TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo
Ngomongin Bisnis Tambang

JK Vs Luhut Panas Soal Pekerja China

Laporan: AY
Senin, 31 Oktober 2022 | 11:08 WIB
Yusuf Kalla. (Ist)
Yusuf Kalla. (Ist)

JAKARTA - Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla mengkritik pengolahan nikel yang didominasi pekerja China. Tapi, kata Luhut Binsar Pandjaitan, mayoritas sudah dilakukan pekerja lokal.

Jusuf Kalla atau biasa disapa JK mengatakan, dominasi pekerja China di tambang nikel tidak bisa dianggap remeh. Karena, sektor-sektor yang dilakukan pekerja China bisa dilakukan orang lokal.

“Indonesia kaya nikel, tapi yang kerja semua China, dari daratan sampai tukang las. Kita bikin smelter, Insyaallah tahun depan smelter pertama milik nasional akan beroperasi,” kata JK di acara HUT Kalla Group di Hotel Kempinski, Jumat (29/10).

Pernyataan JK tersebut disampaikan di depan puluhan tamu undangan. Salah satunya Menteri Koordinator Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan.

Berdasarkan foto yang beredar di media sosial, JK duduk dengan tokoh-tokoh ternama. Luhut Binsar terlihat duduk di sebelah kiri JK.

Sementara itu, di sisi kanan JK terlihat ada Aburizal Bakrie. Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan duduk di sebelah Aburizal Bakrie. Sementara itu, mantan Ketua Apindo Sofjan Wanandi duduk di samping kiri Luhut.

JK pun meminta perusahaan lain mencontoh PT Bukaka Teknik Utama atau Bukaka yang seluruh pekerjanya merupakan orang Indonesia.

“Jadi lihat Bukaka semua orang Indonesia, tidak ada orang asing. Kami sebenarnya tidak mau seperti di Morowali tukang las dari China,” tegasnya.

JK mengatakan, dirinya ingin pengembangan teknologi smelter dikuasai oleh anak-anak negeri. “Teknologi ke depan kita lakukan tapi tidak dengan otak dari luar, (melainkan) kemampuan diri sendiri,” sambungnya.

Salah satu bisnis yang JK miliki yakni Kalla Group tengah menggarap cuan bisnis ekosistem baterai kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV). Salah satu perusahaan yang dibangun Kalla Group adalah smelter produksi baterai EV yaitu nikel sulfat yang terletak di Palopo, Sulawesi Barat.

Tak seperti smelter lain yang menggunakan batubara, smelter yang dibangun ini menggunakan tenaga air. JK mengatakan, smelter buatan Indonesia harus bersumber dari energi bersih.

"Kita masuk bisnis hydropower. Eropa tak mau beli apabila PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) dan PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap), semuanya tidak memenuhi semua syarat,” ujarnya.

Sebelumnya, Presiden Direktur Kalla Group Solihin J Kalla mengungkapkan, produksi baterai masih berpusat di China meskipun bahan bakunya berasal dari Indonesia. Dengan adanya smelter tersebut, Solihin optimistis seluruh produksi baterai EV dapat dilakukan di Tanah Air.

“Potensi nikel paling besar ada di Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, dan Halmahera. Pasar kendaraan listrik sebenarnya lumayan tapi suplainya tidak ada. Padahal penjualan kendaraan listrik di Indonesia menyentuh 1.000 mobil,” tutur Solihin di Penang Bistro Kota Kasablanka Jakarta, Sabtu (21/5).

Smelter yang dibangun di Palopo ditargetkan selesai pada awal tahun 2023. Perusahaan merambah di kendaraan EV, lanjut Solihin, dengan mencermati kendaraan listrik di dunia lebih hijau.

“Kami memiliki cita-cita membangun kawasan industri khusus nikel. Kawasan ini fokus pada nikel processing mulai dari nikel hingga satu step sebelum menjadi baterai,” pungkasnya.

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan langsung membantah pernyataan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla soal pekerja di industri nikel di Indonesia dipenuhi orang China. Menurutnya, hal itu tidak benar.

Luhut mengatakan, memang pada awalnya pekerja China mendominasi di awal pekerjaan konstruksi. Namun saat ini hal itu sudah tidak terjadi.

Untuk membuktikan, Luhut meminta JK agar langsung mengecek ke lokasinya. “Enggak betul, waktu construction dulu awal awal tahun 2014 ya, sekarang sudah banyak orang-orang Indonesia. Pergi saja ke sana,” kata Luhut.

Luhut pun meminta tidak ada yang meremehkan China. Menurutnya, andil China dalam perekonomian Indonesia yang masih bisa bertahan dengan baik di tengah gejolak ekonomi global sangat besar.

“Dunia sekarang menghadapi tantangan yang hebat, saya ingin sampaikan Indonesia termasuk negara yang bisa mempertahankan ekonominya seperti sekarang ini. Itu sebenarnya tidak lepas dari kerja sama yang begitu hebat antara Tiongkok dengan Indonesia,” katanya.

Khususnya dalam delapan tahun terakhir, Luhut menyebut ada banyak kemajuan atas kerja sama yang konstruktif antara Cina dan Indonesia. Ia menyebut, Presiden Xi Jinping memprakarsai Belt and Road Initiative atau Jalur Sutera dan Jalur Maritim Abad ke-21 pada 2013. 

Sumber berita rm.id :
https://rm.id/baca-berita/nasional/146561/ngomongin-bisnis-tambang-jk-vs-luhut-panas-soal-pekerja-china

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo