TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo
Puan Ketemu Airlangga Hari Ini

Sebelum Naik Kuda, Banteng Neduh Di Beringin

Laporan: AY
Sabtu, 03 September 2022 | 10:02 WIB
Puan Maharani. (Ist)
Puan Maharani. (Ist)

JAKARTA - Puan Maharani melanjutkan safari politiknya hari ini. Rencananya, Ketua DPR perempuan pertama itu, akan bertemu Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto. Setelah itu, Puan akan bertemu Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto. Dengan Prabowo, Puan diagendakan naik kuda. Jadi, sebelum naik kuda, politisi banteng ini memilih berteduh dulu di beringin ya...

Rencana Puan ketemu Airlangga dan Prabowo sudah ramai tersiar di dunia nyata dan dunia maya. Masing-masing pihak sudah mengiyakan rencana pertemuan ini. Namun, untuk jamnya belum diinfokan.

Lalu, apa yang akan dibahas Puan dengan Airlangga? Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto menyebut, sejumlah isu akan dibahas, tetapi sangat normatif.

"Kalau dengan Pak Airlangga, karena kapasitas beliau sebagai Ketua Umum Golkar, juga sebagai Menko Perekonomian, tentu saja situasi perekonomian kita saat ini. Itu jadi materi yang kita bahas," ungkap Hasto, di Sekolah PDIP, Lenteng Agung,Jakarta, kemarin.

Begitu juga agenda pertemuan dengan Prabowo, di Hambalang, Kabupaten Bogor, tak lepas dari ruang lingkup jabatannya sebagai Menteri Pertahanan. Sebab, Indonesia bakal menghadapi pertarungan geopolitik.

Hasto memastikan, dalam safari politik akhir pekan ini, Puan bertindak sebagai tamu. Sehingga, jika diibaratkan, PDIP terlebih dahulu mengetuk pintu Golkar dan Gerindra. Ketika pintu dibuka, dan dipersilakan, barulah PDIP masuk.

Ketua DPP Golkar, Lamhot Sinaga menganggap, pertemuan Airlangga dan Puan sebatas membangun komunikasi politik. Ia juga tidak bisa berandai-andai mengenai hasil pembahasan kedua tokoh tersebut.

Hanya saja, apapun lobiannya, Golkar tetap akan mengusung Airlangga sebagai capres. Sekalipun ada tawaran dari PDIP, misalkan mengusung Airlangga-Puan, itu akan dibicarakan dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).

Menurutnya, Golkar tidak akan meninggalkan KIB, apalagi membangun poros koalisi lain. Pasalnya, partai berlogo beringin merupakan salah satu yang memprakarsai pembentukan KIB bersama PPP dan PAN. Meski begitu, KIB tetap membuka diri jika ada parpol lain yang akan bergabung, termasuk PDIP. Apalagi jika ada kesamaan visi-misi dan perspektif, koalisi bisa saja terjadi.

Jika kemudian PDIP tetarik dengan platform yang diusung KIB, seperti misalnya ketahanan pangan dan energi, lalu seperti politik identitas, kesamaan ini bisa saja membangun koalisi besar. Kembali, PDIP apakah ingin bergabung atau tidak," ulas Lamhot.

Lalu apa kata elite Gerindra? Ketua Harian DPP Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad mengatakan, selaku tuan rumah, pihaknya sudah mempersiapkan diri menjamu Puan. Adapun hal menarik di kediaman Prabowo adalah berkuda. "Sayang sekali kalau kemudian nggak dicoba," cetusnya.

Hanya saja, Dasco belum mengetahui apa yang akan dibahas kedua tokoh ini. "Agenda pembahasannya belum kita bicarakan," tuturnya.

Apa kata pengamat soal safari Puan? Pakar komunikasi dan pemasaran politik Universitas Gadjah Mada (UGM), Nyarwi Ahmad memprediksi, safari politik Puan tidak akan mengubah peta koalisi. Dengan analisis yang ia miliki, kecil kemungkinan PDIP bergabung dengan KIB.

Pertama, perolehan suara KIB sudah cukup untuk mengajukan capres-cawapres dari internal. KIB sudah punya 148 kursi. Rinciannya, Golkar 85 kursi, PAN 44 kursi, dan PPP 19 kursi.

Analisis kedua, walau belum mengumumkan secara resmi capres-cawapres yang diusung, KIB akan berpikir ulang mengusung Puan. Karena, elektabilitas dan popularitas Puan masih ngedrop di kalangan pemilih.

Sementara, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komarudin justru menilai, kehadiran PDIP akan menggangu kemesraan Gerindra dengan PKB. Gerindra dengan suara yang lebih banyak dibanding PKB, akan memasang Prabowo sebagai capres. Sementara Ketum PKB Muhaimin Iskandar sebagai cawapresnya.

Konfigurasi itu bakal berantakan jika PDIP sebagai pemilik kursi terbanyak masuk ke koalisi. "Kalau di tengah jalan bergabung, suka tidak suka, senang tidak senang, akan memperumit situasi, akan bercerai berai itu. Dan PKB pasti akan keluar, pasti tidak mau," ulas Ujang.

Ada dua alasan. Pertama, pamor Imin jelas kalah dari calon yang akan diusung PDIP. Kedua, kursi yang dimiliki PDIP lebih besar ketimbang PKB, dan Gerindra itu sendiri. Artinya, jika PDIP bergabung ke koaliasi Gerindra-PKB, bargening Imin sangat kecil. (rm.id)

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo