TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Kampanye, Akan Seperti Apa?

Oleh: Supratman
Kamis, 23 November 2023 | 07:50 WIB
Foto : Ist
Foto : Ist

SERPONG - Rangkaian kampanye Pemilu 2024 akan dimulai pekan depan. Tepatnya Selasa, 28 November 2023. Apa yang akan terjadi?

Kira-kira begini: panggung-panggung hiburan tampaknya akan tetap mendominasi. Panggung-panggung inilah yang menjadi salah satu sumber lahirnya para pemimpin bangsa berpenduduk 278 juta jiwa ini.

Panggung-panggung itu akan diisi nyanyian, joget-joget, kuis, sulap serta hiburan lainnya. Termasuk janji-janji manis yang menghibur. Inilah “pesta” sesungguhnya bagi sebagian rakyat.

Di panggung itu, para jurkam akan menyuarakan hal yang sama dari satu panggung ke panggung lainnya. Nyaris seperti hafalan. Diulang-ulang dengan suara bersemangat. Jawaban massa tak kalah menggelegarnya.

“Siap memenangkan pasangan X!?” tanya jurkam dengan nada tinggi.

“Siaaaaap!” massa peserta kampanye menjawab lantang dengan tangan terkepal.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, di antara mereka, tampaknya ada juga yang akan hadir memeriahkan kampanye calon-calon lain di hari berikutnya. Semangatnya sama. Jawabannya juga sama, tetap menggelegar.

Lalu dimana substansinya? Apa yang terjadi dengan Indonesia lima tahun ke depan? Bisakah harga-harga sembako dikendalikan? Mampukah pemerintah menyediakan lapangan kerja?

Apakah kerusakan lingkungan bisa diminimalisir? Bagaimana pemerintah menyelamatkan UMKM lokal dari serbuan barang impor? Sanggupkah orang-orang terpilih itu memberantas korupsi?

Itu semua, entah ada di nomor berapa. Sekarang, yang penting happy. Panggung semarak. Hiburan meriah. Semua gembira. Saat itu. Ya, saat itu.

Lalu dimana visi misi yang disusun sedemikian hebatnya? Itu akan dibicarakan di panggung yang lain. Tapi, bagi sebagian orang, itu hanya milik sekelompok orang lain.

Begitulah kampanye terbuka dari pemilu ke pemilu. Bahkan sudah berlangsung sejak pemilu terbaik, Pemilu 1955 yang diikuti lebih dari 30 partai politik.

Saat itu, para jurkam dan para pemimpin bangsa tampil dengan ide-ide yang luar biasa. Mereka menyuntikkan visi misi kepada para peserta, termasuk ke para pemuda.

Sekarang, tampaknya, para jurkam dan para calon akan mengubah penampilan dan gaya natural mereka, berusaha menyerupai dan “menyelami” anak muda. Tujuannya, meraup suara anak muda yang jumlahnya 52 persen.

Yang belum dicoba: pakai celana jeans bolong-bolong. Adakah yang mau mencoba?

Di balik meriahnya kampanye panggung hiburan dan kampanye bergaya anak muda itu, sesungguhnya ada kenyataan yang tak terlihat: transaksi tingkat tinggi di kalangan elit politik.

Transaksi itu bisa melenceng jauh dari janji kampanye di panggung depan. Di situ para elit berbagi, “berjoget dan bernyanyi”. Merancang sesuatu yang menurut mereka “demi bangsa dan negara”.

Di panggung kampanye, biduan terus bernyanyi, “Rungkad… entek-entekan… Tresno tulusku mung dinggo dolanan…”.

Dari “panggung hiburan” yang meriah, dan dari panggung belakang yang kedap suara, akan lahir para pemimpin yang akan menjadi driver bangsa besar ini selama lima tahun ke depan.

Selama lima tahun itu, semoga bangsa ini akan tetap bahagia. Happy terus.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo