Ancaman Bom Di Dua Sekolah Internasional
Minta Uang Tebusan, Pelaku Diduga Dari Luar Negeri

SERPONG-Ancaman bom di dua sekolah internasional masing-masing di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) dan Kabupaten Tangerang pada Selasa (7/10) diduga berasal dari luar negeri. Pelaku sempat meminta dikirimkan uang senilai 30.000 dolar AS atau senilai Rp 498 juta.
Dua sekolah yang menjadi sasaran ancaman adalah Jakarta Nanyang School di kawasan Pagedangan, Kabupaten Tangerang, dan Mentari Intercultural School di Bintaro, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangsel. Kedua lembaga pendidikan itu langsung melaporkan kejadian tersebut kepada pihak kepolisian begitu menerima pesan mencurigakan melalui aplikasi pesan singkat.
Dalam pesan yang beredar, pelaku mengaku telah menanam bom di area sekolah dan memberikan batas waktu 45 menit sebelum alat peledak tersebut diklaim akan diledakkan. Ancaman itu disertai tuntutan agar pihak sekolah mengirimkan uang tebusan sebesar 30.000 dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp 498 juta ke alamat dompet digital berbasis Bitcoin.
“Pesan ini untuk semua orang. Kami telah memasang bom di sekolah kalian. Bom akan meledak dalam 45 menit jika kalian tidak membayar kami sebesar US$30.000,” tulis pengirim pesan dalam bahasa Inggris.
Pesan ancaman tersebut dikirim dari nomor dengan kode negara +234, yang diketahui berasal dari wilayah Nigeria. Pelaku bahkan menegaskan bahwa jika permintaan tidak dipenuhi, mereka akan meledakkan bom tersebut tanpa peringatan tambahan.
“Jika kamu tidak mengirimkan uang tersebut, kami akan segera meledakkan perangkat itu. Jika kamu menghubungi polisi, kami juga akan meledakkan perangkat di tempat itu,” bunyi lanjutan pesan yang dikirim pelaku.
Aparat Polres Tangsel bergerak cepat. Tim segera mendatangi lokasi sekolah, melakukan penyisiran, dan mengevakuasi para siswa serta staf untuk memastikan keselamatan seluruh orang di sekolah.
“Kami langsung melakukan koordinasi dengan pihak sekolah, mengamankan area sekitar, serta meminta bantuan tim Jibom Gegana Brimob Polda Metro Jaya untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh,” ujar Kapolres Tangsel, AKBP Victor Daniel Henry Inkiriwang.
Proses sterilisasi dilakukan dengan sangat hati-hati oleh tim Gegana menggunakan peralatan deteksi bahan peledak. Setiap ruangan, kendaraan, dan area terbuka diperiksa secara menyeluruh. Polisi juga menutup sementara akses masuk ke lingkungan sekolah selama pemeriksaan berlangsung.
Setelah beberapa jam pemeriksaan, hasilnya menunjukkan tidak ditemukan adanya bahan peledak atau perangkat mencurigakan di kedua sekolah tersebut. “Dari hasil sterilisasi yang dilakukan tim Jibom, tidak ditemukan adanya bahan peledak maupun benda berbahaya lainnya,” tegas Kapolres Victor.
Meski demikian, pihak kepolisian tetap melakukan penyelidikan mendalam untuk melacak identitas dan asal pengirim pesan ancaman tersebut. Dugaan sementara, pesan berasal dari luar negeri dengan modus penipuan digital yang menargetkan lembaga pendidikan.
“Kami akan terus berkoordinasi dengan tim siber untuk menelusuri asal pesan tersebut. Kami juga mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak mudah panik terhadap informasi yang belum terverifikasi,” ungkapnya.
Atas kejadian ini, kepolisian mengingatkan seluruh institusi pendidikan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman serupa. Pihak sekolah juga diimbau untuk segera melapor apabila menerima pesan mencurigakan yang mengandung unsur ancaman atau permintaan uang.
Pos Banten | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pendidikan | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu