Prabowo Prihatin, Iran Dan Israel Saling Serang

SINGAPURA - Presiden Prabowo Subianto menyatakan keprihatinan mendalam atas perang yang terjadi antara Israel Vs Iran yang sudah berlangsung selama empat hari dan memakan korban jiwa, serta hancurnya berbagai fasilitas.
“Kami menyatakan keprihatinan mendalam atas situasi konflik Israel-Iran,” kata Prabowo saat menggelar jumpa pers bersama dengan Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong usai pertemuan Leaders’ Retreat yang digelar di Parliament House, Singapura, Senin (16/6/2025).
Prabowo berharap Israel-Iran menempuh jalur damai dalam menyelesaikan konflik. “Kami menekankan pentingnya solusi damai, negosiasi, dan kami menyerukan gencatan senjata segera,” ujar Prabowo.
Selain itu, Prabowo juga bicara konflik di Gaza. Prabowo meminta konflik di Gaza segera diakhiri. Prabowo menegaskan, kedua negara memiliki keprihatinan mendalam atas eskalasi konflik di Timur Tengah, khususnya di Gaza serta meningkatnya ketegangan antara Israel dan Iran.
“Kami membahas masalah regional dan global. Kami menyatakan keprihatinan mendalam atas situasi di Gaza dan eskalasi konflik Israel-Iran,” ujar Prabowo mengulang harapannya.
Selain menyoroti kondisi Timur Tengah, Prabowo dan PM Wong menyinggung situasi di Myanmar. Kedua kepala negara menekankan pentingnya keterlibatan konstruktif untuk mencapai penyelesaian damai.
“Mengenai Myanmar, kami sepakat bahwa kami juga harus berkonsentrasi untuk mencapai keterlibatan dan hasil yang damai di Myanmar,” kata Prabowo.
PM Wong juga menyampaikan komitmen Singapura untuk terus memperkuat kerja sama di kawasan bersama negara-negara anggota ASEAN. “Sebagai anggota pendiri ASEAN, kami akan terus bekerja sama dengan sesama negara anggota ASEAN untuk memperkuat kawasan kami dan menegakkan sistem multilateral yang berdasarkan aturan,” kata PM Wong.
Prabowo menegaskan, Indonesia dan Singapura memiliki peran strategis dalam menjaga perdamaian dan memperkuat tatanan internasional berbasis hukum.
Iran-Israel Saling Serang
Perang Iran-Israel makin panas. Kedua negara saling serang menggunakan kekuatan tempur yang sama-sama mematikan. Melihat banyaknya korban jiwa, infrastruktur yang rusak, kali ini Israel dapat lawan sepadan.
Perang Iran-Israel memasuki hari ke-4, rudal balistik, jet tempur, dan drone masih terlihat berseliweran di langit Timur Tengah.
Sejak Jumat (13/6/2025), Israel telah melancarkan serangan besar-besaran bertajuk Operation Rising Lion. Lebih dari 200 pesawat tempur dan satuan elite Mossad dikerahkan ke 12 kota besar Iran. Termasuk mengincar fasilitas nuklir Natanz, Fordow, markas rudal di Tabriz dan Esfahan, hingga pemukiman sipil di Teheran.
Iran tak tinggal diam dan mengaktifkan Operation True Promise III. Ratusan rudal balistik, termasuk Shahab 3 dan Qassem Bassir ditembakkan. Drone kamikaze dan delta-wing membombardir Tel Aviv, Haifa, Bat Yam, dan Petah Tikva.
Sebagian serangan Iran berhasil dicegat sistem pertahanan Israel seperti Iron Dome dan David’s Sling. Namun, masih ada puluhan rudal Iran yang lolos, menghantam rumah, sekolah, dan jalanan umum.
Data menunjukkan, hingga kini serangan Iran menyebabkan 18 orang tewas hingga ratusan orang cedera. Sementara korban di wilayah Iran dilaporkan mencapai lebih dari 224 orang, termasuk Komandan Garda Revolusi Iran (IRGC) Hossein Salami dan Mohammad Bagheri, serta ilmuwan nuklir ternama Fereydoon Abbasi dan Mohammad Mehdi Tehranchi.
“Setelah 65 jam agresi oleh rezim Zionis, 1.277 orang telah terluka. 224 wanita, pria, dan anak-anak telah menjadi martir,” tulis juru bicara Kementerian Kesehatan Iran Hossein Kermanpour di media sosial X, dikutip Senin (16/6/2025).
Meski dari segi korban lebih banyak, nyatanya serangan balasan Iran berhasil membuat kerusakan hebat di sejumlah pusat kota Israel. Bahkan, menembus kompleks kediaman Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Caesarea.
Hingga kini, sejumlah gedung sipil dan militer Israel berhasil dibuat runtuh hingga memutus suplai listrik dan air. Akibatnya, rumah sakit kolaps, warga antre di pinggir jalan cari air, atau mencari pengungsian. Kepanikan terlihat dari warga Israel. Pemandangan yang biasa dilihat di Gaza, kini terjadi di jantung Israel.
Tel Aviv yang merupakan Ibu Kota Israel, terlihat begitu semrawut dan hampir mirip dengan Gaza, Palestina. Gedung-gedung di wilayah tersebut hancur, sementara petugas darurat menyisir reruntuhan untuk mencari korban. Jalanan di kota itu juga dipenuhi puing-puing, mobil rusak, dan pecahan kaca.
Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) menegaskan, serangan Iran ke Israel akan terus berlanjut. Bahkan, Operasi True Promise III dan operasi-operasi selanjutnya diklaim akan lebih dahsyat dari sebelumnya.
Serangan ke depan akan lebih parah, lebih tepat sasaran, dan lebih merusak daripada yang sebelumnya,” kata IRGC dalam sebuah pernyataan.
Meski seruan untuk gencatan senjata terus datang dari berbagai negara, baik Tel Aviv maupun Teheran tampaknya tak terpengaruh. Bagi Israel, ancaman nuklir Iran tidak bisa diabaikan. Sedangkan bagi Iran, serangan Israel adalah bukti dominasi asing yang harus ditantang dengan segala cara.
Jual beli serangan antara Iran-Israel otomatis bikin dunia makin tegang. Apalagi, senjata yang digunakan kualitasnya bukan kaleng-kaleng. Israel mengerahkan hampir 200 jet tempur, termasuk pesawat tempur paling canggih buatan Amerika Serikat (AS) yakni F-15, F-16, dan F-35. Jumlah ini setara 60 persen kekuatan udara Tzahal, nama militer Israel.
Menurut CNN, senjata yang dipakai Israel mayoritas buatan Amerika. Tak hanya jet tempur, bom pintar, rudal jelajah, hingga sistem komunikasi dan intelijen disuplai langsung oleh Washington.
Amerika juga siaga penuh dan memarkir gugus tempurnya di laut dekat Iran. Kapal induk USS Carl Vinson jadi pusat komando, didampingi kapal perang USS Princeton dan USS Sterett. Di udara, Jet F/A-18E/F, pesawat intai EA-18G Growler, sampai helikopter tempur MH-60 Seahawk berjaga. Selain senjata yang siaga, ada 40 ribu tentara AS di Timur Tengah.
Iran pun murka. Kementerian Luar Negeri Iran menuding Israel tak akan berani menyerang tanpa restu Washington. “Artinya, AS juga bertanggung jawab atas eskalasi ceroboh ini,” begitu bunyi pernyataan resmi Teheran.
Sebagai balasan, Iran mengandalkan alutsista buatan dalam negeri. Drone tempur, rudal balistik, sampai rudal hipersonik dikerahkan. Antara lain drone Shahed, Mohajer, Kaman, Raad, hingga Fotros.
Untuk rudal, Iran punya yang jarak pendek, menengah, sampai yang bisa terbang 2.000 kilometer lebih. Ada Khorramshahr, Qassem, dan yang bikin dunia merinding adalah rudal hipersonik Fattah. Kecepatannya bisa 13 kali kecepatan suara.
Varian terbaru rudal Iran bisa membawa hulu ledak seberat 2 ton. Setara guncangan gempa kalau meledak di permukaan. “Kami tidak ragu menyasar pangkalan militer AS jika perang ini berlanjut,” ancam Kementerian Pertahanan Iran.
Dalam pernyataannya, Netanyahu menegaskan bahwa AS telah memberikan dukungan besar dalam operasi militernya ke Iran. Dia juga memuji kepemimpinan Presiden AS Donald Trump.
Amerika Serikat tentu saja membantu pertahanan, sangat membantu. Saya sangat menghargai kepemimpinan tegas Presiden Trump dalam masalah ini,” ujar Netanyahu, Senin (16/6/2025).
Di balik konflik ini, Netanyahu ternyata punya agenda lain. Dia menyebut pergantian rezim di Iran mungkin bisa menjadi akibat dari rentetan serangan militer Israel ke negara tersebut.
“Kami tidak dapat membiarkan rezim paling berbahaya di dunia memiliki senjata paling berbahaya di dunia,” ujarnya.
Presiden Iran Masoud Pezeshkian angkat bicara. Dia menegaskan negaranya tidak berniat untuk mengembangkan senjata nuklir. Iran, kata dia, hanya memperjuangkan haknya untuk memiliki energi nuklir dan melakukan penelitian nuklir.
Kami berdiri teguh dalam mencapai hak ini dan tidak takut pada kekuatan apa pun dalam mengamankan apa yang menjadi hak kami,” tegas Pazeshkian dilansir Al Arabiya, Senin (16/6/2025),
Pezeshkian juga menegaskan, pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei telah menentang senjata pemusnah massal. Sehingga teknologi nulirnya bukan untuk menyerang negara lain.
Di sis lain, dia menyerukan warganya untuk mengesampingkan perbedaan dan bersatu melawan Israel. “Kita harus berdiri teguh melawan agresi kriminal genosida ini dengan persatuan dan koherensi,” tegasnya.
Diketahui, perang ini bukan cuma adu senjata. Ini juga adu pengaruh global. AS jelas memihak Israel. Presiden Donald Trump bahkan mendorong pihak bertikai saling serang untuk mencapai kesepakatan damai.
Saya pikir sudah waktunya untuk mencapai kesepakatan. Tapi, terkadang mereka harus bertempur habis-habisan,” cetus Trump dilansir Al Arabiya, Senin (16/6/2025).
Melihat konflik yang belum reda, dunia ikut bergerak. Presiden Rusia Vladimir Putin mengambil langkah diplomasi dengan menghubungi Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan melalui telepon. Keduanya setuju untuk menyerukan pertempuran segera diakhiri.
“Termasuk yang terkait dengan program nuklir Iran, diselesaikan secara eksklusif melalui cara-cara politik dan diplomatik,” kata kantor kepresidenan Rusia dilansir kantor berita AFP, Senin (16/6/2025).
Putin juga sempat berbicara via telepon secara terpisah dengan Presiden Iran Masoud Pezeshkian dan PM Israel Benjamin Netanyahu. Dalam percakapan itu, Putin menyatakan kesiapannya untuk memberikan layanan mediasi guna mencegah eskalasi ketegangan lebih lanjut.
Sementara dari kawasan Asia, Presiden China Xi Jinping mendesak semua pihak untuk segera mengambil langkah guna meredakan ketegangan. Negeri Tirai Bambu khawatir perang antara Israel-Iran bisa mengganggu stabilitas global dan ekonomi dunia.
“Demi mencegah kawasan ini jatuh ke dalam kekacauan yang lebih besar, dan menciptakan kondisi untuk kembali ke jalur yang benar dalam menyelesaikan masalah melalui dialog dan negosiasi,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Guo Jiakun, dikutip AFP, Senin (16/5/2025).
Nasional | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Galeri | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 9 jam yang lalu