TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Haji 2025

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers

Pelajar Di Lebak Enggan Santap MBG

Dibantah Pihak Dapur Kondisinya Sudah Basi

Reporter: Nipal
Editor: Redaksi
Kamis, 04 September 2025 | 08:45 WIB
Ist.
Ist.

LEBAK - Menu Makan Bergizi Gratis (MBG) yang disalurkan ke sejumlah Sekolah Dasar (SD) maupun MTs di Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, enggan disentuh oleh para pelajar. Sebab, menu yang mereka terima dalam kondisi basi, seperti ditemukan sayur dan tempe tak layak dikonsumsi, dan akhirnya dibuang.

 

Wakil Kepala MTs Mathla'ul Anwar Cibadak, Agung Amin Firdaus mengungkapkan, saat sekolahnya membagikan makanan ke siswa, guru kemudian mendapatkan aduan dari siswa.   Dari situ, para guru langsung mencicipi makanan yang diterima tersebut. 

 

Hasilnya, mereka menemukan sayuran yang sudah terasa asam serta tempe yang terasa lebih pahit. Para siswa kemudian dilarang untuk mengkonsumsi menu yang dibagikan tersebut.

 

“Makanan yang basi, yakni sayuran dan tempe yang rasanya pahit tidak dimakan, sebab makanan seperti itu tidak layak konsumsi akibat diduga sudah basi dan rasanya pahit,” kata Agung kepada awak media, Rabu (3/9).

 

Agung menjelaskan, program MBG di sekolahnya tersebut, baru berjalan dua hari dengan berbagai menu, mulai dari nasi, sayuran, tempe, telur dan buah-buahan. 

 

Dengan adanya makanan basi tersebut, dia berharap pihak dapur bisa lebih ketat ketika mengolah makanan MBG, karena bisa membahayakan keselamatan para siswa.

 

Dugaan menu MBG yang basi juga sempat dialami oleh sejumlah sekolah lain. Di Bojongleles, keluhan serupa turut dilontarkan oleh salah satu kepala sekolah dasar yang namanya enggan disebutkan. Kata dia, makanan diduga basi yang diterima sekolahnya tersebut terjadi dua hari lalu. Para guru menemukan kuah sayur yang terasa asam.

 

“Untuk hari ini memang aman, jadi kejadiannya dua hari lalu. Mudah-mudahan terus berbenah karena mungkin ini masih sangat awal,” katanya.

 

Perwakilan Yayasan Ijah Barokah, selaku mitra yang menyalurkan MBG, Iwan Sunano membantah, dugaan tersebut. Iwan berkilah bahwa penyaluran menu saat itu sedikit lebih berkuah. Hal itu dinilainya, yang membuat penerima salah kaprah menilai menu tersebut basi. 

 

Pihaknya juga mengaku, telah melakukan pengecekan terhadap sampel makanan dengan hasil tidak ditemukan indikasi basi. Ditegaskannya juga, guru di sekolah sudah diinstruksikan agar mencicipi makanan sebelum dibagikan. Jika terbukti basi, makanan tidak boleh didistribusikan dan harus segera dilaporkan. Namun hingga kini, belum ada laporan resmi terkait makanan basi.

 

“Ompreng yang kami tarik kembali semuanya sudah dikonsumsi murid. Memang ada sisa, terutama nasi dan sayur, tetapi lauk selalu habis,” katanya.

 

Dalam program ini, Mitra Ijah Barokah mengelola penerima manfaat sebanyak 3.492 siswa dari 14 sekolah, mulai dari RA, TK, MI, SD, SMP, MTs hingga MA. Untuk menu yang dibagikan pada hari ketiga, diantaranya ikan fillet tepung, tempe bumbu sembur, sayur capcay, dan buah semangka.

 

Pihaknya telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan sekolah. Melalui kerja sama tersebut, sekolah berhak memberikan masukan jika ditemukan menu yang tidak sesuai, termasuk dugaan adanya makanan basi.

 

“Awal pelaksanaan memang masih banyak kekurangan, kami akui. Namun ke depan kami akan terus berbenah. Terima kasih atas masukan dari pihak penerima maupun masyarakat,” tandasnya.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit