Korban Tewas Di Palestina Capai 57 Ribu, Sekjen PBB: Gaza Kritis

ISRAEL - Agresi militer Israel ke Gaza sejak Oktober 2023 telah membunuh 57 ribu warga Palestina dan melukai 135 ribu lebih warga. Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menyebut kondisi Gaza saat ini tengah kritis!
Dalam pernyataannya yang dikutip AFP, Guterres menyampaikan keprihatinan mendalam atas serangkaian serangan Israel terhadap lokasi pengungsian dan area distribusi bantuan yang menewaskan puluhan warga sipil.
PBB memperingatkan blokade bahan bakar selama lebih dari 17 minggu telah membuat layanan vital seperti ambulans, air bersih, dan inkubator bayi nyaris lumpuh.
“Tanpa pasokan bahan bakar yang mendesak, sisa-sisa harapan terakhir mulai menghilang,” ujar Guterres dalam pernyataannya yang disampaikan Juru Bicara PBB, Stephane Dujarric.
Serangan Israel ke Gaza makin membabi buta pasca mereka melakukan gencatan senjata dengan Iran. Militer Israel menyatakan agresi akan berlanjut sampai Hamas benar-benar hancur.
Pihak Palestina mencatat, dalam sehari, 138 warga tewas. Bahkan, 62 warga tewas ditembaki Israel saat sedang mengambil bantuan.
Salah satu korban adalah Khader (19 tahun), yang ditembak mati saat hendak mengambil makanan dari pusat distribusi bantuan yang dikelola Gaza Humanitarian Foundation (GHF), lembaga bantuan yang bahkan didukung Amerika Serikat.
“Saya kehabisan kata-kata. Orang-orang berkorban demi sesuap makanan. Tidak ada yang peduli, tidak Hamas, tidak Israel, tidak negara Arab,” ujar Mahmoud Qassem, ayah Khader sedih.
Di tengah kecamuk perang, Hamas menyatakan siap memulai negosiasi gencatan senjata dengan Israel yang diajukan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Menurut laporan Al Jazeera, Hamas memberikan tanggapan positif setelah berkonsultasi dengan pasukan dan faksi-faksi sekutunya. Kelompok Jihad Islam juga mendukung negosiasi, tetapi meminta jaminan tegas Israel tidak akan kembali menyerang setelah para sandera dibebaskan.
Proposal yang ditawarkan Trump ini mencakup rencana gencatan senjata selama 60 hari, serta pembebasan 58 tawanan Israel, baik yang hidup maupun yang telah meninggal. Rencana pembebasan sandera akan dilakukan secara bertahap, dimulai dengan pembebasan 8 orang hidup di hari pertama, dan diakhiri dengan 8 jenazah tawanan di hari ke-60.
Trump juga menekan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu agar menyetujui proposal tersebut. Netanyahu dijadwalkan mengunjungi Gedung Putih pekan depan.
Namun, dalam pernyataan terpisah, Netanyahu kembali menegaskan bahwa tidak akan ada masa depan bagi Hamas di Gaza. “Saya memiliki komitmen mendalam untuk memastikan semua warga kami yang diculik kembali. Semua,” kata Netanyahu, dikutip dari Al Jazeera.
Menteri Luar Negeri Israel Gideon Sa’ar mengatakan, peluang untuk membebaskan sandera tidak boleh disia-siakan. Tapi sejumlah pejabat militer Israel mengancam akan meningkatkan serangan ke pusat-pusat populasi di Gaza jika negosiasi gagal.
Sementara, Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan menyerukan gencatan senjata permanen sebagai prasyarat terbentuknya negara Palestina.
Israel menghancurkan Gaza dan membunuh warga sipil. Ini tidak perlu, tidak bisa diterima, dan harus dihentikan,” tegas Pangeran Faisal, dikutip Reuters.
Saudi berharap kepemimpinan Presiden Trump dapat menjadi kunci penyelesaian konflik yang telah berlangsung puluhan tahun ini.
TangselCity | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Opini | 1 hari yang lalu
Olahraga | 12 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu