TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Soal Model Pengembangan Kota

Batam Meleset, Mudah-mudahan IKN Sesuai Konsep

Oleh: Farhan
Minggu, 24 Maret 2024 | 11:38 WIB
Maket IKN. Foto : Isþ
Maket IKN. Foto : Isþ

IKN - Komisi II berharap, pembangunan Ibu Kota 
Negara Nusantara (IKN) bisa melesat sesuai dengan tujuan awal pemindahan ibu kota negara dari Jakarta menuju IKN, di Kalimantan Timur (Kaltim). Pembangunan IKN ini bisa belajar dari pengembangan kota Batam.
Wakil Ketua Komisi II DPR Syamsurizal mengatakan, ibu kota negara Indonesia, Nu­san­tara, menarik untuk dibahas karena ada sesuatu yang baru. “Dan yang paling menggembira­kan dalam suasana ini adalah cara pandang kita yang sudah sedikit ada kemajuan. Bagaimana kita memandang sebagai sebuah ibu kota,” kata Syamsurizal.
Dia pun menghargai cita-cita Otorita IKN yang mendorong IKN ini tumbuh seperti kota Shenzhen, Tiongkok, yang kini telah menjadi salah satu pusat pengembangan teknologi global dunia. Namun belajar dari kota Shenzhen ini, hendaknya juga bercermin dari Kota Batam. Sebab baik Shenzhen mapun Batam ini, dibangun serentak, namun hasilnya bertolak belakang.
“Sama-sama berangkatnya ketika itu. Tapi hasilnya, Shenzhen melaju pesat luar biasa, sampai penduduknya mencapai 17 juta.  Nah kalau Shenzhen melesat, Batamnya meleset. Apa yang diinginkan ketika itu untuk Batam sama sekali tidak terwujudkan,” ungkapnya.

Dikatakannya, memang ada konsep dari bangsa ini yang ­ingin menjadikan Kota Batam ini sebagai salah satu kawasan ekonomi khusus, untuk kemajuan negara ini. Sama seperti halnya kota Shenzhen. Hanya saja, apa diharapkan dari Batam itu tidak terjadi. “Ada hal-hal yang menyebabkan yang patut kita pelajari dalam konteks membangun IKN ini,” jelasnya.
Menurut politisi Fraksi PPP ini, kegagalan Batam menjadi salah satu kawasan tumbuh ekonomi ini disebabkan beberapa hal. Salah satunya, Singapura menganggap Batam ini merupakan saingan. Makanya Singapura tidak rela, Batam ini bisa maju ketika itu.

“Tapi Shenzhen ini didukung sepenuhnya oleh pemerintah RRC-nya (Republik Rakyat ­China) ketika itu. Dan yang paling mendukung itu adalah masyarakat pebisnis yang ­jumlahnya nomor satu terbesar di dunia. Ini berbeda sekali ­dengan Batam dan tentunya berbeda dengan IKN ini,” ujarnya.

Ini pula yang harus menjadi perhatian ketika membangun IKN. Sebab di IKN ini, tidak memiliki penduduk yang sifatnya pebisnis. Ini pula yang membuat kota Batam tidak berkembang. Alih-alih menjadi kota ekonomi, Batam justru menjadi kota yang cukup kumuh.

“Karena (Batam) disibukkan dengan orang-orang yang datang, yang membawa kekumuhan. Makanya ini patut diantisipasi untuk IKN ini. Membawa kekumuhan, membawa hal-hal lain yang memprihatinkan. Dan Pemerintah setempat disibukkan dengan hal-hal seperti itu, di luar rencana semula,” sebutnya.
Karena itu, dia mendukung perencanaan yang dibangun pihak Otorita dalam membangun IKN ini. Sangat penting untuk menjaga kedisiplinan untuk memastikan tujuan perpindahan ibu kota ke IKN ini bisa terwujud.
“Bagaimana kita bisa mengatasi soal kekumuhan atau membiarkan penduduk-penduduk pendatang yang membawa kita menjadi sibuk untuk urusan-urusan menghadapi mereka. Ini yang kami pelajari selama di Batam. Sehingga Batam tidak bisa secepat Shenzhen,” wantinya.
Untuk itu, sangat penting bagi OIKN meletakkan arah pem­bangunan di IKN ini. Dalam hal, apakah IKN ini juga diarahkann untuk menjadi pusat ekenomi dan bisnis seperti di Shenzhen. Atau IKN ini hanya sebagai pusat pemerintahan, seperti Canberra, Australia.

“Nah IKN ini mau diarahkan ke mana? Bisniskah atau pemerintahankah? Atau kombinasi keduanya? Tadi dikatakan bahwasannya dia akan menjadi pusat penyelenggaraan segala sesuatu yang menggunakan IT dan segala macam kecanggihan zaman sekarang. Tapi sebagai apa? Pemerintahankah? Bisniskah?” bilangnya.
Bagi Syamsurijal, penentuan arah pembangunan ini sangat penting untuk memastikan IKN jangan sampai nanti kehilangan arah dan bahkan mencampurbaurkan kedua urusan tersebut, bisnis dan pemerintahan. Sebab berkaca dari Canberra, itu tidak bercampur baur dengan kota-kota lainnya. Seperti Sydney atau kota-kota lainnya yang disibukkan dengan bisnisnya.
Jakarta bisa sebagai pusat penyelenggaraan ekonomi dan bisnis. Sementara, IKN ini sebagai pusat penyelenggaraan pemerintahan yang tertib, yang tidak dimasuki apa-apa. Segala macam kedutaan ada di sana, seperti Canbera.
“Canberra kan semua kedutaan itu didudukkan di sana. Atau dia menjadi tempat yang enak untuk ditinggali, sebagai tempat yang nyaman. Seperti Barrington, di Selandia Baru,” tambahnya.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo