TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Tolak Penutupan Jalan oleh BRIN, Ratusan Warga Setu Protes Unjuk Rasa

Laporan: Rachman Deniansyah
Jumat, 05 April 2024 | 19:41 WIB
Foto : Instagram @jaraafah
Foto : Instagram @jaraafah

SETU, Ratusan warga Kelurahan Setu dan Muncul menggelar aksi demonstrasi sebagai bentuk protes dan penolakan atas adanya rencana penutupan akses jalan penghubung wilayah Parung-Serpong oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Jumat (5/4/2024).

Dilengkapi dengan spanduk serta kertas bertuliskan protes dan penolakan, mereka terjun ke jalan sembari meneriakan aspirasinya yang ingin agar jalan tersebut tetap dapat digunakan masyarakat.

Salah satu warga yang ikut dalam aksi tersebut, Rusmiati mengatakan, aksi tersebut merupakan pernyataan sikap warga sekitar yang dengan jelas menolak wacana penutupan jalan oleh BRIN.

"BRIN akan melakukam penutupan jalan pada tanggal 6 besok, jalan akan ditutup untuk kendaraan yang akan lewat dari arah Gunung Sindur ke Muncul. Jalan hanya boleh dilalui oleh pegawai saja, warga juga tidak bisa lewat. Ini bentuk suara warga," ujarnya kepada Tangselpos.

Ia menegaskan, penolakan ini bukan tanpa dasar. Menurutnya jika penutupan ini dilakukan, maka banyak dampak negatif yang dirasakan oleh warga.

"Otomatis ini sangat berdampak kepada warga yang mempunyai usaha warung di sekitar jalan tersebut dan mengurangi pendapatan juga. Artinya dalam unjuk rasa tadi, warga bersikukuh agar jalan masih dapat digunakan untuk pengendara umum," tegasnya.

Bukan hanya dari sisi perekonomian saja, penutupan jalan tersebut juga akan membuat akses warga jadi terbatas.

"Kebetulan saya juga guru SDN Muncul 01, itu ada murid yang sekolahnya dari arah Gunung Sindur. Bagaimana jadinya kalau harus melewati jalan yang baru. Jadi lebih jauh, karena muter," imbuhnya.

Ia menegaskan, warga Setu dan Muncul jelas-jelas menolak wacana penutupan jalan tersebut.

Pasalnya, jalan tersebut kini telah menjadi akses utama warga sekitar. Akses tersebut menjadi tulang punggung perekonomian warga.

Terlebih lagi, jalan tersebut telah digunakan warga sekitar sejak puluhan tahun lalu.

"Jika ditutup, kami akan menggelar aksi serupa lebih besar. Bukan hanya warga Kelurahan Setu saja," tegasnya.

Aksi yang dilakukan ratusan warga tersebut, akhirnya berhasil diredam setelah Lurah setempat, Adi turun langsung menemui warga sebagai penyambung lidah.

Saat dihubungi, Adi menerangkan, aksi damai tersebut merupakan bentuk protes warga agar jalan tersebut tetap dapat digunakan.

"Karena bagaimana pun juga jalan tersebut menjadi penyangga ekonomi juga. Jika jalan itu tertutup maka akan berdampak pada perekonomian warga," terangnya.

Setelah ditemui olehnya, seluruh tuntutan warga telah ditampung dan disampaikan ke pihak BRIN.

"Kalau opsinya sih besok tidak ditutup. Karena salah satu tuntutannya jika ditutup maka akan menggelar aksi dengan gelombang yang lebih besar," imbuhnya.

Ia berharap, polemik ini dapat segera berakhir tanpa adanya pihak yang dirugikan.

"Intinya begini, harus ada kajian khusus. Termasuk sosial kemasyarakatannya, dampak-dampaknya. Sehingga lebih baik dan tak terjadi dampak yang lebih banyak lagi. Harapannya, tidak ada kejadian yang tidak diinginkan. Intinya persuasif dulu lah, karena kan perlu sosialisasi," pungkasnya.

Untuk diketahui, wacana penutupan jalan tersebut mencuat setelah adanya surat pemberitahuan perihal pengalihan jalan provinsi yang dikeluarkan oleh BRIN.

Dalam surat tersebut, diberitahukan bahwa per tanggal 6 April 2024 jalan penghubung Parung-Serpong akan ditutup dan dialihkan ke jalan lingkar baru.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo