Doa Bersama Hingga Buang Kepala Kerbau Di Laut
Melonggok Tradisi Ruwat Laut Di Carita-Pandeglang

PANDEGLANG - Masyarakat pesisir khususnya para nelayan di wilayah Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang, masih menjaga tradisi ruwat laut hingga saat ini. Bahkan pada momentum kali ini, ruwat laut telah digelar berbarengan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) Carita ke 47 Tahun.
RUAT laut merupakan wujud rasa syukur kepada Tuhan atas rezeki hasil laut yang diperoleh dan memohon keselamatan selama melaut, telah dirayakan sangat meriah dan penuh antusias di kawasan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Carita, Minggu (13/7).
Acara ruwat laut yang disekaliguskan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) Carita ke 47 tahun itu, selain dihadiri ribuan nelayan dan masyarakat, telah dihadiri oleh Gubernur Banten Andra Soni, Bupati Pandeglang Raden Dewi Setiani, Wakil Bupati Pandeglang Iing Andri Supriadi, dan para pejabat lainnya.
Dalam acara ruwat laut itu, masyarakat nelayan melakukan acara sakral, dengan cara larung saji atau membuang kepala kerbau ke tengah laut. Selain itu, para nelayan melakukan karnaval yang diikuti oleh sebanyak 509 perahu lebih. Satu perahu yang membawa kepala kerbau, diikuti oleh ratusan perahu nelayan lainnya.
Di tengah laut atau titik lokasi yang ditentukan, kepala kerbau yang dibawa menggunakan perahu itu dibuang ke laut, dan kemudian dikerumuni oleh perahu-perahu nelayan lainnya.
Tradisi ini biasanya dirayakan dengan berbagai kegiatan, seperti doa bersama, larung sesaji (hanyutkan sesaji ke laut), kirab, dan pertunjukan seni budaya.
Meski di tengah kemajuan zaman, tradisi warisan nenek moyang masih dirawat dengan baik oleh masyarakat nelayan Carita. Karena kegiatan itu secara rutin dilakukan setiap tahun, sebagai bentuk rasa syukur atas hasil tangkapan ikan.
Tradisi yang sudah turun temurun itu tampaknya tak hanya acara sakral saja. Melainkan, beberapa kegiatan hiburan lainnya dilakukan sebagai bentuk pesta, mulai dari perlombaan, pentas seni budaya serta berbagai kegiatan lainnya.
Menurut penyelenggara pesta laut Carita, bahwa rangkaian kegiatan tersebut dilakukan satu bulan penuh, yang dimulai sejak tanggal 13 Juni hingga puncak acara tanggal 13 Juli 2025 ini.
“Ruwa laut ini merupakan tradisi turun temurun, alhamdulillah karena masyarakat masih kuat menjaga tradisi ini, sehingga saat ini masih tetap lestari di era digitalisasi dan kemajuan zaman,” kata Ketua Panitia, E Supriadi Franky, Minggu (13/7).
Menurutnya, perayaan ruat laut Carita kali ini lebih meriah dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya. Karena perayaan pesta laut tahun ini dibarengi dengan peringatan Hari Jadi Carita yang ke 47 tahun.
“Pesta laut ini bertepatan dengan Hari Jadi Carita, makan perayaannya disatukan, sehingga lebih meriah. Kami pun sangat apresiasi dengan semua kalangan yang sudah turut serta dalam acara ini,” katanya.
Wakil Bupati (Wabup) Pandeglang, Iing Andri Supriadi menyatakan, sangat apresiasi terhadap masyarakat Carita, yang masih kompak dan kuat menjaga tradisi ini, sehingga tradisi ruwat laut masih tetap lestari di era modernisasi ini.
“Saya sangat apresiasi terhadap masyarakat nelayan di Carita. Ini budaya yang harus tetap dilestarikan, dan saya melihat masyarakat Carita masih kuat menjaga tradisi ini,” katanya.
Pihaknya pun akan terus mensupport apa yang dilakukan masyarakat nelayan, salah satunya perayaan tradisi ruwat laut ini, demi menjaga kelestarian budaya lokal di Pandeglang.
“Saya lihat juga, dalam acara ini ada pentas seni budaya. Ini sangat bagus dalam menjaga kelestarian budaya kita supaya tidak punah ditelan zaman,” tandasnya.
Sementara, Gubernur Banten Andra Soni mengaku, dia mengikuti langsung hingga ikut ke tengah laut untuk menyaksikan acara sakral larung saji dalam pesta laut tersebut.
“Alhamdulillah saya bisa mengikuti langsung acara ruwat laut ini. Tadi saya melihat ada sekitar 500 perahu nelayan yang melakukan larung sesaji ke tengah laut, artinya masyarakat cukup antusias,” katanya.
Gubernur juga berpesan, setelah mengikuti acara itu, pihaknya menyarankan kepada penyelenggara untuk lebih memperhatikan faktor keselamatan.
“Saya berpesan agar kedepan faktor keselamatan ini lebih diperhatikan lag, dan memastikan perahu yang ikut ke tengah laut dipastikan layak digunakan,” imbau Gubernur.
Andra pun mengaku, sangat menikmati acara tersebut, dan menurutnya, tradisi ini mampu mendongkrak perhatian wisatawan untuk berbondong-bondong datang ke Banten, khususnya Pandeglang.
“Semoga kedepan bisa digelar lebih meriah lagi, karena ini dapat menarik perhatian wisatawan baik lokal hingga mancanegara,” katanya.
Saat ditanya bagaimana bentuk dukungan dari Pemprov Banten terhadap pesta laut tersebut. Ia mengaku, dengan kehadirannya dalam acara ini merupakan bentuk dukungan pemerintah terhadap gelaran tradisi tersebut.
“Kehadiran kami ini bentuk dorongan kami terhadap acara ini, agar bentuk rasa syukur masyarakat nelayan ini menjadi keberkahan bagi semua masyarakat,” tandasnya
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Olahraga | 12 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu