Potret Krisis Fasilitas di SMKN 8 Tangsel, Siswa Belajar Lesehan Tanpa Meja dan Bangku

SERPONG – Potret pendidikan di kota Tangerang Selatan kembali disorot. Sejumlah siswa di SMKN 8 Kota Tangsel terpaksa mengikuti kegiatan belajar mengajar dalam kondisi yang jauh dari ideal, yakni duduk lesehan di lantai yang hanya beralas karpet karena ketiadaan meja dan kursi belajar.
Situasi ini bukan terjadi sesekali, tapi sudah menjadi rutinitas harian bagi sebagian besar siswa. Ironisnya, fenomena ini masih ditemui di wilayah yang tengah sibuk dengan segala jenis pembangunannya.
Sekolah kejuruan negeri yang baru berdiri sejak tahun 2022 ini masih menghadapi persoalan mendasar, yaitu keterbatasan sarana dan prasarana.
“Kalau bicara tidak benarnya, ya memang seperti itulah kondisi di lapangan. SMKN 8 Tangsel ini memang masih baru, sekarang baru punya tiga angkatan. Jadi kalau dilihat dari kelengkapan, belum 100 persen,” ungkap Muraja, Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana SMKN 8 Tangsel, saat dijumpai di sekolahnya, Selasa (29/7).

Ia mengisahkan, kondisi serba kurang ini sudah dirasakan sejak sekolah ini berdiri dan menerima siswa angkatan pertama.
“Awal masuk 2023, itu bangku hanya 90 yang datang. Jumlah siswa 200-an. Saat itu kami ada upaya meminjam dari sekolah induk,” kata Muraja.
Seiring berjalannya waktu, kondisi itu tetap tidak berubah. Pada tahun ini sampai sekolah menerima siswa angkatan ketiga, kekurangan itu masih terjadi.
"Kurangnya sekitar 500-an meja dan bangku. Jumlah kelas ada 18 yang ada bangku meja 6 kelas. Dua tahun terakhir ini. Dari pertama pembangunan belum ada pengiriman bangku lagi," paparnya.
Muraja melanjutkan, kekurangan ini tidak hanya pada furnitur, tetapi juga ruang kelas. Dari total kebutuhan ruang, sekolah masih kekurangan sejumlah kelas untuk bisa menampung seluruh siswa dengan layak.
“Kondisi kita masih kurang 6 kelas. Satu kelas 36. Sekarang kelas 12 lagi PKL aja nih.” tambahnya.

Pihak sekolah mengaku telah mengajukan permintaan pengadaan sejak lama dan terus berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi Banten. Sayangnya, hingga kini belum ada kejelasan waktu pengiriman tambahan bangku dan meja.
“Tahun lalu sebenarnya sudah diajukan, tapi karena saat itu Pemprov sedang menyelesaikan pembangunan SMKN 15, kami diminta bersabar. Katanya, anggaran sedang difokuskan ke sana dulu,” jelas Muraja.
Tim dari provinsi, lanjutnya, memang sudah turun dan menyatakan pembangunan lanjutan termasuk lapangan yang infonya akan dimulai Agustus ini. Namun, pihak sekolah masih belum menerima jadwal resmi pengadaan fasilitas penting lainnya.
Selain sejumlah kekurangan itu, terdapat pula ruang kelas yang kondisinya sudah memburuk. Mulai dari cat tembok yang luntur, hingga atap yang jebol.
Pantauan di lokasi, terlihat puluhan siswa dalam satu kelas belajar dengan posisi duduk di lantai. Mereka lesahan, termasuk menaruh tas dan seluruh alat belajar mereka. Sementara guru menjelaskan di depan kelas, menerangkan pelajaran.
Sebelum memasuki kelas, mereka harus melepaskan sepatunya agar lantai kelas tetap bersih.
Meski begitu, kegiatan belajar mengajar tetap berjalan lancar. Kendati ada sejumlah keluhan yang muncul dari beberapa siswa.
"Di sini kami ada tiga jurusan, ada wisata, perhotelan, spa and beauty teraphy," pungkasnya.
Olahraga | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 13 jam yang lalu
Galeri | 2 hari yang lalu
TangselCity | 8 jam yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu