TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Analisis Politik: Ridwan Kamil Lebih Cocok Maju Sebagai Cawapres

Oleh: OKT/AY
Jumat, 08 Juli 2022 | 12:09 WIB
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. (Ist)
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. (Ist)

JAKARTA - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil memang selalu muncul dalam berbagai survei calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) potensial di 2024 mendatang.

Namun, pria yang akrab dipanggil Kang Emil itu dinilai tidak cocok bila maju sebagai capres. Menurut Analisis Politik yang juga Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago, Kang Emil lebih cocok maju sebagai cawapres.

"Kalau misalnya tiga nama besar seperti Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Rasyid Baswedan selalu disebut-sebut sebagai calon presiden di 2024 mendatang. Ridwan Kamil cocoknya sebagai calon wakil presiden,” kata Pangi di Jakarta, Kamis (7/7).

Selain mantan Wali Kota Bandung itu, ada beberapa nama lain yang cocoknya maju sebagai cawapres. Yaitu Sandiaga Salahuddin Uno, Erick Thohir, Khofifah Indar Parawansa, dan Agus Harimurti Yudhoyono.

Namun demikian, Pangi menjelaskan bahwa pemilihan kombinasi capres dan cawapres bergantung pada banyak hal. Selain kecocokan di antara para pasangan tersebut, target ikut jadi penentu.

"Misalnya untuk cawapres Sandiaga Uno dan Erick Thohir yang berlatar belakang pengusaha, lebih baik dipasangkan dengan yang berlatar belakang militer agar jadi pasangan sipil-militer," terangnya.

Kemudian, andai yang dibutuhkan adalah cawapres yang berlatar belakang kepala daerah dengan jumlah pemilih besar, maka Kang Emil bisa jadi pilihan. Dia dinilai paling cocok dipilih karena elektoral penduduknya yang amat besar.

"Jawa Barat itu kan representasi penduduknya termasuk yang terbesar. Nah kalau untuk contoh selanjutnya, semua tergantung kebutuhan,” tutur Pangi.

Sebelumnya, hasil survei CiGMark yang dilakukan pada 9-17 Juni 2022 dengan total responden sebanyak 1.200 orang memotret beberapa kombinasi dan skema pasangan capres dan cawapres. 

Survei yang dilaksanakan dengan metodologi multistage random sampling dan margin of error sebesar 2,83 persen itu menunjukkan gambaran pemilih ketika dihadapkan dalam beberapa opsi. Khususnya, saat Kang Emil ditempatkan sebagai wakil presiden.

Misalnya, bila pada pemilu presiden (pilpres) nanti pasangan Anies Baswedan dan Ridwan Kamil bertarung melawan pasangan Ganjar Pranowo dan Sandiaga Uno, hasil survei CiGMark menunjukkan bahwa pemilih lebih banyak mendukung Anies dan Kang Emil, dengan persentase pemilih mencapai 40,3 persen.

Sementara Ganjar dan Sandi hanya dipilih oleh 36,1 persen pendukung. Saat dipasangkan dengan Prabowo Subianto,

Kang Emil juga tersurvei mampu membantu mendulang suara. Itu terjadi bilang kombinasi pasangan calon presiden dan calon wakil presidennya adalah Prabowo Subianto-Ridwan Kamil dan Ganjar Pranowo-Erick Thohir.

Dengan kombinasi itu, pemilih yang mendukung Prabowo-Ridwan Kamil sebanyak 44,3 persen. Sementara Ganjar-Erick sebanyak 33,2 persen.

Tak hanya itu, dengan kombinasi pasangan Prabowo-Ridwan Kamil dan Ganjar Pranowo-Anies Baswedan, pasangan pertama unggul 40,6 persen lawan 37,9 persen.

Sementara bila Prabowo-Ridwan Kamil melawan Anies-Ganjar Pranowo, pasangan pertama unggul 39,4 persen lawan 36,7 persen.

Bila pilihan yang tersedia nanti Ganjar Pranowo-Ridwan Kamil dan Prabowo-Anies Baswedan, Ganjar dan Kang Emil unggul 42,7 persen lawan 37 persen.

Survei CiGMark juga menunjukkan bahwa belakangan ini nama Ridwan Kamil menguat. Sementara elektabilitas Prabowo Subianto masih stagnan dan elektabilitas Ganjar Pranowo maupun Anies Baswedan naik tipis.

Pangi melihat itu terjadi karena belum lama nama Ridwan Kamil dibicarakan oleh banyak orang. Kemudian masuk ke berbagai media massa.

Meski pemberitaannya mengenai kehilangan putra, namun jangkauannya luas. Berita tersebut tidak hanya diwartakan di Bandung dan Jakarta.

Media massa lokal, nasional, maupun internasional ikut memberitakan. Sehingga nama Kang Emil sampai ke ruang-ruang diskusi dan ruang-ruang pembicaraan masyarakat di berbagai lapisan. Tidak terkecuali media sosial.

”Termasuk mungkin bagaimana (pengaruh) sentimen publik terhadap Ridwan Kamil meningkat karena ada nilai-nilai agama, nilai humanisme, dan seterusnya,” jelas dia. (rm.id)

Komentar:
Berita Lainnya
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo