Tuntas Sertifikasi Jumantik, 100 Persen RW di Cipayung Dinyatakan Bebas Jentik
CIPUTAT – Kelurahan Cipayung, Kecamatan Ciputat, menuntaskan sertifikasi Juru Pemantau Jentik (Jumantik) di seluruh wilayahnya. Sebanyak 12 RW dinyatakan lulus sertifikasi dengan angka bebas jentik (ABJ) di atas 95 persen.
Capaian tersebut menempatkan Cipayung sebagai kelurahan ke-11 dari 54 kelurahan di Kota Tangerang Selatan yang berhasil menuntaskan 100 persen RW bebas jentik.
Lurah Cipayung, Dini Nurlianti mengatakan, keberhasilan tersebut merupakan hasil kolaborasi lintas unsur, mulai dari pemerintah kelurahan, kecamatan, puskesmas, RT/RW, kader, hingga jumantik yang secara rutin turun langsung ke masyarakat.
“Ini kolaborasi semua pihak. Pak camat, kami di kelurahan, puskesmas, RT RW, kader, dan jumantik yang setiap waktu turun ke rumah-rumah. Kita woro-woro lewat grup, door to door, menyampaikan pentingnya satu rumah satu jumantik untuk menyelesaikan masalah demam berdarah di Tangerang Selatan,” ujar Dini, Selasa (23/12).
Menurut Dini, tujuan utama program tersebut bukan sekadar mengejar sertifikasi, melainkan membangun kesadaran masyarakat terhadap perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), khususnya dalam mencegah berkembangnya jentik nyamuk penyebab demam berdarah.
“Bukan sertifikasinya yang menjadi tujuan, tapi bagaimana masalah demam berdarah bisa kita selesaikan. Sertifikasi ini justru memicu masyarakat untuk lebih sadar hidup sehat, menjaga lingkungan di dalam dan luar rumah, terutama dari genangan air yang bisa menjadi sarang jentik,” jelasnya.
Hasil sertifikasi menunjukkan seluruh RW di Kelurahan Cipayung mencapai ABJ tinggi. RW 01 hingga RW 04 masing-masing mencatat ABJ 96 persen, RW 05 sebesar 95 persen, RW 06 98 persen, RW 07 97 persen, RW 08 96 persen, RW 09 97 persen, RW 10 dan RW 12 masing-masing 99 persen, serta RW 11 sebesar 98 persen. RW 10 bahkan tercatat sebagai RW ke-348 di tingkat Kota Tangsel yang lulus sertifikasi bebas jentik.
Dini menegaskan, setelah sertifikasi ini, upaya pengendalian jentik nyamuk akan terus berlanjut. Kelurahan Cipayung bersama puskesmas akan melakukan evaluasi dan monitoring rutin setiap tiga bulan.
“Ini tidak berhenti di sertifikasi. Insya Allah berkelanjutan. Setiap tiga bulan kita evaluasi, monitoring langsung, memantau apakah PHBS masih dijalankan atau hanya sampai sertifikasi saja. Harapannya kesadaran masyarakat ini terus terjaga,” katanya.
Ia juga menyebut, capaian tersebut merupakan buah dari kerja panjang dan konsistensi seluruh elemen di tingkat wilayah. Edukasi dilakukan secara intens, termasuk melalui gerebek jumantik dan kunjungan langsung ke rumah warga.
“Caranya panjang, kita bawel di grup, bawel ke RT RW, gerebek jumantik, datangi rumah satu per satu. Kader juga tidak bosan-bosan. Ini hasil sinergi pemerintah, tokoh masyarakat, RT RW, puskesmas, dan kader jumantik di Kelurahan Cipayung,” pungkasnya.
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
NATARU | 2 hari yang lalu
Olahraga | 15 jam yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu


