Inggris Ancam Tuntut Roman Abramovich Atas Duit Penjualan Chelsea

INGGRIS - Pemerintah Inggris menyatakan siap menuntut mantan pemilik klub sepak bola Chelsea Roman Abramovich, untuk memastikan uang hasil penjualan The Blues masuk ke Ukraina.
Duit hasil penjualan klub sebesar 2,5 miliar poundsterling telah dibekukan di rekening bank Inggris, sejak The Blues dijual pada Maret 2022.
Chelsea dilepas menyusul sanksi yang diterima Abramovich, pasca invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina pada Februari 2022.
Pemerintah Inggris menginginkan uang tersebut digunakan untuk bantuan kemanusiaan Ukraina. Namun, Abramovich mengungkapkan keinginannya untuk memberikan uang tersebut kepada semua korban perang di Ukraina.
Dalam pernyataan bersama, Menteri Keuangan Rachel Reeves dan Menteri Luar Negeri David Lammy memastikan, Inggris siap menempuh jalur hukum jika diperlukan. Sekalipun pintu negosiasi tetap terbuka.
Inggris ingin memastikan, orang-orang yang menderita di Ukraina dapat memperoleh manfaat dari hasil penjualan Chelsea secepat mungkin.
"Kami sangat frustrasi, karena sejauh ini belum mungkin mencapai kesepakatan dengan Abramovich terkait hal tersebut," demikian bunyi pernyataan bersama tersebut, seperti dikutip BBC, Selasa (3/6/2025).
Penundaan pencairan dana disebut berpusat pada ketidaksepakatan antara pemerintah Inggris dan pengacaranya.
Abramovich merupakan seorang miliarder Rusia yang memperoleh kekayaannya dari minyak dan gas. Dia mendapat lisensi khusus untuk menjual Chelsea setelah invasi Rusia ke Ukraina, asalkan dia dapat membuktikan bahwa dirinya tidak akan memperoleh manfaat dari penjualan tersebut.
Abramovich yang membantah memiliki hubungan yang dekat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, tidak dapat mengakses total hasil penjualan Chelsea sebesar 2,5 miliar poundsterling berdasarkan sanksi Inggris. Namun, secara hukum, uang tersebut masih menjadi miliknya.
Ketika mengumumkan keputusan untuk menjual klub tersebut, Abramovich mengatakan hasil penjualan akan disumbangkan melalui sebuah yayasan. Demi kepentingan semua korban perang di Ukraina, termasuk mereka yang berada di Rusia.
Namun, hal tersebut ditolak pemerintah Inggris, dengan menekankan dana tersebut mestinya hanya digunakan untuk upaya kemanusiaan di Ukraina.
Tahun lalu, Komite House of Lords menyebut situasi ini tidak bisa dipahami. Pemerintah Inggris dan Abramovich dinilai kurang gercep mengatasi masalah tersebut.
"Seharusnya, ada komitmen yang lebih mengikat antara kedua pihak," demikian bunyi laporan tersebut.
TangselCity | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 14 jam yang lalu
Ekonomi Bisnis | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu