada 2024.

Sementara pertumbuhan ekono­mi Jepang diperkirakan melambat dari 1,3 persen tahun 2023 men­jadi 1 persen pada 2024. Sedang­kan pertumbuhan ekonomi China diprediksi akan melambat dari 5,2 persen pada 2022 menjadi 4,5 persen pada 2024.

Suahasil mengatakan, semua ingin ekonomi Indonesia terus tumbuh, tahun depan kalau bisa juga 5,2 persen. Tapi di saat yang bersamaan, Indonesia harus mewaspadai dan memitigasi beberapa isu jangka menengah dan jangka panjang.

“Salah satunya perlambatan ekonomi negara-negara maju yang juga menjadi mitra dagang kita,” kata Suahasil.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo