Harga Terus Naik, Warga Rangkasbitung Pilih Investasi Emas 22 Karat

LEBAK - Warga Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak memilih emas 22 karat sebagai instrumen investasi menyusul tingginya harga emas murni 24 karat yang mencapai Rp 1.845.000 juta per gram.
Salah seorang pemilik toko emas di Rangkasbitung, Ahyong mengungkapkan, tren peralihan itu dapat dilihat dari meningkatnya penjualan emas 22 karat di toko miliknya meski harga emas 22 karat turut mengalami kenaikan.
“Emas 22 karat harga awalnya Rp 780 ribu per gram menjadi Rp 880 ribu per gram. Walaupun naik tapi peminatnya tinggi karena emas murni jauh lebih mahal,” kata Ahyong, Selasa (9/9/2025).
Menurut Ahyong, kenaikan yang terjadi pada emas murni membuat masyarakat kesulitan menjangkaunya. Sementara emas 22 karat masih masuk standar harga masyarakat Rangkasbitung. Sementara, tingginya peminat emas lantaran masyarakat masih mempercayai emas sebagai instrumen investasi jangka panjang yang aman.
“Ada warga yang memang rutin beli emas, bahkan meski harganya tinggi. Mereka masih percaya pada emas untuk disimpan jangka panjang meskipun harganya sangat tinggi,” katanya.
Di sisi lain, terang Ahyong, tren kenaikan emas terjadi berangsur dalam beberapa pekan terakhir. Puncaknya, kenaikan tertinggi terjadi di tengah memanasnya isu politik nasional serta demo besar-besaran yang terjadi di sejumlah daerah belum lama ini. Dia juga menyebut faktor lain, yaitu kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) yang menurunkan suku bunga.
“Naik berangsur sejak Agustus hingga September ini. Dalam dua pekan terakhir bahkan kenaikan yang terjadi mencapai Rp 100 ribu per gramnya,” jelasnya.
Peningkatan pembelian emas 22 karat di Rangkasbitung sendiri rupanya dibarengi dengan tren menjual emas murni atau 24 karat di Rangkasbitung. Pemilik toko lainnya, Romi mengungkapkan, banyak pemilik emas murni yang memilih take profit di tengah melambungnya harga emas.
“Tapi itu nggak bisa dijadikan gambaran sepenuhnya. Karena tetap ada kok yang juga borong emas walaupun harganya sangat tinggi,” katanya.
Di Rangkasbitung sendiri, ungkap Romi, tren jual atau beli emas sendiri masih sangat tergantung dengan keuangan masyarakat itu sendiri. Artinya, fluktuasi harga emas hanya menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi.
“Kadang tergantung keuangan masyarakat juga. Kalau musim panen, meskipun harga tinggi tetap dibeli. Bahkan semakin tinggi harga, justru makin diminati,” ujarnya.
Salah seorang pembeli, Mayasari mengaku, sebagai orang yang rutin berinvestasi emas. Setiap awal bulan, dirinya biasanya membeli emas 24 karat. Namun saat ini karena tingginya harga emas murni, dirinya sementara beralih ke emas 22 karat.
“Kalau saya memang beli emas untuk jangka panjang. Tapi, sekarang pilih yang 22 karat dulu karena lebih terjangkau,” katanya.(*)
Olahraga | 2 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Opini | 1 hari yang lalu
Nasional | 20 jam yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
TangselCity | 4 jam yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu