TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Prabowo Mau Nyapres, Airlangga Mau Nyapres, Imin Mau Nyapres

Koalisi Besar, Keinginan Besar

Laporan: AY
Minggu, 07 Mei 2023 | 10:33 WIB
Foto ; Ist
Foto ; Ist

JAKARTA - Keinginan lima partai pendukung Pemerintah; Gerindra, Golkar, PKB, PAN dan PPP membentuk koalisi besar banyak tantangannya. Pasalnya, Prabowo Subianto, Airlangga Hartarto dan Muhaimin Iskandar ngebet mau nyapres. Koalisi besar, keinginannya besar juga.

Hingga saat ini pembentukan koalisi besar masih sebatas wacana. Pembentukan koalisi besar pertama kali diungkapkan oleh Ketum Golkar Airlangga Hartarto usai bertemu hadiri buka bersama di Tower NasDem, Sabtu (25/3) lalu.

Padahal saat itu, Golkar bersama PPP dan PAN sudah membentuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Sedangkan Gerindra dan PKB sudah bentuk Koalisi Indonesia Raya (KIR). Kaolisi besar ini akan menggabungkan dua koalisi tersebut.

Gayung pun bersambut. Parpol koalisi pemerintah menyatakan siap gabung koalisi besar. Presiden Jokowi pun ikut memberikan lampu hijau.

Namun, meskipun sudah mendapat banyak dukungan, pembentukan koalisi besar masih belum bisa dibentuk. Alasannya, beberapa ketum parpol ingin nyapres.

Wakil Ketua Umum Golkar, Nurul Arifin mengatakan, Beringin sudah memiliki calon yang akan diusung pada Pilpres 2024, yaitu Airlangga Hartarto. Jadi, tidak mungkin Golkar merapat ke PDIP dan PPP untuk mengusung Ganjar Pranowo.

Silakan saja berharap (Golkar gabung), tapi kami dari Golkar sudah jelas dengan positioning kami, yaitu Pak Airlangga Hartarto sebagai capres,” kata Nurul.

Menurut dia, keputusan Golkar sudah mutlak. Golkar akan fokus mengusung Airlangga sebagai capres pada Pilpres 2024. “Berpolitik itu butuh konsistensi dan komitmen,” tambahnya.

Senada, Sekjen Gerindra Ahmad Muzani menegaskan partainya telah memandatkan Prabowo Subianto sebagai capres. Bukan cawapres. Bahkan, partainya tidak pernah berpikir memposisikan Prabowo sebagai cawapres Ganjar.

Nggak ada tuh pikiran menempatkan Pak Prabowo jadi cawapres dengan siapapun pasangannya,” jelas Muzani.

Keputusan Gerindra mencalonkan Prabowo sebagai capres adalah keputusan final. Jadi, Gerindra tidak pernah berpikir mendesak Prabowo nyapres tapi cuma sekadar cawapres.

Bahkan, Prabowo juga ikut mengomentari mengenai posisinya di Pilpres 2024 mendatang. Prabowo menegaskan dirinya tidak kapok memperebutkan kursi presiden. Sekalipun harus bersua dengan nama-nama capres yang tengah mengemuka seperti Ganjar dan Anies Baswedan.

Begitu juga dengan PKB. Partai tersebut mengusulkan Muhaimin Iskandar jadi capres atau cawapres. “Siapa bilang (ikhlas tak jadi cawapres di Koalisi Besar)? Kamu jangan doa jelek ya,” imbuh Cak Imin.

Lalu apa kata pengamat? Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah mengatakan, jika melihat beberapa ketum parpol koalisi ingin maju capres, maka koalisi besar bakal cuma jadi wacana. Bagaimana mereka mau kerja sama sama, jika tidak ada yang mau ngalah.

Koalisi besar sulit terwujud. Saat ini saja koalisi pemerintah sudah pecah,” ujarnya kepada Rakyat Merdeka (Tangsel Pos Group), kemarin.

Dedi memahami, kenapa para ketum ngebet jadi capres maupun cawapres. Menurut dia, jika kadernya jadi capres atau cawapres akan meningkatkan suara partai mereka. Dia mencontohkan Gerindra yang ngotot mencapreskan Prabowo.

Ketika tidak usung Prabowo, maka Gerindra bisa kehilangan suara. Karena faktor pemilih Gerindra lebih banyak dipengaruhi karena pencapresan Prabowo,” tukas Dedi. (RM.id)

Megawati Soekarnoputri pada sebuah acara di Bali. Foto : Ist
Pos Sebelumnya:
Katanya Pengen Ketemu Mega
Pos Berikutnya:
Blusukan Ke Tapal Kuda
Ganjar Pranowo saat bertemu kader PDI di Surabaya. Foto : Ist
Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo