TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Haji 2025

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers

Sejak Diluncurkan Januari, Penerima MBG Sudah Tembus 6 Juta

Reporter: Farhan
Editor: AY
Kamis, 17 Juli 2025 | 09:47 WIB
Siswa penerima MBG. Foto : Ist
Siswa penerima MBG. Foto : Ist

JAKARTA - Sejak diluncurkan Januari 2025 lalu, penerima Makan Bergizi Gratis (MBG) telah mencapai 6 juta orang. Badan Gizi Nasional (BGN) menargetkan penerima program unggulan Presiden Prabowo Subianto ini, bisa mencapai 20 juta orang pada Agustus 2025. 

Kepala BGN Dadan Hindayana mengatakan, sebanyak 2.007 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur MBG telah menyalurkan menu makanan sehat kepada 6,2 juta penerima. “Alhamdulillah, dalam waktu 6,5 bulan kita sudah bisa mencapai target. Ini adalah milestone ketiga,” ujar Dadan saat memberikan keterangan pers di Sleman, Yogyakarta, Selasa (15/7/2025).

 

Menurut Dadan, milestone pertama tercapai saat peluncuran dan eksekusi program pada Januari, disusul capaian 3 juta penerima pada April 2025. Kini, dengan 6 juta penerima, BGN tengah bersiap mengejar target 20 juta penerima pada awal Agustus mendatang.

 

Dadan menegaskan, target jangka menengah BGN adalah menjangkau 82,9 juta anak hingga akhir November atau awal Desember 2025. Untuk itu, percepatan program dilakukan melalui kolaborasi strategis dengan pemerintah daerah, TNI, dan jejaring relawan gizi.

 

“Salah satu fokus utama kami ke depan adalah mempercepat pemerataan layanan MBG di kawasan timur Indonesia, terutama Papua,” ujarnya.

 

Guna mendukung hal tersebut, BGN akan menggelar pertemuan koordinasi dengan puluhan kepala daerah dan gubernur dari wilayah Papua di Sentul, Bogor. Pertemuan ini akan membahas tiga aspek utama pelaksanaan MBG: anggaran, sumber daya manusia (SDM), dan infrastruktur.

 

“Anggaran sudah terselesaikan. SDM juga siap. Sebanyak 30 ribu Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) sudah dilatih dan akan diterjunkan ke seluruh wilayah, termasuk daerah terpencil,” jelas Dadan.

 

Ia menambahkan, tantangan infrastruktur akan ditangani bersama pemerintah daerah sebagai bagian dari penyempurnaan sistem layanan MBG.

 

Dewan Pakar Bidang Gizi dari Badan Gizi Nasional (BGN) Ikeu Tanziha mengatakan, MBG telah meningkatkan Indeks Massa Tubuh (IMT) pada anak-anak dan remaja di sejumlah daerah penerima MBG. IMT adalah ukuran yang digunakan untuk mengetahui status gizi seseorang dengan membandingkan berat badan dan tinggi badan.

 

 

Menurut dia, hasil pemantauan selama 15 minggu pelaksanaan program di Kota Bogor menunjukkan adanya peningkatan rata-rata IMT menurut umur. Hal serupa juga terjadi di Aceh. 

 

Status gizi siswa sekolah dasar penerima Program MBG menunjukkan perbaikan ke arah status gizi yang lebih baik,” tutup Ikeu.

 

Digitalisasi MBG

 

Di sisi lain, Pemerintah terus mengakselerasi transformasi digital dalam pelaksanaan MBG. Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria menyebut digitalisasi sebagai elemen kunci keberhasilan program berskala nasional ini.

 

“Intervensi digital dalam MBG adalah keniscayaan, karena kita akan memberi makan sekitar 82 juta anak di akhir 2025,” kata Nezar di Jakarta, Rabu (16/7/2025).

 

Menurut Nezar, keberhasilan program sangat bergantung pada integrasi data dari hulu ke hilir. Mulai dari rantai pasok bahan makanan, standar gizi, distribusi logistik, hingga pelaporan dan pengaduan masyarakat.

 

Dengan sistem pemantauan digital real-time, potensi kesalahan, manipulasi, dan pemborosan anggaran dapat ditekan secara signifikan. Selain itu, koordinasi antara pusat dan daerah akan berjalan lebih efektif dan akuntabel.

 

“MBG bukan sekadar makan gratis, tapi investasi jangka panjang untuk membangun generasi unggul menuju Indonesia Emas 2045,” tegas Nezar.

 

Ia optimistis, dengan konektivitas digital yang menjangkau lebih dari 97 persen wilayah berpenghuni, manfaat program MBG akan sampai ke seluruh anak Indonesia tanpa terkecuali.

 

“Jika ada komplain masyarakat, misalnya terkait kualitas makanan, sistem monitoring akan langsung merespons. Semua tercatat dan terpantau,” pungkasnya.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit