Kematian Diplomat Muda Mulai Terungkap, ADP Berniat Bunuh Diri Sejak 2013

JAKARTA - Teka-teki kematian diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) berinisial ADP (39) akhirnya terjawab. Temuan Polisi menunjukkan bahwa ADP meninggal dunia karena bunuh diri. Bahkan, niat untuk mengakhiri hidup itu, sudah muncul sejak 2013.
Hal itu disampaikan Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya setelah menyelesaikan rangkaian penyelidikan menyeluruh selama lebih dari 3 pekan. Penyelidikan meliputi autopsi, psikologi forensik, digital forensik, hingga analisis dari 24 saksi dan 103 barang bukti.
“Tidak ditemukan adanya tindak pidana. ADP meninggal karena bunuh diri dengan menutup saluran napasnya sendiri,” kata Dirreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Wira Satya Triputra, Selasa (29/7).
ADP ditemukan dalam kondisi mengenaskan di kamar indekosnya, kawasan Jakarta Selatan, 8 Juli 2025. Wajahnya terbalut lakban kuning dari kanan ke kiri, tapi kedua tangannya tidak terikat.
Tak ada tanda kekerasan, luka lebam, atau kerusakan di tempat kejadian perkara.
“Autopsi juga menunjukkan tidak ada racun atau penyakit yang bisa menyebabkan gagal napas,” jelas dr Yoga Tohjiwa dari RSUPN Cipto Mangunkusumo.
Dari hasil forensik, korban tewas karena mati lemas akibat gangguan pertukaran oksigen di saluran napas atas.
Ahli digital forensik Ipda Saji Purwanto menyebut keinginan ADP untuk bunuh diri sudah terdeteksi sejak 2013 lewat catatan pribadi dan data digital di ponselnya.
“Korban mengakses layanan kesehatan mental dan mengirim email ke lembaga amal internasional yang menangani individu dengan kecenderungan bunuh diri,” kata Saji.
Data juga menunjukkan dua fase krusial. Pertama tahun 2013, ADP pertama kali mencatat keinginan mengakhiri hidup. Kedua, tahun 2021, muncul kembali niatan serupa, termasuk riwayat konsultasi daring.
Perangkat ponsel korban terakhir aktif September 2022, dan tidak ditemukan komunikasi yang mengarah ke kekerasan.
Kami juga telah menganalisis 20 titik CCTV dari Kemlu, kawasan Grand Indonesia, hingga indekos korban. Tidak ada satupun yang menunjukkan gerakan atau tindakan kekerasan terhadap korban,” tambah Saji.
Bahkan, dokter forensik RSUPN Cipto Mangunkusumo dr Yoga Tohjiwa menyatakan, tidak ditemukan zat beracun di tubuh korban ataupun penyakit yang dapat menyebabkan gangguan pertukaran oksigen pada organ ataupun jaringan tubuh korban.
“Maka sebab mati almarhum karena gagal bernapas akibat gangguan pertukaran oksigen di saluran nafas atas,” tegasnya.
Ketua Umum Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor) Nathanael E.J. Sumampouw menyebut ADP mengalami burnout berat. Sebagai diplomat pelindung WNI, ia memikul tanggung jawab besar yang menguras mental. Menurutnya, tekanan itu mengubah cara korban memandang diri sendiri dan masa depannya.
ADP menyimpan tekanan secara diam-diam. Ia pribadi yang peduli, namun tidak membagikan beban. Ini berbahaya,” kata Nathanael.
Meski polisi menyatakan kematian ADP murni bunuh diri, pihak keluarga belum sepenuhnya menerima. Mereka menilai ada kejanggalan.
“Kami yakin almarhum bukan orang seperti itu,” tegas kakak ipar korban, Meta Bagus, saat ditemui di Yogyakarta.
Menurut Bagus, ADP tak pernah menunjukkan gejala depresi atau tekanan ekstrem. Ia juga tidak punya musuh atau masalah keluarga.
“Kami hanya bisa menunggu. Kebenaran pasti akan muncul dan membawa keadilan,” ujarnya.
Pengamat Kepolisian dari ISESS, Bambang Rukminto, mengapresiasi korps baju coklat yang sudah menyelesaikan tugasnya. Namun, Bambang menilai motif di balik bunuh diri tetap perlu dijelaskan ke publik.
Bambang mencontohkan, motif bunuh diri bisa saja muncul akibat kekerasan verbal, intimidasi dari pihak ketiga, atau alasan personal lainnya. Oleh karena itu dia meminta polisi menjelaskannya agar tidak ada ruang spekulasi.
“Kalau motif tidak dijelaskan, masyarakat bisa berpikir macam-macam. Bisa saja muncul tudingan ada tekanan dari pihak tertentu atau alasan lain yang justru kontraproduktif terhadap citra Polri,” ulasnya, semalam.
Olahraga | 2 hari yang lalu
Opini | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Nasional | 15 jam yang lalu
TangselCity | 16 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 16 jam yang lalu
Galeri | 1 hari yang lalu