TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Ngebet Bangun Koalisi Besar, Mimpinya Golkar Dibuyarkan PKB

Oleh: Farhan
Sabtu, 27 Mei 2023 | 09:30 WIB
Foto : Ist
Foto : Ist

JAKARTA - Partai Golkar masih ngebet bikin koalisi besar. Partai yang dikomandoi Airlangga Hartarto itu, menawarkan paket untuk mewujudkan koalisi besar itu, yakni capresnya dari Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang beranggotakan Gerindra-PKB, sementara cawapresnya berasal dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang beranggotakan Golkar-PAN-PPP. PKB yang ngotot menyorongkan ketua umumnya, Muhaimin Iskandar sebagai cawapres Prabowo Subianto, mencoba membuyarkan mimpi beringin bentuk koalisi besar itu.

Keinginan Golkar itu disampaikan Ketua Bappilu Presiden Golkar Nusron Wahid, di Jakarta, kemarin.

Pernyataan Nusron ini terkait dengan pertemuan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar beberapa waktu lalu. Menurut dia, pertemuan itu sangat istimewa karena ingin menyamakan koalisi inti antara Golkar dan PKB.

"Integrasi Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) dan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB)," kata Nusron.

Menurut dia, Golkar berkomitmen membentuk poros alternatif pada pemilu mendatang. Tujuannya agar mengakhiri polarisasi politik yang terjadi.

"10 tahun terakhir masyarakat terpolarisasi. Makanya kita berusaha membentuk yang akan menyatukan Indonesia lagi, dan menciptakan konsolidasi antar-komponen bangsa," ujarnya.

Kemudian Nusron menyinggung skenario capres dan cawapres dari koalisi besar. Dia menyebut capres akan berasal dari KKIR, sementara cawapres dari KIB. Menurut dia, Airlangga cocok mendampingi Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.

Diketahui, saat ini Golkar berada di KIB bersama dengan PAN dan PPP. Sedangkan PKB bekerjasama dengan Gerindra membentuk KKIR.

Prabowo dari Gerindra sebagai representasi kekuatan terbesar dari KKIR. Airlangga Hartarto, Ketum Golkar, representasi terbesar dari KIB. Maka sudah klop dan wajar," jelas dia.

Namun sayangnya, tekad Golkar bertepuk sebelah tangan. Menurut PKB, KIB sudah bubar. "Ah mimpi, itu Pak Nusron mimpinya jam berapa? Itu bukan skenario wong KIB sudah bubar apanya yang mau dilebur," ucap Waketum PKB Jazilul Fawaid, kemarin.

Jazilul bilang, pernyataan Nusron berlebihan. Urusan pencapresan menjadi kewenangan partai masing-masing. Apalagi PKB dan Gerindra punya komitmen soal pencapresan ada di tangan Prabowo dan Cak Imin.

Menurutnya, pertemuan PKB dan Golkar hanya untuk menyusun skenario kemenangan. Kedua partai membahas terkait inti koalisi jika nanti Golkar bergabung. “Bukan memasangkan capres dan cawapres,” tegasnya.

Sementara, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai, koalisi besar sulit terwujud. Menurut dia, koalisi besar harus didukung partai dominan, seperti Golkar, Gerindra dan PDIP. Sementara ketiganya punya jagaon yang berbeda di pilpres.

Menurut dia, koalisi yang terbangun saat ini cukup ideal. PDIP-PPP dengan mengusung Ganjar Pranowo, Gerindra-PKB yang mengusung Prabowo Subianto, lalu NasDem-PKS-Demokrat dengan Anies Baswedan.

“Kemudian ada Airlangga dan Zulkifli Hasan yang bisa maju sendiri dengan Golkar-PAN,” ujar Dedi kepada Rakyat Merdeka (Tangsel Pos Grup), kemarin.

Dedi memahami, sikap PKB yang tidak menerima bongkar pasang capres yang diusulkan Golkar. Apalagi harus menyerahkan kurci cawapres ke Airlangga.

"Maka rasional statemen elit PKB menolak koalisi besar, karena tentu sulit tentukan capres yang bisa akomodatif untuk semua," sebut dia. (RM.id)

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo