MU-Spurs Di Final Liga Eropa, Duel Tim Pesakitan

INGGRIS - Ruben Amorim stres memikirkan penderitaan suporter MU. Sementara, Ange Postecoglou yakin banyak orang takut Spurs akan meraih trofi.
All English Final di Stadion San Mames, Bilbao pada Kamis (22/5/2025) dini hari WIB jadi final keenam yang mempertemukan dua klub Inggris di Eropa. Kepastian datang usai Manchester United (MU) dan Tottenham Hotspur menang dalam leg kedua semifinal Liga Eropa pada dinihari, kemarin.
Di Old Trafford, MU yang sempat tertinggal 0-1 di babak pertama, malah menghancurkan Athletic Bilbao 4-1 di sisa 20 menit pertandingan. Dua gol Mason Mount, dan sisanya dicetak Rasmus Hojlund serta Casemiro membuat MU unggul agregat 7-1! Pada leg pertama di kandang Bilbao, MU menang 3-0.
Langkah Setan Merah diikuti Spurs yang menyingkirkan wakil Norwegia Bodo/Glimt dengan agregat total 5-1. Menang 3-1 di London Utara, Spurs lantas menang 2-0 di Norwegia.
Bagi MU dan Spurs, ini kesempatan terakhir mereka meraih trofi Liga Eropa dan lolos ke Liga Champions musim depan. Pasalnya, kedua raksasa pesakitan itu buruk sekali di Liga Inggris musim ini.
MU saat ini ada di posisi ke-15 dengan raihan 39 poin, sementara Spurs ada di posisi ke-16 dengan koleksi 38 poin.
Terakhir All English Final terjadi Liga Champions 2020/2021, saat Chelsea menang 1-0 atas Manchester City lewat gol Kai Havertz. Lalu dua musim sebelumnya, Spurs kalah 0-2 dari Liverpool.
Pada 2019 juga, Chelsea mengalahkan Arsenal 4-1 di final Liga Eropa. Lalu, Chelsea vs MU di final Liga Champions 2007/2008, yang dimenangi Setan Merah lewat adu penalti.
Pertemuan pertama tim Inggris di final kompetisi Eropa adalah Spurs vs Wolverhampton di final Piala UEFA 1972, di mana The Lilywhites jadi juaranya. Chelsea dan Spurs paling sering terlibat di All English Final, sebanyak tiga kali.
Ini hal paling minimal yang bisa kami lakukan untuk para suporter, atas dukungan luar biasa yang mereka berikan sepanjang musim yang berat ini,” kata pelatih MU Ruben Amorim, usai mengandaskan Bilbao.
Eks pelatih Sporting Lisbon itu memahami penderitaan para Mancunian. Bahkan sampai stres memikirkannya.
Saya sudah stres karena final. Kalau kami gagal juara, semua ini sia-sia. Tapi kami senang bisa sampai ke sana, jadi kita lihat saja nanti. Saya seharusnya jadi manajer yang lebih baik, dan tim juga seharusnya tampil lebih baik. Di Eropa kami tampil cukup bagus, tapi di Liga Primer kami memang kesulitan,” terang Amorim.
Dari kubu Spurs, pelatih Ange Postecoglou tak peduli dengan performa timnya. Dia meyakini, banyak orang takut melihat Spurs akhirnya meraih trofi. Seperti diketahui, Spurs tak pernah meraih trofi sejak Carabao Cup 2008, dan tak pernah meraih trofi Eropa sejak Piala UEFA pada 41 tahun lalu.
“Ini akan membuat banyak orang kesal, bukan? Perdebatan sekarang sedang memanas. Mereka hanya akan berfoto bersama, karena kami tidak layak,” ujar Postecoglou.
“Maksudnya, siapa yang peduli jika kami sedang berjuang di Liga Inggris? Tak ada hubungannya kami ke final Liga Eropa. Kami dan Manchester United berhak ada di sana,” tandas pria asal Yunani itu.
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Galeri | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu