TangselCity

Ibadah Haji 2024

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Gelar Program Terbang Hemat

BNI, Garuda Dan Lion Group Sinergi Tekan Harga Tiket

Laporan: AY
Sabtu, 27 Agustus 2022 | 12:03 WIB
Menhub Budi Karya Sumadi (tengah) bersama Wamen BUMN, Dirut Garuda, Dirut BNI serta Dirut Lion Air pada peluncuran program hemat terbang. (Ist)
Menhub Budi Karya Sumadi (tengah) bersama Wamen BUMN, Dirut Garuda, Dirut BNI serta Dirut Lion Air pada peluncuran program hemat terbang. (Ist)

JAKARTA - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Lion Air Group, dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk berkolaborasi menawarkan paket penerbangan hemat, lewat Program Terbang Hemat Bersama BNI 2022. Melalui kegiatan ini, masyarakat diharapkan dapat membeli tiket dengan harga lebih terjangkau.

Program ini diselenggarakan di bawah koordinasi Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan Kementerian BUMN (Badan Usaha Milik Negara).

Program Terbang Hemat Bersama BNI 2022 ini diluncurkan di Jakarta, Kamis (25/8). Peluncuran disaksikan langsung oleh Menhub Budi Karya Sumadi, Wakil Menteri II BUMN Kartika Wirjoatmodjo, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra, Owner Lion Air Group Rusdi Kirana, dan Direktur Utama BNI Royke Tumilaar.

BKS-sapaannya, menyampaikan, program ini membuka peluang bagi pengguna moda transportasi udara untuk mendapatkan tiket penerbangan yang lebih terjangkau.

“Langkah ini akan mendukung visi Presiden Jokowi untuk dapat memulihkan pertumbuhan ekonomi. Semoga kolaborasi ini sukses dapat memberi manfaat kepada banyak pihak,” ucap BKS dalam keterangan resmi, Kamis (25/8).

Senada, Wamen Kartika Wirjoatmodjo yang akrab disapa Tiko mengatakan, inisiatif ini untuk menjawab tantangan, di mana banyak orang mulai merasa tiket semakin mahal.

Untuk itu, pihaknya akan mendorong Garuda Indonesia, sebagai maskapai milik Pemerintah, agar proaktif menambah pesawat. Dan, dapat mengoptimalkan kebutuhan perjalanan yang semakin kuat.

Apalagi dengan BNI melakukan program Co-Branding, sambung Tiko, maka akan semakin banyak yang bisa mengakses tiket dengan harga terjangkau.

“Kami ingin aviasi pulih, sehingga ekonomi Indonesia pulih dan bisa kembali menjadi backbone konektivitas,” kata Tiko.

Irfan menimpali, komitmen kerja sama yang terjalin bersama BNI ini wujud sinergitas ekosistem industri transportasi udara. Khususnya melalui kolaborasi bersama sektor perbankan, dalam menjawab kebutuhan masyarakat terhadap layanan penerbangan.

Komitmen ini akan terus kami intensifkan selaras dengan momentum kebangkitan sektor pariwisata nasional,” ucap Irfan.

Ia bilang, jalinan kerja sama dengan BNI telah berlangsung lebih dari 10 tahun pada berbagai gelaran promosi layanan penerbangan. Termasuk penyelenggaraan Garuda Indonesia Travel Fair.

Sementara Dirut BNI Royke menilai, tingkat mobilitas perjalanan domestik maupun luar negeri mengalami pertumbuhan. Ini bersamaan dengan pelonggaran ketentuan perjalanan oleh Pemerintah.

“Kami berharap langkah ini dapat membantu Pemerintah mengembalikan harga tiket pesawat pada keadaan normal. Sekaligus mendorong percepatan pemulihan kinerja sektor pariwisata,” tutur Royke.

Royke menuturkan, perseroan menawarkan berbagai program promosi bersama beberapa mitra setia. Di antaranya Garuda Indonesia, Lion Air Group dan Traveloka.

Tak hanya itu, BNI memiliki berbagai jenis produk Kartu Cobranding Garuda Indonesia dan Batik Air, yang secara khusus memberikan penawaran eksklusif kepada para nasabah.

Program yang BNI tawarkan meliputi Welcome Cashback atau Miles, Cashback untuk Top Spender, Special Mileage Program, hingga Exclusive Privilege di Bandara.

“Yang tentunya juga dilengkapi berbagai fitur menarik lainnya,” pungkas Royke.

Menyoal ini, pengamat transportasi dari Institut Studi Transportasi (Instran) Darmaningtyas menyambut baik kolaborasi lintas sektor dalam mewujudkan harga tiket pesawat terjangkau.

Karena, menurutnya, masalah harga tiket pesawat itu mengacu pada hukum ekonomi, yaitu supply dan demand. Semakin banyak permintaan (demand), tapi pasokannya (supply) terbatas maka harga tiket pesawat naik.

“Kalau semua pihak berkomitmen memberikan program menekan harga tiket perlu diapresiasi,” tegas Darmaningtyas kepada Rakyat Merdeka (Tangsel Pos Group) kemarin.

Sebab, kata Darmaningtyas, dengan banyaknya program yang diberikan pelaku industri akan semakin mendongkrak supply and demand yang cukup. Apalagi jika diiming-imingi potongan harga, maka permintaan biasanya akan meningkat.

Ia menyoroti soal harga avtur dan landing fee yang tinggi, yang berkontribusi pada kenaikan harga tiket. Menurutnya, jika harga tiket ingin diturunkan, ia menyarankan perbanyak maskapai dan pemain. Sehingga muncul persaingan yang sehat.

“Saat ini dengan terbatasnya jumlah maskapai, otomatis persaingan tidak sehat, harga bisa dikendalikan oleh salah satu pihak saja,” kata dia.

Untuk itu, Darmaningtyas menegaskan, sudah menjadi tugas Kementerian BUMN untuk menyehatkan kembali Garuda agar menjadi maskapai nasional yang andal. Dan, statusnya sebagai BUMN, maka harga tiket Garuda sudah sewajarnya dapat dikendalikan oleh regulator.

Sementara Pengamat Bisnis Penerbangan Gatot Raharjo meminta kepada Pemerintah, untuk lebih tegas mengenai harga tiket pesawat oleh maskapai penerbangan. Baik itu BUMN maupun swasta.

Menurut Gatot, harga tiket penerbangan sekarang cukup mempengaruhi pergerakan masyarakat, sehingga berdampak ke perekonomian nasional. Apalagi harga tiket pesawatselalu menjadi salah satu penyebab inflasi.

“Karena tugas Pemerintah itu mengatur, mengawasi dan mengendalikan, termasuk dalam bisnis penerbangan,” tuturnya.

Gatot bilang, Pemerintah harus berposisi sebagai pemegang kekuasaan tertinggi di industri penerbangan. Pemerintah selaku pembuat aturan berhak menentukan tarif pesawat hingga mengatur modal dan kepemilikan maskapai. (rm.id)

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo