TangselCity

Ibadah Haji 2024

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Prabowo Ungkap Intel Asing Recokin Rempang

Oleh: Farhan
Jumat, 03 November 2023 | 08:32 WIB
Aksi demo warga Pylau Rempang, Batam. Foto : Ist
Aksi demo warga Pylau Rempang, Batam. Foto : Ist

JAKARTA - Konflik berdarah yang terjadi di Pulau Rempang pada 7 September 2023, ternyata tak lepas dari pengaruh internasional. Ada intelejen (Intel) asing yang memang sengaja recokin Rempang. Sudah dua menteri di kabinet yang bicara soal itu. Kali ini, giliran Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang mengungkap ada Intel asing recokin Rempang.

Kabar itu diungkap Prabowo membuka Simposium Geopolitik & Geostrategis Global serta Pengaruhnya terhadap Indonesia' di Kementerian Pertahanan, Jakarta, Kamis (2/11). Hadir di acara tersebut, para perwira TNI dari level kepala staf, pimpinan, hingga komandan satuan.

Di awal sambutannya, Prabowo berbicara akan melimpahnya sumber daya alam yang dimiliki Indonesia. Bukan hanya dilabeli negara besar, Indonesia juga terbukti menyimpan banyak mineral. Atas dasar itu, banyak kekuatan besar dunia yang mengincar kekayaan Indonesia.

"Kita menjadi sasaran bagi kekuatan-kekuatan besar dunia, dan ini menyangkut hal-hal fisik yang di depan mata kita," kata Prabowo.

Ketum Partai Gerindra itu menegaskan, dirinya tidak sedang  menakut-nakuti. Menurutnya, ada pihak asing yang mengincar Indonesia itu bukanlah isapan jempol belaka. Hal ini bisa dilihat dari beberapa konflik di Indonesia, ada kaitannya dengan asing.

Dia lantas menyebut konflik yang sempat terjadi di Pulau di Rempang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau, 7 September 2023. Menurut Prabowo, tanpa direcoki intel asing, Rempang tak akan bergejolak.

"Kita mendapat laporan dari berbagai sumber-sumber yang patut kita ketahui, bahwa peristiwa-peristiwa seperti di Rempang sudah mulai masuk campur tangan intel-intel asing," ungkapnya.

Sayangnya, Capres yang diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM) itu tak menjelaskan lebih detail siapa intel asing yang dimaksud. Ia hanya menyebut, konflik yang dicampuri intel asing sangat menyita energi dan perhatian. Artinya, keberadaan mereka sangat merepotkan.

"Kita banyak juga mengalami. Di Aceh kita mengalami, di Ambon kita mengalami, di Timor-Timur, dan kita mengalami di Papua terus-menerus. Bagaimana campur tangan asing sangat mempengaruhi kondisi kita," ungkap Prabowo.

Diketahui, bentrokan terjadi di Pulau Rempang terkait penolakan warga terhadap Proyek Strategis Nasional (PSN) Rempang Eco-City. Saat itu, warga yang menolak untuk dipindahkan bentrok dengan aparat penegak hukum hingga menimbulkan banyak korban jiwa.

Konflik ini bermula saat Pemerintah berencana merelokasi warga di Pulau Rempang, Pulau Galang, dan Pulau Galang Baru. Pemindahan warga itu untuk mengembangkan investasi di Pulau Rempang menjadi kawasan industri, perdagangan, dan wisata yang terintegrasi.

Proyek yang dikerjakan oleh PT Makmur Elok Graha (MEG) dan BP Batam ditargetkan bisa menarik investasi besar. Adapun lahan yang digunakan seluas seluas 7.572 hektar, atau sekitar 45,89 persen dari total luas Pulau Rempang 16.500 hektar.

Karena tidak koperatif, aparat gabungan memasuki wilayah perkampungan warga. Sementara warga memilih bertahan dan menolak pemasangan patok lahan sebagai langkah untuk merelokasi.

Warga yang menolak akhirnya dipukul mundur menggunakan gas air mata dan cara kekerasan. Sebanyak 7 orang warga dilaporkan ditangkap pasca insiden ini dan ditetapkan sebagai tersangka kerusuhan.

Sebelum Prabowo, Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia lebih dahulu menuding ada keterlibatan asing dalam konflik yang terjadi di Rempang. Sebab, investasi ini digiring ke ranah politik.

"Karena ini tahun politik, jadi mau dibawa-bawa ke sana. Janganlah! Temuan saya sebagai tim, saya tahu siapa barang ini yang ikut main, tapi yakinlah teman-teman, bahwa tidak hanya dalam negeri. Saya tahu siapa yang (terlibat) dari luar negeri," kata Bahlil di Jakarta, Senin (25/9/2023).

Ia menyayangkan, setiap ada investasi besar yang masuk ke Indonesia, selalu saja ada yang menghalangi. Ada negara yang tidak senang melihat negara lain maju atau berkompetisi dengan Indonesia.

Saat itu, Bahlil tidak mau menyebut negara mana yang terlibat konflik Rempang. Baginya, dalam konteks hubungan luar negeri ada tata kelola dan etika. "Saya tidak mau sebut negara mana. Kalau kita bersaing sama teman-teman sendiri kan, ya, gitu deh," sesalnya.

Namun, setelah Pemerintah melakukan pendekatan ke warga, rencana investasi produsen kaca asal China yakni Xinyi Grup di Rempang tetap berjalan dan tidak ada kendala. "Investasi nggak ada masalah. Butuh waktu saja," kata Bahlil di Jakarta, Rabu (25/10/2023).

Pemerintah juga telah memiliki target untuk peletakan batu pertama (groundbreaking) yang sempat menuai konflik tersebut. "Saya punya target, tetapi tidak boleh saya umbar," tegas mantan ketua umum Hipmi itu.

Meski tidak mudah, Bahlil bersyukur bahwa dari total 900 Kartu Keluarga, 500 di antaranya sudah bersedia untuk direlokasi secara sukarela.

"Alhamdulillah, sudah hampir 100 KK sekarang sudah ada di tempat mereka direlokasi. Jadi, memang investasi ini gak gampang. Jangankan invest besar, mau bangun grosir aja susah kok. Apalagi kompetisi dengan negara-negara lain," cetusnya.

Saat ini, kondisi di Rempang terbilang kondusif dibandingkan beberapa waktu lalu. Bahkan, 4 pos keamanan yang awalnya didirikan telah ditarik alias ditiadakan, seiring kondisi Rempang yang semakin kondusif.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo