TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Haji 2025

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers

Bastianini Kritik Motor RC16 KTM, Sulit Dikendalikan

Reporter: Farhan
Editor: AY
Kamis, 03 Juli 2025 | 06:38 WIB
Tim Balap MotoGP dari KTM Enea Bastianini. Foto : Ist
Tim Balap MotoGP dari KTM Enea Bastianini. Foto : Ist

ITALIA - Enea Bastianini melontarkan kritik terbuka kepada tim KTM usai balapan MotoGP Belanda 2025, di Sirkuit Assen, Minggu (29/6) lalu. Start dari posisi ke-20, pembalap asal Italia itu finis di urutan kesembilan.

 

Ini merupakan hasil terbaik yang dicapainya pada musim ini. Namun, di balik penca­paian tersebut, terselip kritik tajam soal performa motor KTM RC16 yang dinilainya belum konsisten.

 

Menurut Bastianini, RC16 bekerja cukup baik saat berada dalam slipstream bersama pem­balap lain. Namun, kurang re­sponsif ketika melaju sendirian. Hal ini mengganggu ritme balapnya, terutama di pertengahan hingga akhir lomba.

 

“Saat berada di belakang pembalap lain, saya bisa mengubah arah lebih cepat dan mo­tor terasa ringan. Tapi ketika sendirian, motor terasa berat dan sulit dikendalikan. Ini membuat saya kehilangan banyak waktu,” keluh Bastianini seperti dikutip ESPN, kemarin.

 

Bastianini memulai balapan dari grid ke-20 setelah dijatuhi penalti turun tiga posisi karena mengganggu Alex Rins di sesi kualifikasi. Dia langsung menun­jukkan agresivitas sejak awal, naik ke posisi ke-16 pada lap pertama. Lalu melesat ke posisi kesembilan di lap keenam, memanfaatkan insiden yang menimpa sejumlah pembalap di depan.

 

Namun setelah keluar dari kerumunan, ritme Bastianini mulai melambat. Dia tak mampu mempertahankan kecepatan seperti di awal lomba dan harus puas bertahan di posisi kesembi­lan hingga garis finis, tertinggal 16 detik dari rekan setimnya di Tech3, Maverick Vinales.

 

“Saya merasa ini salah satu balapan terbaik dari segi feeling, tapi sayangnya motor belum bisa tampil maksimal sepanjang lomba. Kami perlu tahu kenapa performa drop saat saya sendirian,” ujarnya.

 

Bastianini dan timnya perlu solusi teknis segera dari KTM untuk menyelesaikan perma­salahan ini. Performa yang tidak stabil membuat potensi besar yang ia miliki bersama RC16 belum sepenuhnya keluar.

 

Saya percaya dengan proyek KTM ini, tapi kami harus bergerak cepat. Jika ingin bersaing di barisan depan, motor harus bisa kompetitif dalam semua situasi, bukan hanya saat mengikuti slipstream,” ujarnya.

 

Di klasemen akhir balapan, Bastianini unggul atas sejumlah nama besar seperti Fabio Quar­tararo, Brad Binder, Johann Zar­co, Alex Rins, dan Jack Miller.

 

Namun, pencapaian tersebut belum cukup. Konsistensi dan perbaikan performa motor men­jadi harga mati.

 

“Saya ingin lebih dari ini. Ha­sil hari ini memberi harapan, tapi juga jadi pengingat bahwa masih banyak yang perlu dibenahi,” pungkasnya.

 

Ultimatum Bastianini ini men­jadi alarm bagi KTM agar tidak terlena. Di tengah persaingan ketat MotoGP 2025, setiap detail teknis dan keandalan motor akan sangat menentukan arah musim bagi para pembalapnya.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit