TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Kepala BMKG: Gempa Dahsyat Turki Bisa Saja Terjadi Di Indonesia

Laporan: AY
Sabtu, 25 Februari 2023 | 15:28 WIB
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat memberikan keterangan pers. (Ist)
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat memberikan keterangan pers. (Ist)

JAKARTA - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut, gempa dahsyat yang memporak-porandakan Turki berpotensi terjadi di Indonesia.

Karena seluruh wilayah di Tanah Air, rawan terhadap gempa yang dipicu sesar aktif.

"Gempa Turki mengingatkan banyak negara, bahwa sesar aktif dengan pergerakan geser mendatar yang terjadi di darat, dapat mengakibatkan gempa katastrofik," kata Dwikorita dalam Focus Group Discussion (FGD) bertema Lesson Learned From Turkiye Earthquakd for Mitigation Preparedness for The Next Potential Destructive Earthquake in Indonesia, Jumat (24/2).

Dia menjelaskan, gempa Turki bermagnitudo 7,8 sanggup memecahkan seluruh segmen sesar Anatolia Timur, yang mencakup segmen Turkoglu, Golbasi, Yarpuzlu, Lakehazar, dan Gorzali sepanjang 300 km.

Fenomena ini memberikan warning bagi Indonesia, untuk mewaspadai potensi gempa multi-segmen yang mungkin terjadi.

Fenomena serupa pernah terjadi di Pulau Lombok, pada tahun 2018. Ketika itu, ada lima gempa kuat yang terjadi dalam waktu 3 minggu dengan magnitudo 6,4; 7,0; 5,9; 6,2; 6,9.

Selain sanggup memecahkan.hampir seluruh segmen Sesar Anatolia Timur, gempa Turki juga memicu gempa di jalur sesar lain, yaitu sistem sesar Sürgü. Sebelah barat wilayah Surgu ikut terpicu, hingga terjadi gempa bermagnitudo 7,5 dan 6,0.

"Karakteristik zona sesar utama yang dikelilingi oleh sesar-sesar lainnya, juga banyak terdapat di Indonesia. Seperti di zona Sesar Cimandiri, Sesar Semangko, Sesar Palu Koro, Sesar Aceh-Seulimeum, Sesar Kawa dan sebagainya," papar Dwikorita.

Gempa Turki terjadi di wilayah selatan di Provinsi Adıyaman, Kilis, Osmaniye, Gaziantep, Malatya, Şanlıurfa, Diyarbakır, Adana, & Hatay, yang menjadi tempat tinggal bagi populasi 13,5 juta orang.

Berkaca dari gempa Turki, Dwikorita mengatakan, Indonesia perlu melakukan penguatan sistem mitigasi gempa bumi. Antara lain melalui penguatan/ pengembangan studi/kajian/riset dan teknologi; penguatan sistem monitoring kegempaan secara kontinu dan komprehensif.

Selain itu, juga perlu dilakukan penguatan kajian getaran tanah (ground motion); memperhatikan konstruksi bangunan tahan gempa dengan building code; penegakan peraturan pendukung sistem mitigasi gempa bumi; serta edukasi masyarakat. rm.id

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo