TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Ukraina Dan Rusia Buka Keran Ekspor Gandum Dan Pupuk, Walau Perang Belum Berakhir

Oleh: HES/AY
Sabtu, 23 Juli 2022 | 10:07 WIB
Panen gandum. (Ist)
Panen gandum. (Ist)

RUSIA - Ukraina dan Rusia akhirnya menandatangani kesepakatan, yang memungkinkan dimulainya kembali ekspor gandum dari Pelabuhan Laut Hitam Ukraina.

Sekjen PBB Antonio Gutteres menyebut, penandatanganan kesepakatan ini adalah sebuah terobosan diplomatik besar, yang bertujuan meredam krisis pangan global akibat perang.

"Ini terjadi setelah negosiasi antara Ukraina dan Rusia yang dimediasi oleh Turki dan PBB, berlangsung selama berbulan-bulan," ujar Gutteres, seperti dikutip CNN International, Jumat (22/7). 

"Hari ini, ada cahaya terang di Laut Hitam. Cahaya terang harapan, cahaya terang kemungkinan, dan cahaya terang yang melegakan dunia. Lebih dari sebelumnya," ujarnya.

Gutteres menegaskan, kesejahteraan umat manusia adalah poin penting dalam pembicaraan soal kesepakatan tersebut.

"Pertanyaannya, bukanlah apa yang baik untuk satu pihak atau pihak lain. Kita hanya fokus pada apa yang paling penting bagi masyarakat dunia. Tidak boleh ada keraguan untuk itu. Ini adalah kesepakatan dunia," tandasnya.

Kesepakatan ini akan membawa kelegaan bagi negara-negara berkembang, dan membantu menstabilkan harga pangan global, yang sudah mencapai rekor. Bahkan, sebelum Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari lalu.

Tak ayal, terhambatnya pasokan gandum adalah mimpi buruk sejati bagi negara-negara berkembang.

Guterres menjelaskan, kesepakatan itu tidak datang dengan mudah. Dia mengaku telah mengusulkan rencana solusi tersebut, dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, sejak April lalu.

“Kami mengandalkan pemerintah Turki, untuk mempertahankan peran kritisnya dalam mengawal kesepakatan ini. PBB juga akan terus mendampingi," tegas Guterres.

Dia pun mendesak semua pihak, untuk serius mengimplementasikan komitmen dan berusaha keras, dalam mewujudkan perdamaian.

"Ini adalah kesepakatan yang belum pernah terjadi sebelumnya, antara dua pihak yang terlibat dalam konflik berdarah. Tapi, konflik itu terus berlanjut. Orang-orang sekarat setiap hari. Pertempuran berkecamuk setiap hari," papar Guterres.

"Cahaya harapan di Laut Hitam bersinar terang hari ini, berkat upaya kolektif dari begitu banyak orang. Di masa-masa sulit dan penuh gejolak ini untuk kawasan dan dunia kita, biarkan cahaya itu memandu jalan untuk meringankan penderitaan manusia, dan mengamankan perdamaian," imbuhnya.Berlaku 120 hari.

Seperti diberitakan BBC, pihak Rusia dan Ukraina yang menandatangani kesepakatan di Istanbul, tidak duduk di meja yang sama.

Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu menandatangani kesepakatan Moskow terlebih dahulu. Diikuti Menteri Infrastruktur Ukraina Oleksandr Kubrakov, yang meneken perjanjian identik Kiev.

Kesepakatan yang membutuhkan waktu dua bulan untuk dicapai ini, memiliki durasi 120 hari. Dengan pusat koordinasi dan pemantauan di Istanbul, yang dikelola pejabat PBB, Turki, Rusia dan Ukraina.

Perjanjian ini dapat diperpanjang, jika kedua belah pihak setuju.

Blokade bahan pangan dari Ukraina telah menyebabkan krisis pangan global terhadap produk berbasis gandum, seperti roti dan pasta. Harganya menjadi lebih mahal. Begitu pula harga minyak goreng dan pupuk. Melambung.

Karena itu, Juru Bicara Gedung Putih John Kirby mendesak Rusia bergerak cepat mengatasi situasi ini. Agar kelompok rentan dunia tak tergelincir ke dalam jurang kelaparan dan kekurangan gizi yang lebih dalam.

"Saya berbicara tidak hanya tentang upaya memulai ekspor produk pertanian dari pelabuhan Ukraina, tetapi juga terhadap ekspor produk pertanian dan pupuk dari pelabuhan Rusia," jelas Kirby.

Berikut poin-poin penting kesepakatan tersebut, seperti dilansir BBC:

1. Rusia tidak akan menargetkan pelabuhan, saat pengiriman bahan pangan sedang transit.

2. Kapal Ukraina akan memandu kapal kargo melalui perairan yang telah ditambang Turki - didukung oleh PBB - untuk menginspeksi kapal. Ini membantu menghilangkan ketakutan Rusia terhadap penyelundupan senjata.

3. Ekspor gandum dan pupuk Rusia melalui Laut Hitam akan difasilitasi. (rm.id)

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo