TangselCity

Ibadah Haji 2024

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Dana Yang Dikucurkan Capai Rp 455 Triliun

Pinjol Sukses Gaet 90,21 Juta Nasabah

Laporan: AY
Kamis, 10 November 2022 | 11:23 WIB
Konferensi pers 4 thn Fintech. (Ist)
Konferensi pers 4 thn Fintech. (Ist)

JAKARTA - Industri financial technology (fintech) sukses mencatatkan agregat penyaluran pendanaan sebesar Rp 455 triliun. Jumlah ini disalurkan oleh 960.396 pemberi pinjaman (lender), kepada 90,21 juta penerima pinjaman (borrower).

Pinjaman online alias pinjol merupakan salah satu produk unggulan fintech.

“Ini adalah bukti nyata kontribusi fintech lending dalam memeratakan inklusi keuangan di Indonesia,” ucap Ketua Umum Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama (AFPI) Adrian Gunadi dalam Konferensi Pers 4th Indonesia Fintech Summit (IFS) dan Bulan Fintech Nasional (BFN) 2022 secara virtual, Senin (7/11).

Berdasarkan laporan e-Conomy SEA 2022 dari Google, Temasek, Bain & Company, ekonomi digital Indonesia diperkirakan tumbuh hingga 130 miliar dolar AS (Rp 2.040,4 triliun) pada 2025. Salah satunya dipengaruhi oleh adopsi layanan keuangan digital.

Dengan pergerakan yang menunjukkan peningkatan signifikan, layanan keuangan digital (fintech) dipercaya mampu mendorong akselerasi pemulihan ekonomi pasca pandemi.

Untuk itu, dia antusias dengan penyelenggaraan IFS dan BFN. Adrian berharap, IFS dan BFN kali ini bisa menghasilkan gagasan-gagasan signifikan. Khususnya untuk mengoptimalkan potensi industri fintech yang berasal dari kebutuhan riil masyarakat.

Adrian mencontohkan, lahirnya industri fintech lending yang didorong tingginya credit gap di Indonesia, mencapai Rp 1.650 triliun per 2018. Khususnya di kalangan masyarakat unbanked dan underserved. Kehadiran fintech lending diharapkan bisa menjadi salah satu solusi dari masalah ini.

“Industri fintech lending terbukti dapat memberikan kemudahan layanan finansial, di tengah masih banyaknya masyarakat Indonesia masih masuk ke dalam kategori unbanked,” kata Adrian.

Kepala Grup Inovasi Keuangan Digital Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Triyono menyampaikan, penguatan sektor keuangan digital dapat dilihat dari segi sisi supply dan demand.

Di sisi supply, saat ini OJK berkolaborasi dengan seluruh elemen ekosistem keuangan digital tengah mempersiapkan infrastruktur seperti e-KYC (Know Your Customer), tanda tangan elektronik, dan digital ID (Identification). 

Serta perangkat keamanan siber, yang diyakini mampu meningkatkan tata kelola dan tingkat keamanan dalam bertransaksi melalui layanan dan produk keuangan digital.

Sisi demand, masyarakat harus disiapkan dengan literasi keuangan digital yang memadai. Sehingga paham akan risiko-risiko dalam bertransaksi melalui produk dan layanan keuangan digital.

“Saya kira peran asosiasi cukup sentral di kedua sisi,” tegasnya.

Terpisah, Peneliti Center of Innovation and Digital Economy Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda melihat, sejauh ini perkembangan industri fintech sangat pesat. Bahkan para pemain di industri teknologi, termasuk fintech, sedang berusaha memperluas ekosistem masing-masing perusahaan.

"Sehingga cakupan masyarakat yang menggunakan layanannya bisa semakin luas. Salah satunya dengan bergabung ke perbankan membuat bank digital,” kata Huda kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Ia meramal, ke depan bakal lebih banyak lagi fintech dan bank yang tergabung dalam satu ekosistem. Bahkan, ekosistem tersebut tidak melulu soal fintech dengan perbankan, namun bisa bergabung dengan ekosistem perusahaan di sektor lain.

Gelar IFS & BFN Di Bali

Pemerintah bersama OJK dan Bank Indonesia (BI), serta asosiasi dan pelaku industri kembali memperkuat sinergi melalui IFS, yang akan berlangsung pada 10-11 November 2022 di Bali.

Ketua Umum Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) Pandu Sjahrir mengatakan, IFS akan kembali menghadirkan perusahaan-perusahaan fintech anggota Aftech, juga regulator seperti BI dan OJK. Serta para pemangku kepentingan lain di industri fintech, baik dari Indonesia maupun dari luar negeri.

“Sebagai Asosiasi yang resmi ditunjuk oleh OJK untuk menaungi penyelenggara Inovasi Keuangan Digital (IKD), ajang IFS menjadi upaya Aftech untuk meraih visi. Yakni mendorong inklusi keuangan melalui layanan keuangan digital,” ucap Pandu di kesempatan yang sama.

Penyelenggaraan 4th IFS 2022 diharapkan dapat menjadi wadah untuk mempertemukan para pendiri fintech lokal dan internasional, regulator, lembaga keuangan, investor, akademisi, dan pemangku kepentingan utama lainnya, untuk membahas topik industri dan peraturan terkini, mengembangkan jejaring. Serta merumuskan strategi atau aksi advokasi guna mempercepat digitalisasi pada industri jasa keuangan, serta mendorong percepatan pemulihan ekonomi nasional.

Kepala Grup Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran (DKSP) BI Dudi Dermawan menekankan, jumlah fintech di Indonesia tumbuh pesat dengan transaksi yang terus berakselerasi. Pertumbuhan ini, menurut Dudi, tidak terlepas dari upaya dan peran asosiasi fintech, serta berbagai asosiasi terkait lainnya.

“Dalam kaitan ini, penyelenggaraan kegiatan IFS 2022 menjadi salah satu bukti nyata kolaborasi dan sinergi tersebut. IFS tahun ini, BI bersama Aftech dan OJK mengangkat berbagai tema yang masih sejalan dengan topik pada Presidensi G20 Indonesia,” jelasnya.

Dudi menambahkan, Presidensi G20 Indonesia mengangkat pengembangan pembayaran lintas negara (cross-border payment) sebagai salah satu agenda prioritas.

Penyelenggaraan IFS 2022 juga didukung oleh OJK sebagai bentuk komitmen penguatan tata kelola dan infrastruktur yang dibutuhkan, seiring dengan melesatnya pertumbuhan fintech.

Kegiatan 4th IFS 2022 merupakan bagian dari rangkaian program pada BFN yang akan berlangsung mulai 11 November hingga 12 Desember 2022, yang akan diawali dengan momentum Hari Fintech Nasional (11.11).

Kemudian, akan dilanjutkan dengan berbagai kegiatan edukasi dan literasi yang dapat diikuti secara daring oleh masyarakat Indonesia melalui www.fintechsummit.co.id

Rangkaian acara akan ditutup dengan BFN Expo, Closing Ceremony dari IFS & BFN 2022 pada 11-12 Desember di Yogyakarta yang dapat dikunjungi oleh masyarakat umum.

Sumber berita rm.id :

https://rm.id/baca-berita/ekonomi-bisnis/147998/dana-yang-dikucurkan-capai-rp-455-triliun-pinjol-sukses-gaet-9021-juta-nasabah

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo