Spekulasi Drama Persaingan MotoGP, Gagalkan Marquez Juara

BRAZIL - Drama persaingan abadi antara dua legenda MotoGP, Valentino Rossi dan Marc Marquez, memasuki babak baru. Isu transfer pembalap muda Pedro Acosta ke tim VR46 Racing Team bukan lagi sekadar kabar paddock, melainkan menyeret dugaan strategi tersembunyi dari sang legenda. Tujuannya, menggagalkan ambisi Marquez menyamai rekor sembilan gelar juara dunia milik Rossi.
Spekulasi ini mencuat usai pernyataan mengejutkan dari Alex Barros, mantan pembalap MotoGP asal Brazil. Dalam wawancaranya bersama Motosan, Barros menilai potensi kepindahan Acosta ke tim VR46 tidak sekadar soal performa atau masa depan pembalap muda, tapi juga terkait konflik pribadi yang belum reda antara Rossi dan Marquez.
“Kalau Acosta benar ke VR46, Rossi bisa mencuci otaknya. Dia akan diarahkan untuk menghalangi Marquez, bahkan kalau perlu menabraknya,” kata Barros seperti dikutip dari ESPN, Minggu (15/6/2025).
Rossi memang telah pensiun sejak 2021, namun perannya dalam dunia balap tak luntur. Dia kini menjadi pemilik VR46 Racing Team, tim satelit Ducati yang berhasil menunjukkan taji di MotoGP.
Meski tak lagi berada di atas motor, Rossi tetap aktif memantau dan membina para pembalap muda.
Hubungan dekat antara dia dengan para rider VR46 membuka peluang bahwa Rossi masih bisa memainkan pengaruh secara psikologis dan strategi di lintasan.
Konteks rivalitas antara Rossi dan Marquez sudah menjadi bagian dari sejarah MotoGP modern. Musim 2015 menjadi titik kulminasi, insiden kontroversial di Sepang antara keduanya memicu pertikaian panjang.
Marquez dianggap mengganggu jalannya perebutan gelar antara Rossi dan Jorge Lorenzo. Sementara Rossi menuduh Marquez “bermain politik” di lintasan. Sejak saat itu, hubungan keduanya tegang dan saling hormat pun seolah menjadi formalitas semata.
Kini, Marquez sudah mengoleksi delapan gelar juara dunia, hanya terpaut satu dari rekor Rossi. Jika musim ini dia berhasil menjadi juara dunia bersama Ducati, maka rekor Rossi sebagai pemilik sembilan gelar juara dunia akan tersamai.
Bahkan bukan tak mungkin rekor itu dilampaui. Hal ini dianggap oleh sebagian pengamat sebagai ancaman eksistensial bagi Rossi, yang selama ini diglorifikasi sebagai ikon tertinggi dalam sejarah MotoGP modern.
Di tengah ancaman tersebut, nama Pedro Acosta muncul sebagai “senjata baru”. Pembalap berusia 21 tahun asal Spanyol itu tampil impresif di musim debut MotoGP 2024.
Meski hanya menunggangi KTM, Acosta mampu mengakhiri musim di peringkat keenam klasemen akhir. Dia mencetak lima podium, satu pole position, dan 12 kali finis di posisi sepuluh besar, statistik yang mengesankan bagi seorang rookie.
Namun, motor KTM dinilai belum cukup kompetitif untuk membawanya ke posisi puncak klasemen. Masalah teknis, akselerasi lemah di trek lurus, serta kurangnya kestabilan dalam duel jarak dekat menjadi kendala. Inilah yang membuat rumor kepindahan Acosta menguat.
Beberapa tim disebut tertarik memboyongnya, termasuk Honda, Yamah, dan tentu saja Ducati. Namun hanya VR46, tim satelit Ducati, yang secara realistis bisa menjadi pelabuhan barunya.
Apalagi, kontrak Marco Bezzecchi di VR46 akan habis musim ini, membuka satu slot untuk pembalap muda. Jika Acosta bergabung, dia bisa mendapatkan motor spek pabrikan Ducati serta bimbingan langsung dari sosok legendaris Valentino Rossi.
Skenario ini tentu sangat menarik, tapi juga menimbulkan pertanyaan, apakah benar ada agenda tersembunyi di balik ketertarikan ini?
“Ini bukan hanya soal taktik tim atau transfer pembalap. Ini soal menjaga warisan. Jika Rossi merasa rekor sembilannya terancam, maka ia pasti akan menggunakan semua sumber dayanya,” ujar Fabrizio Mazzoni, analis MotoGP dari Italia kepada La Gazzetta dello Sport.
Menurutnya, kehadiran Acosta di VR46 bisa diarahkan bukan hanya untuk bersaing memperebutkan gelar, tapi juga menjadi “penghalang jalan” bagi Marquez.
Pedro Acosta dikenal sebagai pembalap agresif, cerdas dan tidak mudah diatur, karakter yang justru dianggap cocok untuk menjalankan “misi khusus” di lintasan. Meski tidak pernah mengungkapkan ambisi balas dendam atas nama siapa pun, Acosta dalam beberapa wawancara memang pernah menyatakan ingin “mengalahkan para legenda” dan “menulis sejarah sendiri”. Apakah sejarah itu termasuk menggagalkan ambisi Marquez?
Publik MotoGP pun kini mulai terbagi. Sebagian menilai rumor ini terlalu berlebihan dan merugikan reputasi Acosta. Namun tak sedikit yang percaya bahwa dunia balap, terutama MotoGP, bukan hanya soal kecepatan, tapi juga soal strategi, politik dan warisan.
Jika benar ada skenario seperti itu, maka musim 2026 bisa menjadi musim paling panas dalam satu dekade terakhir.
Sampai saat ini, belum ada pernyataan resmi dari pihak Acosta, VR46, Ducati, ataupun Rossi. Namun, keheningan ini justru membuat rumor makin menggeliat.
Jika benar terjadi, maka perebutan gelar juara dunia tahun depan tak hanya akan mempertemukan tiga pembalap hebat Bagnaia, Marquez dan Acosta, tetapi juga dua nama besar yang bayangannya masih menghantui lintasan, Valentino Rossi dan ambisinya untuk tetap menjadi legenda tak tertandingi.
Nasional | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Olahraga | 8 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Internasional | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu