TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Munas GOLKAR Desember 2024

Orang Baru Di Golkar Tak Bisa Jadi Ketum

Laporan: AY
Rabu, 13 Maret 2024 | 09:34 WIB
Foto : Ist
Foto : Ist

JAKARTA - Bursa calon Ketum Golkar mulai bermunculan. Tak hanya dari internal, pihak eksternal juga mulai disebut-sebut bakal bersaing memperebutkan kursi Beringin I. Namun, kalau patokannya AD/ART saat ini, orang baru di Golkar rasanya sulit buat maju sebagai ketum.
Soal aturan main itu pernah diungkapkan politisi senior yang juga mantan Ketum Partai Golkar Jusuf Kalla (JK). Wapres ke-10 dan 12 ini menyikapi adanya manuver pihak luar yang ingin masuk Golkar untuk menjadi ketua umum.
Menurut JK, semua orang bisa masuk Golkar. Namun, untuk menjadi Ketum Golkar, ada aturan main yang harus dipenuhi.
“Ya, semua orang bisa bergabung ke Golkar, tapi tentu dengan syarat-syarat. Bergabung aja boleh,” ucap JK, di Hotel Sultan, Jakarta, Jumat (1/3/2024).

Berdasarkan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Golkar, untuk menjadi ketua umum, setidaknya harus sudah lima tahun mengikuti pengkaderan di Golkar. Juga harus pernah menjadi pengurus minimal lima tahun.

“Jadi pengurus ada aturannya. Kalau untuk jadi ketua, atau apa, minimum lima tahun jadi pengurus,” urai Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) ini.
Untuk diketahui, pada Desember tahun ini, Golkar akan menggelar Munas untuk memilih nahkoda baru. Selain Airlangga Hartarto, sejumlah nama dari kalangan internal masuk bursa calon Ketum Golkar. Yakni 2 Waketum Golkar; Agus Gumiwang Kartasasmita dan Bambang Soesatyo, politisi Golkar Bahlil Lahadalila, hingga Ridwan Kamil yang belum lama resmi berjaket Kuning.
Tak hanya dari internal, belakangan juga muncul pihak luar yang dikabarkan bakal jadi Ketum Golkar. Salah satunya adalah Presiden Jokowi. Namun, Jokowi pernah menepis kabar tersebut.

Wakil Ketua Umum Golkar Erwin Aksa ikut membantah kalau Jokowi masuk dalam bursa calon Ketum Golkar. “Kalau itu, nggak pernah ada dalam radar Golkar,” tegasnya dalam Sapa Indonesia Pagi Kompas TV, Senin (11/3/2024).
Ia menegaskan, Golkar tidak pernah mengajak Jokowi untuk bergabung. Beda halnya jika yang bersangkutan maupun orang lain ingin bergabung, Golkar tidak pernah menghalangi.

Mengingat, partai yang dibentuk 59 tahun silam itu, menganut sistem meritokrasi. Yakni, memberikan kesempatan kepada seseorang untuk memimpin berdasarkan kemampuan atau prestasi, bukan kekayaan atau kelas sosial.
“Jadi berjenjang dari bawah. Golkar tidak pernah mengajak bergabung, malah orang yang bergabung gitu, seperti Ridwan Kamil tempo hari,” terang Erwin.

Selain itu, Golkar juga punya AD/ART. Artinya, tidak sembarang orang bisa menjadi ketua umum. Minimal, pernah menjadi pengurus, baik di pusat dan daerah selama satu periode penuh.

Tak sampai di situ. Bakal calon ketua umum juga harus mendapat dukungan 30 persen dari pemilik suara. Kemudian, aktif di partai selama lima tahun.

Dan tentunya, berbagai macam syarat lainnya. Jadi tidak mudah menjadi seorang ketua umum di Partai Golkar. Seperti tadi, sistem di Golkar itu merit,” tegas Erwin.
Lagipula, Jokowi belum menjadi bagian dari Golkar. “KTA belum pernah diterbitkan. Jadi sementara, barangkali belum menjadi anggota Golkar. Mungkin masih di PDIP, barangkali,” seloroh Erwin.
Sementara itu, Airlangga menyebut Golkar dan Jokowi sangat dekat, bahkan sudah rapat. Ia mengklaim, Jokowi sangat nyaman dengan Golkar.
“Jadi karena sudah rapat, sudah beriringan. Lihat saja iklan-iklan Partai Golkar bersama Pak Jokowi. Sehingga tentu itu menunjukkan bahwa kedekatan Pak Jokowi dan kenyamanan Pak Jokowi dengan Partai Golkar,” tuturnya.

Wakil Ketua Umum Golkar Ahmad Doli Kurnia mengatakan, hubungan baik dengan Jokowi terjalin karena Golkar merupakan partai yang konsisten sebagai pengusung dan pendukung Presiden ke-7 RI.

“Bahkan kami juga sering dicanda-candain bahwa Partai Golkar ini lebih Pak Jokowi dari pada partai politik yang lain,” kata Doli.
Ia memastikan, Golkar merupakan partai yang terbuka dan berusaha untuk menyatukan semua elemen bangsa.
“Jangankan seorang presiden, seorang rakyat biasa saja, kalau mereka merasa aspirasinya sama, kepentingannya sama, perjuangannya sama, nilainya sama, dan ingin bergabung dengan Partai Golkar, satu anggota masyarakat saja kami sangat senang sekali. Apalagi seorang presiden,” ucapnya.

Kata Doli, Golkar sangat senang jika Jokowi memang ingin bergabung. Hanya saja, pihaknya belum mendapatkan konfirmasi mengenai status Jokowi di PDIP.
Ia menilai, bergabung atau tidaknya Jokowi ke Golkar sangat politis. Sehingga pembicaraan mengenai hal tersebut tidak semua orang tahu. “Jadi, yang paling tahu antara ketua umum, Pak Jokowi, dan Allah SWT,” ucap Doli.

Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari menyebut, dari beberapa kandidat, Jokowi cukup menarik jika dikaitkan dengan kursi ketum Golkar. Hanya saja, Jokowi tak akan bergabung ke beringin.
“Menurut saya, Pak Jokowi tidak akan masuk ke Partai Golkar. Beliau tidak akan menjadi ketua umum, dan beliau akan tetap menjadi tokoh yang berada di atas semua partai politik,” ungkap Qodari.

Ia justru menyebut nama yang potensial adalah Gibran Rakabuming Raka. Mengingat posisinya yang selangkah lagi menjadi Wapres. Sementara Golkar bagian dari parpol koalisi pendukung Gibran.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo