Ekonomi Global Bisa Babak Belur

CIPUTAT - Perang Rusia-Ukraina yang makin meluas, ditambah dengan meningkatnya ketegangan Korut-AS akan menekan ekonomi global.

Apalagi kalau provokasi China ke Taiwan atau sebaliknya meningkat, ekonomi dunia bisa babak belur.

Supaya ekonomi negeri ini tak ikut terpuruk, tiga empat bulan ke depan, ekspor non migas mesti digenjot. Produksi pangan mesti dipacu. Stok beras Bulog harus ditingkatkan hingga lebih dari dua juta ton.

Apabila konflik di berbagai belahan dunia meningkat, dikhawatirkan, pasokan pangan dan energi ke negara- negara Asia Tenggara akan tersendat, atau bahkan tersumbat.

Kalau suplai pangan dan energi terhambat, krisis ekonomi langsung akan dirasakan negara-negara yang stok pangannya tipis serta tidak memiliki sumber energi migas.

Awal April 2023, IMF (Dana Moneter Internasional) meramalkan, ekonomi Indonesia tahun ini akan tumbuh 5 persen, sedikit lebih tinggi dari angka ramalan sebelumnya, 4,8 persen yang dikeluarkan Januari lalu.

Membaiknya kinerja ekspor non migas kuartal I, mampu mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi. Untuk itu, di kuartal II, kita berharap, kegiatan ekspor bisa dipacu lagi.

Tekanan terhadap ekonomi global diperkirakan bakal mencapai puncaknya pada kuartal III, seiring dengan meningkatnya ketegangan China-Taiwan dan Korut-AS.

Konflik politik dan perang antar negara tetangga yang terjadi di berbagai belahan dunia, bisa memicu resesi ekonomi global.

Kita tetap berharap, resesi global tak menerjang negeri ini. Kalaupun kemudian resesi singgah sebentar di sini, kita berharap tak merusak ekonomi masyarakat kelas bawah.

Oleh karena itu, ekonomi rakyat harus diperkuat. Tambahan modal dengan bunga murah, mesti dikucurkan untuk usaha kecil dan mikro.

Sedangkan untuk bisnis rakyat kecil yang terancam gulung tikar, bantuan modal tanpa bunga, mesti secepatnya diberikan. Sebab, tanpa kucuran modal, usaha kecil dan mikro bisa gulung tikar.