Tarif Impor Trump 19 Persen Mulai Berlaku Besok

JAKARTA - Mulai besok, Kamis (7/8/2025), Presiden Amerika Serikat Donald Trump mulai memberlakukan tarif impor ke banyak negara, termasuk Indonesia. Tarif impor yang disepakati Indonesia-AS sebesar 19 persen atau menurun dari ketetapan sebelumnya yang mencapai 32 persen.
Turunnya besaran tarif Trump ke Indonesia tak lepas dari negosiasi yang dilakukan Pemerintah lewat Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. Presiden Prabowo Subianto ikut turun tangan demi menjinakkan Presiden Trump.
Meskipun Indonesia masih mengupayakan tarif impor 19 persen agar bisa dikurangi lagi, Pemerintah AS tak bergeming. Tarif Trump akan mulai diberlakukan besok.
Juru bicara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Haryo Limanseto mengatakan, kebijakan ini akan berlaku Kamis (7/8/2025). “Sesuai dengan Joint Statement,” ujar Haryo saat dihubungi Tangselpos.id, Selasa (5/8/2025) malam.
Kabar baiknya, pintu negosiasi kedua belah pihak belum tertutup sepenuhnya. Pasalnya, saat ini kedua negara masih melakukan pembahasan hingga nanti teknis penandatanganan perjanjiannya. “Termasuk usulan Pemerintah Indonesia bagi beberapa komoditas yang diusulkan tarif di bawah 19 persen,” kata Haryo.
Dia juga berpesan kepada pelaku usaha untuk selalu optimis dan meningkatkan daya saing. Khususnya, setelah melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II yang tembus 5,12 persen.
Haryo juga mengimbau agar pelaku usaha mencari pasar baru di tengah upaya Pemerintah merampungkan sejumlah perjanjian, seperti Indonesia European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU CEPA).
“Memulai diversifikasi pasar ekspor menindaklanjuti beberapa perjanjian dagang yang baru-baru ini mencapai kesepatanan,” harap Haryo.
Untuk diketahui, sejumlah negara ASEAN mendapat tarif resiprokal yang beragam. Indonesia bersama Thailand, Kamboja, Malaysia, dan Filipina mendapat tarif 19 persen. Kemudian Vietnam 20 persen, Brunei Darussalam 25 persen. Sedangkan Myanmar dan Laos paling tinggi, yakni 40 persen.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan, tarif impor 19 persen ke AS membuat Indonesia terhindar dari banjir pemutusan hubungan kerja (PHK) massal. Sebab, jika masih tetap diberlakukan tarif resiprokal sebesar 32 persen, akan membuat jutaan orang terkena PHK. “Jika tarif sebesar 32 persen diberlakukan, maka ada potensi sebanyak lima juta orang terkena PHK. Ini perbedaan yang harus dipahami antara 32 persen dan 19 persen,” kata Airlangga.
menyebutkan, dengan adanya kebijakan tarif resiprokal yang disepakati oleh Indonesia dan AS sebesar 19 persen bagi barang dari Indonesia, membuat perubahan signifikan pada tarif masuk barang AS ke Indonesia. Sebelum diberlakukan kebijakan AS itu, barang AS dikenakan biaya 10-20 persen, dan dengan kebijakan ini barang AS akan masuk tanpa dikenai biaya, tetapi perdagangan tetap berjalan.
“Dengan tarif 19 persen, posisi kita di ASEAN tetap kompetitif sejajar dengan Malaysia dan Thailand. Sementara India dikenai tarif 25 persen dan Vietnam 20 persen,” katanya.
Dengan kompetitifnya Indonesia di kawasan ASEAN, kata Airlangga, keberlangsungan para pekerja akan terjaga. Selain itu, peluang migrasi perusahaan ke luar Indonesia ataupun secara khusus ke luar Jawa Barat, tidak akan terjadi.
“Jadi, kita bersyukur tidak akan ada pabrik yang pindah dari Indonesia ke negara lain. Untuk Jawa Barat khususnya, tidak ada pabrik yang tutup, aman,” tutur Airlangga.
Meskipun tarif Trump akan segera berlaku, Pemerintah masih terus melakukan negosiasi agar nilainya bisa turun di bawah 19 persen. Hal ini diungkap Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi.
Bahkan, Pras-sapaanya optimis, tarif yang dipatok Trump masih bisa turun dari 19 persen. Tergantung dari hasil negosiasi yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Kalau kemungkinan pasti ada, tapi kita belum bisa memastikan. Karena itu kan ada keputusan dari pihak Pemerintah Amerika,” kata Prasetyo di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (4/8/2025).
Sementara itu, Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso bahkan masih membidik pertumbuhan ekspor hingga 7,1 persen di tengah penerapan tarif ini. Mendag berkaca pada kinerja ekspor nasional pada paruh pertama tahun ini yang menunjukkan tren positif, sehingga mendukung pencapaian target tersebut.
Kemendag melakukan berbagai program untuk mendukung tercapai target tersebut,” tutur Budi di kantornya, Jakarta Senin (4/8/2024).
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta W Kamdani menilai, tarif 19 persen masih tergolong kompetitif. Namun, tetap memerlukan tindak lanjut negosiasi khusus untuk produk-produk unggulan nasional.
Bahkan ada negara yang tarifnya justru lebih tinggi. Ini merupakan upaya luar biasa dari Pemerintah. Namun, tentu saja masih banyak pekerjaan rumah yang harus dikerjakan,” kata Shinta.
Upaya menurunkan tarif agar lebih rendah perlu dilakukan. Khususnya produk-produk strategis yang dibutuhkan AS, seperti kopi, kakao, hingga mineral kritis sangat penting dilakukan. Menurut Shinta, produk tersebut memiliki potensi besar untuk mendapatkan pengecualian atau keringanan tarif tambahan dalam pembahasan mendalam.
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Galeri | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
TangselCity | 23 jam yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu