Sekjen Gerindra: Soeharto Dan Gus Dur Pantas Dapat Gelar Pahlawan Nasional
JAKARTA - Partai Gerindra mendukung usulan pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Presiden ke-2 Soeharto dan Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Keduanya dinilai sebagai tokoh yang berjasa besar bagi Indonesia pada masa kepemimpinan masing-masing.
“Keduanya, menurut kami, merupakan pemimpin yang berhasil dan memiliki jasa-jasa besar terhadap Republik Indonesia,” kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra, Sugiono di Jakarta, Jumat (7/11/2025).
Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Menlu RI) ini menjelaskan, Presiden Soeharto selama 32 tahun masa kepemimpinannya memiliki jasa besar dalam membangun bangsa, mulai dari keberhasilan menjaga stabilitas nasional hingga pembangunan ekonomi yang dilakukan secara berkelanjutan.
Selanjutnya, Soeharto memiliki banyak pencapaian yang dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Indonesia, seperti pembangunan infrastruktur, pendidikan, transmigrasi, hingga ketahanan pangan berkat keberhasilan program swasembada.
Alhasil, kata Sugiono, Partai Gerindra menyimpulkan, keberhasilan program Presiden Soeharto kala itu membuktikan bahwa Pemerintah berhasil memenuhi kebutuhan mendasar, yaitu kesejahteraan masyarakat Indonesia.
“Saya yakin sebagian besar lapisan pemimpin di Indonesia saat ini juga merupakan orang-orang yang besar dalam situasi kepemimpinan beliau dan merupakan hasil dari buah kerja keras beliau sebagai pemimpin pada saat itu,” terangnya.
Di era Presiden Soeharto, menurut Sugiono, Indonesia menjadi negara yang disegani di Asia Tenggara hingga level Asia. Bahkan, kata dia, bangsa ini populer dengan julukan Macan Asia.
“Secara ekonomi, pada saat itu kita dianggap sebagai salah satu negara besar. Indonesia pada posisi yang strategis,” katanya.
Sugiono juga menyampaikan penilaiannya atas ketokohan Gus Dur. Presiden ke-4 RI ini, kata dia, berkontribusi besar terhadap persatuan Indonesia di tengah maraknya berbagai gejolak di berbagai daerah.
Di antaranya, konflik horizontal di Ambon dan Maluku Utara yang diselesaikan dengan penetapan status darurat sipil, serta konflik di Papua yang ditangani melalui dialog dan perubahan nama Irian Jaya menjadi Papua.
“Stabilitas nasional yang tercipta membuat Indonesia bisa terus memulihkan perekonomian nasional usai dilanda krisis moneter,” kata Sugiono.
Selain itu, kata Sugiono, Partai Gerindra menilai sosok Gus Dur sebagai tokoh yang mengedepankan demokrasi dan pluralisme. Gus Dur, kata dia, berhasil menjaga stabilitas nasional dengan menekankan bahwa keberagaman agama, suku, dan etnis merupakan keniscayaan di Indonesia.
Beliau (Gus Dur) seorang yang visioner, yang berpikir jauh ke depan bagaimana membangun dan menyatukan seluruh komponen masyarakat sehingga kesatuan negara Indonesia ini tetap terjaga,” pungkas Sugiono.
Sekretaris Dewan Pembina sekaligus Ketua Dewan Kehormatan Partai Gerindra, Ahmad Muzani menegaskan, tidak ada halangan bagi Pemerintah untuk memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada Presiden ke-2, Soeharto.
“Tidak ada halangan bagi Pemerintah untuk memberi penghargaan kepada mantan Presiden Soeharto,” kata Muzani di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (7/11/2025).
Ketua MPR ini mengungkapkan, pimpinan MPR periode sebelumnya telah menulis surat yang mempersilakan Presiden atau Pemerintah untuk memberikan penghargaan kepada Soeharto.
“Karena yang bersangkutan dianggap telah selesai menjalani proses hukum, baik pidana maupun perdata. Kira-kira begitu pernyataan MPR pimpinan yang lalu, dan sampai sekarang belum dicabut,” jelasnya.
Sebelumnya, Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon membeberkan, pihaknya telah menghimpun 24 nama tokoh yang masuk dalam prioritas penerima gelar Pahlawan Nasional tahun ini.
Fadli Zon mengatakan, sebelumnya ada 40 calon nama Pahlawan Nasional yang dianggap memenuhi syarat. Selain itu, terdapat 9 nama lainnya yang merupakan tokoh yang diusulkan dari tahun sebelumnya.
“Jadi totalnya ada 49 nama,” kata Fadli di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (5/11/2025).
Politikus Gerindra itu menjelaskan, nama-nama tersebut kemudian dikurasi dan dikaji secara mendalam terkait perjuangan, latar belakang, hingga riwayat hidupnya. Alhasil, kata dia, ditetapkan 24 nama yang telah diseleksi dan menjadi prioritas calon Pahlawan Nasional tahun ini.
Dan sekarang, tentu karena kita juga mendekati Hari Pahlawan, kami telah menyampaikan ada 24 nama dari 49 itu yang telah diseleksi dan mungkin bisa menjadi prioritas,” tambahnya.
Fadli Zon tidak merinci secara detail siapa saja nama-nama yang masuk dalam prioritas penetapan Pahlawan Nasional tersebut. Dia juga tidak menjelaskan secara rinci apakah nama Presiden ke-2 RI Soeharto dan Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid termasuk dalam daftar prioritas ini.
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu


