TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Rupiah, Kenapa Loyo Terus?

Oleh: Budi Rahman Hakim
Jumat, 05 April 2024 | 11:31 WIB
Foto : Ist
Foto : Ist

SERPONG  - Sepanjang catur wulan pertama 2024 ini, rupiah terus-terusan loyo. Nilainya terseok-seok dilibas dolar AS. Nilai tak pernah jauh dari angkat Rp 16.000 per dolar AS. Kondisi ini melanjutkan loyonya rupiah sejak Agustus 2023. Kondisi ini cukup aneh. Padahal, katanya pertumbuhan ekonomi kita jauh lebih baik dibanding beberapa negara maju.
Dalam pembukaan perdagangan Kamis (4/4/2024), nilai rupiah mengalami minus 0,11 persen ke level Rp 15.937,5 per dolar AS. Angka ini juga sudah sangat dekat dengan level rupiah terlemah pada 1998, yang saat itu mencapai Rp 16.000 per dolar AS.

Melemahnya rupiah jelas memberatkan masyarakat kecil. Sebab, imbas pelemahan ini ke mana-mana. Harga barang-barang yang berasal dari impor mengalami kenaikan dengan melemahnya rupiah. Sebab, barang-barang itu dibeli menggunakan dolar AS.

Sebagian besar masyarakat kita, kecuali para eksportir, sangat berharap rupiah bisa kuat kembali. Tak perlu muluk-muluk hingga di bawah Rp 10.000 per dolar AS, tidak terseok-seok seperti sekarang saja sudah bikin publik senang.

Namun, fakta yang terjadi sungguh membingungkan. Sebab, saat ekonomi kita kuat saja, rupiah tetap melemah. Apalagi saat ekonomi kita turun, rupiah bisa semakin anjlok.
Contohnya, saat Amerika Serikat terancam bangkrut pada tahun lalu, rupiah tetap keok terhadap dolar AS. Padahal, dalam logika masyarakat awam, saat ekonomi Amerika melemah, seharusnya rupiah menguat. Namun, hal itu tidak terjadi.

Kondisi rupiah yang logo seperti ini tentu tidak boleh terus dibiarkan. Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) harus mencari cara untuk menguatkan nilai tukar rupiah. Bukan penguatan insidental, tapi penguatan yang permanen. Agar mata uang kita punya taji di dunia.
Perjanjian untuk “bercerai” dengan dolar AS dalam perdagangan internasional perlu terus diperluas dengan banyak negara. Agar kita tidak terlalu bergantung dengan mata uang paman Sam tersebut.

Komentar:
Berita Lainnya
Dahlan Iskan
Sedan Drone
Selasa, 30 April 2024
Dahlan Iskan
Masa Depan
Senin, 29 April 2024
Ilustrasi
Sarjana Joki, Profesor Joki
Sabtu, 27 April 2024
Dahlan Iskan
Jaga Hati
Kamis, 25 April 2024
Dahlan Iskan
Politik Hati
Rabu, 24 April 2024
Dahlan Iskan
Ngantuk Terkulai
Selasa, 23 April 2024
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo