TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Dipaparkan CT, Ekonomi RI Kebal Resesi Tahan Krisis

Oleh: AN/AY
Senin, 08 Agustus 2022 | 09:58 WIB
Chairul Tanjung dalam sebuah acara Gala Dinner & Economic Outlook 2022 di Surabaya. (Ist)
Chairul Tanjung dalam sebuah acara Gala Dinner & Economic Outlook 2022 di Surabaya. (Ist)

JAKARTA - Chairul Tanjung, konglomerat top yang juga mantan Menko Perekonomian itu, angkat bicara soal ancaman resesi di Indonesia. Analisis pria yang akrab disapa CT ini, cukup menenangkan. Kata dia, ekonomi kita ini kebal melawan resesi dan bisa tahan terhadap krisis.

Pernyataan bos CT Corps itu disampaikan saat Gala Dinner & Economic Outlook 2022 yang digelar Bank Mega di Hotel Shangri-La Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (6/8). CT yang juga Komisaris Bank Mega itu mengakui, saat ini banyak pihak yang khawatir dengan kondisi ekonomi dunia akan membuat Indonesia masuk dalam jurang resesi.

“Banyak orang bertanya, mungkinkah Indonesia resesi? Saya sampaikan bahwa Indonesia kecil sekali, atau bahkan tidak mungkin mengalami resesi,” papar CT dalam sambutannya.

Meskipun begitu, CT meminta pemerintah tidak terlena. Pemerintah harus terus mewaspadai perkembangan situasi dunia yang makin tidak menentu. Baik dari sisi politik, keamanan, hingga urusan ekonomi. Apa yang terjadi di dunia saat ini, kata dia, bisa berubah setiap saat.

CT lantas menuturkan berbagai faktor yang saat ini terjadi di dunia dan bisa berdampak pada ekonomi dalam negeri. Pertama, terkait pandemi Covid-19 yang sudah hampir 3 tahun ini melanda Indonesia. Tidak ada yang bisa memastikan, kapan pagebluk ini berakhir.

“Tetapi, munculnya varian baru itu tidak membuat keparahan makin tinggi, justru semakin rendah. Kita harapkan Covid-19 akan jadi flu biasa,” ucap Komisaris Utama Bank Mega itu.

Kedua, perang Rusia-Ukraina. CT meyakini, perang dua negara pecahan Uni Soviet itu, belum akan berakhir dalam waktu dekat. Hal ini bisa dilihat dari gerak-gerik Amerika beserta negara sekutunya yang masih belum rela, Rusia bisa mengalahkan Ukraina.

“AS misalnya. Mereka sudah menyetujui pertolongan senilai 40 miliar dolar AS ke Ukraina dalam bentuk senjata,” tegasnya.

Sementara di pihak Rusia, kata dia, Negeri Beruang Merah tak akan mundur dari peperangan, selama masih dipimpin Vladimir Putin. “Kita nggak akan tahu apa yang terjadi, jadi perang akan masih berlangsung panjang,” analisisnya.

Ketiga, kebijakan zero Covid-19 oleh China akan berdampak besar bagi perekonomian dunia. Salah satu contohnya adalah aturan main pada suplai barang.

“Jadi kalau lockdown pengaruhnya ke dunia. Dan mudah-mudahan Presiden China menyadari bahwa varian Covid-19 yang baru tidak terlalu bahaya dan bisa perlahan meninggalkan zero Covid policy,” harap CT.

Keterangan terkait data ekonomi ini diutarakan Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto. Ketum Golkar ini menjelaskan, di tengah tekanan inflasi global dan ancaman resesi, ekonomi Indonesia justru tumbuh impresif 5,44 persen pasa triwulan II 2022. Kinerja perekonomian Indonesia mendapat keuntungan dari faktor domestik dan global.

Secara global, gangguan rantai pasok dunia berdampak pada kenaikan harga komoditas unggulan Indonesia dan memberikan windfall terhadap kinerja ekspor. Di tingkat domestik, pelonggaran mobilitas penduduk dan momen Idul Fitri mendorong ekspansi konsumsi masyarakat, sekaligus menjadi stimulus peningkatan suplai.

“Dari sisi produksi, lapangan usaha yang memberikan kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah industri pengolahan, transportasi dan pergudangan, dan perdagangan,” ungkap Airlangga.

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyebut, Indonesia tengah menghadapi ujian berat, berupa ancaman krisis pangan, energi, dan ketidakpastian global. Indonesia tengah dihadapkan pada kondisi yang tidak normal. Terlebih, saat ini banyak negara menghadapi krisis ekonomi. Kondisi ini bisa memberikan dampak terhadap krisis lainnya.

Mengutip data IMF, paling tidak sebanyak 60 negara yang perekonomiannya diperkirakan akan ambruk. 42 di antaranya dipastikan sudah menuju ambruk. “Kita harus bersyukur, Indonesia dalam keadaan baik. Ketahanan pangan dan energi masih terjaga. Ekonomi terus tumbuh meski inflasi naik di angka 4 persen lebih, tapi kita juga harus waspada,” ujar Moeldoko.

Selama ini, diakuinya, pemerintah bekerja keras agar masyarakat tidak terbebani kenaikan harga komoditas imbas dari ketidakpastian global. Moeldoko mencontohkan pemberian subsidi untuk BBM dan gas, yang nilainya mencapai Rp 502 triliun.

“Jadi, bapak ibu yang naik sepeda motor, itu negara mensubsidi 3,7 juta rupiah dalam satu tahun. Bagi yang naik mobil, negara mensubsidi 19,2 juta rupiah setahun. Untuk itu, saya mohon kita berhemat dalam menggunakan BBM,” pesannya.

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Sugiyono Madelan mengakui, kondisi ekonomi masih cukup baik jika dibandingkan negara lain. Sebut saja AS, Rusia, Ukraina, dan Turki yang laju inflasinya sangat tinggi.

Kemudian tentang nilai tukar mata uang, situasi krisis pangan dan energi. Indonesia masih tergolong relatif baik dan terkendali, sekalipun mengalami inflasi pangan tinggi.

Namun, di balik bunga-bunga ekonomi tersebut, Sugiyono menyoroti kemampuan membayar bunga utang. Terlebih, setelah AS menaikkan suku bunga acuannya dan terjadi pelemahan Rupiah.

Menurutnya, hal tersebut akan berimbas pada perekonmian triwulan III, IV, dan tahun depan. Tepatnya ketika burden sharing dihentikan, dan perang Rusia-Ukraina masih berlanjut dengan pemberlakuan embargo ekonomi, keuangan, dan persenjataan.

“Pemerintah perlu meningkatkan anggaran subsidi energi dan nonenergi, menaikkan bantuan sosial untuk memperkuat jaring pengaman sosial. Juga mereformasi energi dan pangan, memperbaiki pengendalian laju inflasi, nilai tukar rupiah, dan suku bunga, serta menjaga volatilitas ekstrim pada pasar komoditas,” pungkasnya. (rm.id)

Komentar:
Berita Terkini
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo