TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Haji 2025

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers

Raksasa Spanyol Barcelona Ditahan 3-3 Inter Milan, Laga Semifinal Serasa Final

Reporter: Farhan
Editor: AY
Jumat, 02 Mei 2025 | 06:56 WIB
Laga Barcelona vs Inter Milan. Foto : Ist
Laga Barcelona vs Inter Milan. Foto : Ist

SPANYOL - Duel sengit dua raksasa Eropa di ajang Liga Champions berakhir imbang. Raksasa Spanyol Barcelona asuhan Hansi Dieter Flick dipaksa bermain imbang dengan skor 3-3 oleh raksasa Italia Inter Milan asuhan Simone Inzaghi.

 

Duel sengit itu terjadi pada leg pertama babak semi final Liga Champions 2024/2025. Pertandingan antara Barcelona berjuluk Blaugrana alias Si Biru Merah Tua melawan Inter Milan yang berjuluk Nerazzurri alias Si Biru Hitam berlangsung di Stadion Olimpiade Lluís Com­panys, Barcelona, Catalunya, Spanyol, Kamis (1/5/2025) dini hari WIB.

 

Duel sengit berlangsung 90 menit. Nerazzurri tampil efisien untuk menahan tuan rumah. Kedua tim punya motivasi besar.

 

Kali ini Inter Milan layak diacungi jempol untuk permainan efisien. Il Biscione alias Si Ular Besar bahkan unggul lebih dahulu lewat gol-gol Marcus Thuram pada menit ke-1 dan Denzel Dumfries dengan brace atau dua gol yakni pada menit ke-21 dan ke-63.

 

Meski demikian, Barca menunjukkan kelas mereka dengan mengejar ketinggalan melalui aksi Lamine Yamal pada menit ke-24, Ferran Torres pada menit ke-38, dan own goal Yann Sommer pada menit ke-65.

 

Hasil imbang 3-3 berarti duel leg kedua pekan depan di Gi­useppe Meazza bakal lebih sengit dan jadi penentu tim lolos ke final.

 

Denzel Dumfries pantas ditun­juk sebagai pemain terbaik alias man of the match dari pertandin­gan tersebut.

 

Dumfries terlibat langsung dalam ketiga gol Inter di laga ini. Dia membuat dua gol dan satu assist, kontribusi luar biasa untuk ukuran wing-back kanan.

 

Pemain berusia 29 tahun ini tampil selama 81 menit. Dum­fries juga tercatat sebagai pe­main yang memenangi duel terbanyak (9) di antara pemain lain di lapangan.

 

Pergerakan Dumfries juga sangat efisien. Dia hanya 37 kali membuat sentuhan bola dan hanya membuat 6 umpan akurat.

 

Aksi dan kontribusi Dumfries di laga ini diberi rapor 9,3 oleh FotMob, tertinggi di antara pe­main lain di lapangan.

 

Di laga ini, Henrikh Mkhi­taryan mengalami momen pahit. Golnya dianulir Video Assistant Referee (VAR) karena offside beberapa sentimeter saja.

 

Inter tampil mengejutkan dengan mencetak gol cepat le­wat backheel Marcus Thuram. Dua gol dari Denzel Dumfries sempat membawa Inter unggul. Namun, Barcelona membalas melalui Lamine Yamal, Ferran Torres, dan gol bunuh diri Yann Sommer.

 

Inter hampir menang ketika Mkhitaryan mencetak gol ke­empat di menit ke-75. Namun, teknologi offside semi-otomatis menunjukkan ujung sepatunya melewati garis.

 

Henrikh Mkhitaryan sangat terpukul oleh keputusan terse­but. Ia mengaku akan terus mengingat momen itu seumur hidupnya.

 

“Saya mungkin akan terus memikirkannya seumur hidup,” kata sang gelandang kepada Amazon Prime Video Italia.

 

Itu terjadi di momen di mana kami bisa unggul, sayangnya saya offside 2-3 sentimeter. Kami tetap mengangkat kepala, kami berharap bisa meraih hasil positif di leg kedua juga.”

 

Hasil imbang di leg pertama membuat segalanya akan ditentu­kan di San Siro. Pertemuan kedua pada Rabu, 7 Mei mendatang di­prediksi akan berlangsung sengit.

 

Mkhitaryan menyadari laga itu tidak bisa diprediksi. “Saya tidak bisa mengatakan apa yang akan terjadi di leg kedua,” ujarnya.

 

Namun, ia yakin Inter punya ruang untuk berkembang. “Kami bisa lebih baik dalam menyerang dan menguasai bola. Barcelona adalah tim yang sangat kuat, tapi begitu juga kami,” tutupnya.

 

Inter sempat memimpin 3-2 di babak kedua lewat brace Dum­fries. Barca kemudian membalas setelah Yann Sommer tercatat membuat gol bunuh diri dan laga tuntas 3-3.

 

Ini menjadi pertanda positif untuk Inter. Sebab, pasukan Sim­one Inzaghi sebelum melawan Barcelona sudah menelan tiga kekalahan beruntun.

 

“Itu penampilan yang bagus, setelah tiga kekalahan berturut-turut, saya melihat Inter yang se­benarnya. Kami bermain dengan sepenuh hati, saya bangga,” kata Dumfries kepada Amazon Prime Video Italia.

 

“Tentu saja kami ingin menang, tetapi ini adalah per­tandingan yang bagus, semuan­ya terbuka lebar dan kami akan lihat di San Siro,” ujarnya.

 

Hasil ini membuat peluang kedua tim untuk ke final masih nyata sama rata 50 persen. Leg kedua selanjutnya berlangsung di markas Inter pada tengah pekan depan.

 

Sedangkan pemain muda Bar­celona, Lamine Yamal, tampil luar biasa dalam pertandingan tersebut. Pada usia 17 tahun, ia mencetak gol spektakuler dan tampil memukau sepanjang laga.

 

Yamal mencetak gol pertamanya dalam laga ke-100 bersama Barcelona. Ia juga berperan dalam terciptanya gol ketiga lewat aksi cerdik membiarkan bola lewat di antara kakinya.

 

Dengan hasil imbang ini, leg kedua di Giuseppe Meazza pekan depan dipastikan akan sangat ketat. Kedua tim memi­liki peluang yang sama untuk melaju ke final.

 

Lamine Yamal kembali menjadi sorotan dunia setelah penampilan menakjubkannya melawan Inter Milan. Ia menun­jukkan kualitas luar biasa di usia yang sangat muda, 17 tahun.

 

Ia mencetak gol pertama Bar­celona dalam laga semifinal Liga Champions tersebut. Aksinya menunjukkan teknik dan ke­tenangan yang jarang dimiliki pemain seusianya.

 

Yamal juga membantu ter­ciptanya gol ketiga dengan membiarkan bola mengalir ke arah Raphinha. Ia bahkan nyaris mencetak gol kemenangan di menit akhir, tetapi bola memben­tur mistar gawang.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit