TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Proyek Transportasi Di DKI Digeber

Macet Bisa Berkurang, Mobilitas Lebih Mudah

Laporan: AY
Senin, 27 Maret 2023 | 10:10 WIB
Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono (kiri) saat  menerima tamu dari Menteri Korea Selatan. (Ist)
Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono (kiri) saat menerima tamu dari Menteri Korea Selatan. (Ist)

JAKARTA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta terus meningkatkan sarana transportasi massal untuk mempermudah mobilitas di Ibu Kota. Dengan demikian, warga mau meninggalkan kendaraan pribadinya di rumah untuk mengurangi kemacetan.

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono men­gatakan, mengatasi kemacetan menjadi agenda prioritas. Car­anya, dengan mengintegrasikan moda transportasi publik seperti bus Transjakarta, Mass Rapid Transit (MRT), dan Light Rail Transit (LRT).

Selanjutnya, pembangunan MRTFase 2A(Bundaran HI-Kota) dan LRTJakarta Fase 1B(Velodrome-Manggarai) dan revitalisasi halte Transjakarta digencarkan.

"Program-program peningkatan sarana transportasi massal di Jakarta ini juga dapat menunjang pertumbuhan roda perekono­mian,” kata Heru di Jakarta, akhir pekan lalu.

Pembangunan MRTJakarta Fase 2Aper 25 Februari 2023 telah mencapai progres 20,33 persen. Sementara LRTJakarta Fase 1 Brencananya sepanjang sekitar 6,4 kilometer dan konstruksi lelangnya dilakukan pada Juni 2023.

Heru menjelaskan, dalam proses pembangunan sarana transportasi massal ini, Pemprov DKI Jakarta bersinergi dengan berbagai pihak. Antara lain dengan Pemerintah Pusat, seperti Kementerian Perhubungan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) serta Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Salah satunya tampak dalam proyek Penataan Kawasan Sta­siun Tahap 2, seperti di Stasiun Tebet, Stasiun Palmerah dan Gondangdia. Kemudian, Sta­siun Manggarai juga sedang dalam perencanaan untuk pe­nataan lanjutan.

Selain itu, untuk mengurangi penumpukan penumpang com­muter line di stasiun Tanah Abang, penambahan jalur kereta juga dilakukan.

Heru menyebut, koordinasi dan sinergi dengan Pemerin­tah Pusat terus dilakukan agar proses pembangunan dapat dilakukan optimal.

"Ini membuat masyarakat semakin senang dan nyaman menggunakan moda transportasi publik di Jakarta,” jelasnya

Pemprov DKI Jakarta juga te­lah menyepakati perjanjian kerja sama pengembangan proyek MRTJakarta dengan Jepang, Inggris dan Korea Selatan un­tuk menjangkau lebih banyak wilayah dan mempermudah mobilitas masyarakat.

Kerja sama juga dilakukan dengan Pemerintah Daerah Jawa Barat dan Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi untuk membangun MRTTimur-Ba­rat (Cikarang-Jakarta-Balara­ja) Phase 1-Stage 1 (Tomang-Medan Satria).

Proyek pengembangan MRTini diharapkan dapat menambah minat masyarakat untuk beralih ke transportasi umum, dan ter­jangkau. Tidak hanya di Jakarta, tapi juga di wilayah penyangga (Bodetabek).

Selanjutnya, revitalisasi Halte Transjakarta juga terus dilaku­kan secara optimal. Beberapa halte kini sudah mulai beroperasi pasca revitalisasi. Seperti Halte Bundaran HI, Halte GBK, Halte Balai Kota dan Halte Kwitang.

Adapun, revitalisasi Halte Transjakarta yang telah terintegrasi dengan stasiun KRL Commuter Line dan Stasiun LRTadalah Stasiun Cawang Cikoko.

Dalam upaya meningkatkan kelancaran lalu lintas, Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Per­hubungan (Dishub) DKI Jakarta melakukan uji coba penutupan putaran lalu lintas (u-turn) dan penerapan Sistem Satu Arah (SSA) di beberapa lokasi. Ke­bijakan ini untuk mengurangi kemacetan dan menurunkan tingkat kecelakaan.

Pemprov DKI Jakarta terus mewujudkan integrasi transpor­tasi. Salah satunya dengan men­dukung proyek pembangunan Stasiun Integrasi LRTHalim, Makassar, Jakarta Timur, yang akan menghubungkan Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) dan LRTJabodebek.

Heru menyampaikan, ber­dasarkan laporan Asisten Pem­bangunan Sekda DKI Jakarta Affan Adriansyah, pihaknya te­lah menginstruksikan Pemkot Ja­karta Timur melakukan sosialisasi terkait rencana pembangunan fisik jalan masuk di Jalan D.I. Panjaitan sejak dua bulan lalu.

“Pihak yang memang terkena (dampak) di sekitar Jalan D.I. Panjaitan untuk bersiap, (karena) kita lakukan pembangunan fisik,” ungkap Heru.

Jika proyek itu berjalan tepat waktu, Heru optimistis masyarakat akan merasakan manfaat dari pembangunan proyek.

“Jadi, bisa tepat waktu dan mengurangi kemacetan di dalam kota,” jelasnya.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengapresiasi langkah Heru Budi yang terus berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk meningkatkan sa­rana transportasi massal.

“Ini penting. Tidak mungkin satu angkutan massal perkotaan dan antarkota berjalan baik tanpa koordinasi yang intensif,” kata BKS-sapaan Budi Karya Sumadi.

BKS bilang, langkah ini se­jalan dengan arahan Presiden Jokowi yang menekankan In­donesia harus meningkatkan kemampuan angkutan massal perkotaan dan angkutan massal antarkota.

"Dan yang membanggakan, yakni LRTJabodebek lebih dari 50 persen Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)-nya,” jelasnya.

BKS mengungkapkan, LRTJabodebek dari Bekasi, sekitar Bogor, sampai Dukuh Atas, bisa digunakan tahun ini.

“Istimewanya, Halim adalah ti­tik jumpa kereta dari Dukuh Atas dan Bekasi bagi mereka yang akan ke Bandung,” ujarnya.

MRTJakarta juga tengah menggencarkan Pembangunan Kawasan Berbasis Transit Ori­ented Development (TOD).

Kepala Departemen TOD Planning and Development MRTJakarta Sagita Devi menu­turkan, nilai investasi 15 proyek TOD pada 2022 mencapai Rp 1,5 triliun.

“Empat infrastruktur beroperasi dan 11 lainnya berjalan atau carry over untuk 2023,” kata Sagita Devi, Jumat (24/3).

Menurutnya, 15 proyek TOD tersebut, yakni Transit Plaza Depan Points, Simpang Temu Lebak Bulus, Park and Ride Lebak Bulus, Pedestrian Tunnel Menara Mandiri, Simpang Temu Dukuh Atas, Pedestrian Tunnel Thamrin, Serambi Temu Dukuh Atas, Plaza Transit Mahakam, Taman Literasi Martha Chris­tina, Rumapadu One Belpark Fatmawati, Penyediaan Hunian TOD, Penataan Taman Kudus, Pelebaran Jalan Pati Juwana, dan Pedestrian Blora-Kendal.

Sagita mengatakan, pelak­sanaan proyek TOD berangkat dari permasalahan Jakarta yang memiliki fungsi bangunan yang tunggal dan tindak beragam.

Kemudian memiliki ruang publik dan tata kelola yang berorientasi pada kendaraan ber­motor, kurangnya konektivitas antara ruang publik dan transit publik di Jakarta.

“Perlu adanya pergantian moda transportasi untuk mengurangi emisi transportasi, perencanaan urban design atau ruang publik serta area transit dan tersedia ruang UMKM,” tuturnya.

Sagita mengklaim, pengembangan kawasan TOD di Jakarta telah menurunkan peringatan kemacetan. Dari yang awalnya 46 menjadi 29. Tak hanya itu, polusi udara dan emisi gas dapat semakin ditekan.

Adapun beberapa manfaat lain­nya yang diperoleh, yakni mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, meningkatkan akses terhadap kesempatan kerja dan ekonomi, pembangunan yang mendukung berjalan kaki, serta gaya hidup sehat dan aktif. rm.id

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo