Gus Yahya–Gus Ipul Bertemu di Rumah Kiai Miftach Surabaya, PBNU Resmi Islah
SURABAYA – Suasana hangat dan penuh kekeluargaan kembali menyelimuti internal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Pasca kesepakatan islah yang dicapai di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, dua kubu yang sempat berseberangan kini kembali duduk bersama, menandai babak baru rekonsiliasi di tubuh organisasi keagamaan terbesar di Indonesia tersebut.
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) dan Sekretaris Jenderal Saifullah Yusuf (Gus Ipul) bertemu dengan Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar di Pondok Pesantren Miftachussunnah, Jalan Kedungtarukan No. 100, Kota Surabaya, Jawa Timur, Minggu (28/12/2025).
Sejak menjelang waktu Zuhur, sejumlah pengurus syuriyah dan tanfidziyah PBNU mulai berdatangan ke kompleks pesantren yang dijaga Banser dan para santri. Pertemuan berlangsung tertutup di ndalem pesantren hingga waktu Ashar.
Dari jajaran syuriyah, hadir KH Muhibbul Aman Aly, KH Akhmad Said Asrori, Prof. Abdul A’la Basyir, dan Prof. Mohammad Nuh. Sementara dari unsur tanfidziyah tampak KH Akhmad Fahrur Rozi, H Umarsyah, Imron Rosyadi Hamid, Hj Safirah Machrusah, Ulil Abshar Abdalla (Gus Ulil), serta KH Zulfa Mustofa.
Dalam foto yang beredar, Gus Yahya dan Gus Ipul tampak mengenakan kemeja putih lengan panjang dan songkok hitam, duduk lesehan berdampingan. Di hadapan keduanya, Kiai Miftach mengenakan sarung, baju koko hijau, dan peci putih.
Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari Rapat Konsultasi Syuriyah PBNU bersama Mustasyar PBNU yang digelar di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Kamis (25/12/2025). Rapat tersebut memutuskan rekonsiliasi kedua kubu serta menyepakati Muktamar ke-35 NU dilaksanakan dalam waktu secepat-cepatnya.
Usai pertemuan, Gus Yahya menjelaskan bahwa pertemuan syuriyah dan tanfidziyah diawali dengan pembacaan shalawat bersama sebagai ikhtiar memperkuat ikatan batin.
“Semua persoalan kita anggap sudah lewat dan tidak ada lagi. Semua menghendaki kebersamaan, kembali seperti semula,” ujar Gus Yahya.
Ia menambahkan, kebersamaan yang pernah dibangun sejak awal akan terus dijaga hingga akhir. “Dulu kita berangkat bersama, dan akan terus berjalan bersama sesuai mandat pertemuan Lirboyo,” katanya.
Ketua PBNU Rumadi Ahmad menuturkan, suasana pertemuan berlangsung sangat hangat dan penuh kegembiraan. Seluruh pihak sepakat mengedepankan persatuan PBNU.
“Semua tertawa, saling bercanda, peluk-pelukan. Ini hari yang sangat bersejarah dan membahagiakan. Tidak ada yang kalah, tidak ada yang menang,” ungkap Rumadi.
Menurutnya, pertemuan tersebut menjadi simbol bahwa PBNU berhasil melewati ujian dengan cara yang bijaksana. “Tidak ada keputusan khusus. Isinya shalawatan, doa bersama, dan makan sederhana,” ujarnya.
Senada, Gus Ipul menegaskan bahwa pertemuan berlangsung dalam suasana guyub dan penuh kekeluargaan. Momentum ini menjadi titik penting untuk mempererat kembali hubungan antarpengurus PBNU setelah dinamika internal yang sempat memanas.
“Kita sudah kumpul, sudah guyub. Alhamdulillah,” ujar Menteri Sosial itu.
Gus Ipul juga menyebutkan bahwa pertemuan belum membahas langkah-langkah teknis, termasuk percepatan Muktamar. Pembahasan tersebut akan dilakukan kemudian oleh Rais Aam dan Ketua Umum PBNU.
“Yang penting hari ini suasana rukun sudah kembali. Kita shalawatan dan makan sederhana bersama,” pungkasnya.
Sebagai informasi, islah PBNU terjadi setelah melalui rangkaian proses panjang, mulai dari dinamika pleno, perbedaan sikap internal, hingga musyawarah para masyayikh. Rekonsiliasi resmi terwujud dalam pertemuan bersejarah di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, yang mempertemukan Gus Yahya dan Kiai Miftach untuk pertama kalinya sejak konflik mencuat, sekaligus menyepakati penyelenggaraan Muktamar ke-35 NU dalam waktu dekat.
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu


