Beraksi Lewat Medsos, Korban Sementara 20 Orang
Remaja Di Pondok Aren Otaki Investasi Bodong

PONDOK AREN - Seorang remaja berinisial G (19), warga Jurang Mangu Barat, Kecamatan Pondok Aren diduga menjadi otak investasi bodong yang menjerat puluhan korban melalui media sosial (medsos). Total kerugian diperkirakan mencapai lebih dari Rp 1,5 miliar.
Kapolsek Pondok Aren, Kompol Anne Rose Asrippina menjelaskan, bahwa pelaku mempromosikan investasi fiktif dengan iming-iming keuntungan besar. Modusnya, G membuat unggahan status di media sosial untuk menarik minat calon korban.
“Ini investasi dengan modus menanamkan modal dan menjanjikan keuntungan yang sangat besar. Pelaku memanfaatkan media sosial untuk menggaet korban,” ujar Anne di Mapolsek Pondok Aren, Rabu (13/8).
Kasus ini terungkap setelah sejumlah korban mendatangi rumah G untuk menuntut pengembalian uang. Keributan pun tak terelakkan hingga akhirnya kasus dilaporkan ke polisi.
“Awalnya ada kegaduhan di wilayah Jurang Mangu Barat. Kami dari Polsek Pondok Aren mendatangi lokasi kejadian dan langsung membawa G untuk diperiksa lebih lanjut,” tambah Anne.
Dari hasil penyelidikan awal, polisi mengidentifikasi sekitar 20 korban. Namun, jumlah tersebut diperkirakan masih akan bertambah seiring pendalaman kasus. “Data sementara kami ada sekitar 20 orang korban, tapi ini masih kami dalami,” ungkapnya.
Mengenai kerugian, Anne menyebut, jumlahnya belum dapat dipastikan. Polisi masih menelusuri aliran dana serta penggunaan uang hasil penipuan tersebut. “Perkiraan kerugian sementara mencapai lebih dari Rp 1,5 miliar, tapi jumlah detailnya masih kami hitung,” jelasnya.
Ketua RT 003/004 Jurang Mangu Barat, Arpan (50) mengaku, awalnya tidak mengetahui adanya praktik investasi ilegal di lingkungannya. Hal itu baru ia ketahui setelah ada korban yang datang melapor pada Kamis (7/8) malam.
“Saya baru tahu setelah ada yang datang ke rumah jam 23.30 WIB dan lapor ke saya. Kalau tidak lapor, saya tidak akan tahu,” kata Arpan.
Menurut Arpan, rumah G sudah lebih dulu didatangi sejumlah korban pada Kamis sore. Situasi memanas karena mayoritas korban yang merupakan anak muda mendesak uang mereka dikembalikan saat itu juga. Karena tak berhasil menengahi, Arpan akhirnya meminta bantuan Babinsa, Binamas, dan pihak kepolisian.
“Mereka maunya uang balik hari itu juga. Saya sudah coba menengahi, tapi tidak berhasil, jadi saya minta bantuan aparat,” pungkasnya.
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Galeri | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu