Cuaca Ekstrem Mengintai, KKP Imbau Nelayan Utamakan Keselamatan
JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengimbau nelayan serta pemilik kapal perikanan meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem menjelang pergantian tahun hingga awal 2026. Aktivitas melaut tetap dapat dilakukan, namun faktor keselamatan diminta menjadi prioritas utama.
Direktur Jenderal Perikanan Tangkap KKP, Lotharia Latif, mengatakan berdasarkan laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), potensi cuaca ekstrem masih berpeluang terjadi di sejumlah wilayah perairan Indonesia hingga akhir tahun dan berlanjut pada awal 2026.
“Keselamatan adalah prioritas utama saat melaut. Tidak perlu memaksakan diri jika kondisi cuaca tidak memungkinkan. Nelayan juga harus terus memantau informasi cuaca serta mengikuti arahan syahbandar di pelabuhan perikanan,” ujar Lotharia di Jakarta, Senin (29/12/2025).
Untuk meminimalkan risiko kecelakaan laut, KKP meminta para syahbandar di seluruh pelabuhan perikanan meningkatkan pengawasan dan pelayanan keselamatan pelayaran.
Langkah tersebut meliputi penyampaian informasi prakiraan cuaca terkini, pemeriksaan kelengkapan dokumen kapal, serta memastikan kelaikan kapal perikanan sebelum diizinkan berlayar.
Selain itu, syahbandar juga diminta aktif memberikan imbauan langsung kepada nelayan terkait penggunaan alat keselamatan serta kesiapan awak kapal perikanan.
“Langkah-langkah ini dilakukan guna menekan risiko kecelakaan laut, terutama di tengah kondisi cuaca yang tidak menentu,” katanya.
Lotharia memastikan pelayanan publik di seluruh pelabuhan perikanan tetap berjalan optimal selama masa libur sekolah dan menjelang Tahun Baru 2026. Hal ini dilakukan untuk menjamin kelancaran aktivitas nelayan sekaligus menjaga ketersediaan stok ikan.
“Kami memastikan seluruh unit pelaksana teknis pelabuhan perikanan di lingkungan Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap tetap beroperasi optimal, mulai dari pelayanan sandar kapal, bongkar muat ikan, administrasi perizinan usaha, hingga ketersediaan stok ikan di cold storage dan unit pengolahan ikan,” ujarnya.
Menurut Lotharia, pelayanan yang optimal di pelabuhan perikanan menjadi kunci kelancaran aktivitas perikanan nasional. Selain mendukung produktivitas nelayan, layanan prima juga berperan dalam menjaga stabilitas pasokan ikan serta menggerakkan perekonomian masyarakat pesisir.
Sementara itu, Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, menjelaskan bahwa pada periode 29 Desember 2025 hingga 1 Januari 2026 potensi hujan lebat hingga sangat lebat masih dapat terjadi di sejumlah wilayah, antara lain Aceh, Sumatera Utara, Bengkulu, dan Nusa Tenggara Barat. Potensi angin kencang juga berpeluang terjadi di beberapa wilayah lainnya.
Oleh karena itu, BMKG meminta masyarakat menyesuaikan rencana perjalanan dan aktivitas dengan kondisi cuaca di wilayah masing-masing, mengenali potensi risiko, serta terus memantau pembaruan informasi cuaca darat, laut, dan udara.
Informasi cuaca terkini dapat diakses melalui aplikasi InfoBMKG, laman resmi BMKG, serta media sosial @infobmkg yang diperbarui secara berkala berdasarkan analisis dan data meteorologi terbaru.
BMKG juga mengimbau masyarakat dan para pemangku kepentingan untuk tetap tenang namun waspada, serta berhati-hati dalam merencanakan berbagai aktivitas, terutama perjalanan darat, laut, dan udara, serta kegiatan luar ruang seperti ibadah, wisata, dan perayaan malam pergantian tahun.
TangselCity | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
Nasional | 17 jam yang lalu
Olahraga | 22 jam yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu


