Bastianini Kritik Motor RC16 KTM, Sulit Dikendalikan

ITALIA - Enea Bastianini melontarkan kritik terbuka kepada tim KTM usai balapan MotoGP Belanda 2025, di Sirkuit Assen, Minggu (29/6) lalu. Start dari posisi ke-20, pembalap asal Italia itu finis di urutan kesembilan.
Ini merupakan hasil terbaik yang dicapainya pada musim ini. Namun, di balik pencapaian tersebut, terselip kritik tajam soal performa motor KTM RC16 yang dinilainya belum konsisten.
Menurut Bastianini, RC16 bekerja cukup baik saat berada dalam slipstream bersama pembalap lain. Namun, kurang responsif ketika melaju sendirian. Hal ini mengganggu ritme balapnya, terutama di pertengahan hingga akhir lomba.
“Saat berada di belakang pembalap lain, saya bisa mengubah arah lebih cepat dan motor terasa ringan. Tapi ketika sendirian, motor terasa berat dan sulit dikendalikan. Ini membuat saya kehilangan banyak waktu,” keluh Bastianini seperti dikutip ESPN, kemarin.
Bastianini memulai balapan dari grid ke-20 setelah dijatuhi penalti turun tiga posisi karena mengganggu Alex Rins di sesi kualifikasi. Dia langsung menunjukkan agresivitas sejak awal, naik ke posisi ke-16 pada lap pertama. Lalu melesat ke posisi kesembilan di lap keenam, memanfaatkan insiden yang menimpa sejumlah pembalap di depan.
Namun setelah keluar dari kerumunan, ritme Bastianini mulai melambat. Dia tak mampu mempertahankan kecepatan seperti di awal lomba dan harus puas bertahan di posisi kesembilan hingga garis finis, tertinggal 16 detik dari rekan setimnya di Tech3, Maverick Vinales.
“Saya merasa ini salah satu balapan terbaik dari segi feeling, tapi sayangnya motor belum bisa tampil maksimal sepanjang lomba. Kami perlu tahu kenapa performa drop saat saya sendirian,” ujarnya.
Bastianini dan timnya perlu solusi teknis segera dari KTM untuk menyelesaikan permasalahan ini. Performa yang tidak stabil membuat potensi besar yang ia miliki bersama RC16 belum sepenuhnya keluar.
Saya percaya dengan proyek KTM ini, tapi kami harus bergerak cepat. Jika ingin bersaing di barisan depan, motor harus bisa kompetitif dalam semua situasi, bukan hanya saat mengikuti slipstream,” ujarnya.
Di klasemen akhir balapan, Bastianini unggul atas sejumlah nama besar seperti Fabio Quartararo, Brad Binder, Johann Zarco, Alex Rins, dan Jack Miller.
Namun, pencapaian tersebut belum cukup. Konsistensi dan perbaikan performa motor menjadi harga mati.
“Saya ingin lebih dari ini. Hasil hari ini memberi harapan, tapi juga jadi pengingat bahwa masih banyak yang perlu dibenahi,” pungkasnya.
Ultimatum Bastianini ini menjadi alarm bagi KTM agar tidak terlena. Di tengah persaingan ketat MotoGP 2025, setiap detail teknis dan keandalan motor akan sangat menentukan arah musim bagi para pembalapnya.
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu