Pratikno: Target TBC Turun 50 Persen Dalam 5 Tahun

JAKARTA - Pemerintah menargetkan kasus Tuberkulosis (TBC) di Indonesia turun 50 persen dalam 5 tahun ke depan. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menegaskan, percepatan ini menjadi langkah penting menuju eliminasi TBC pada 2030.
“Seluruh mekanisme kerja sudah jelas dalam Peraturan Presiden (Perpres), tinggal bagaimana semua pihak benarbenar bergerak bersama agar target eliminasi TBC 2030 bisa tercapai,” kata Pratikno dalam Rapat Koordinasi Tingkat Menteri Percepatan Eliminasi TBC di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, dikutip Jumat (26/9/2025).
Mantan Mensesneg ini menjelaskan, mandat penanggulangan TBC sudah diatur dalam Perpres Nomor 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan Tuberkulosis.
Regulasi tersebut mengamanatkan target eliminasi TBC pada 2030 dengan penurunan angka kejadian menjadi 65 per 100 ribu penduduk dan angka kematian menjadi 6 per 100 ribu penduduk.
Menurutnya, target besar tersebut hanya bisa dicapai melalui kerja lintas sektor. Dia mencontohkan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bertugas menyediakan layanan TBC yang bermutu, melakukan promosi kesehatan, menemukan kasus, mengendalikan faktor risiko, serta memberikan dukungan gizi dan psikososial bagi pasien.
Dukungan lintas kementerian dan lembaga, termasuk BPJS Kesehatan, juga dinilai sangat penting dalam memperkuat layanan rujukan serta fasilitas kesehatan.
Selain itu, kata Pratikno, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) didorong agar Pemda menjadikan penanggulangan TBC sebagai prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana strategis Daerah (Renstrada).
Kemudian, memperkuat pendanaan, sumber daya manusia, sistem pencatatan kasus, serta mengaktifkan Tim Percepatan Penanggulangan Tuberkulosis (TP2TB) di daerah dengan kepala daerah sebagai penanggung jawab.
Sejumlah kementerian lain juga memiliki peran penting, mulai dari Kementerian Desa yang melakukan sosialisasi hingga ke desa, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek), Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang berkontribusi dalam riset dan edukasi.
Hingga Kementerian Agama (Kemenag) yang menggerakkan komunitas keagamaan untuk mendorong perubahan perilaku masyarakat.
Selain itu, lanjut Pratikno, Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman juga berperan melalui peningkatan kualitas rumah dan lingkungan. Kementerian Sosial memberikan pendampingan dan bantuan bagi pasien.
Adapun Kementerian Sekretariat Negara mendukung pembaruan regulasi dan penguatan tata aturan kelembagaan.
Ini bukan hanya urusan Kemenkes, tetapi semua harus terlibat. Termasuk perlindungan terhadap stigma dan diskriminasi, karena banyak orang enggan tes akibat takut dikucilkan,” tegasnya.
Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar akan mengoptimalkan potensi para penyuluh agama sebagai mitra strategis dalam sosialisasi penanggulangan TBC.
Imam Besar Mesjid Istiqlal ini menyebut, Kemenag memiliki jaringan luas yang dapat dimanfaatkan untuk sosialisasi penanggulangan TBC.
“Potensi yang dimiliki Kemenag luar biasa, apalagi kita berkolaborasi dengan 28.479 penyuluh agama. Itu baru penyuluh agama Islam, belum penyuluh agama lain,” katanya.
Nasaruddin menilai, nantinya bisa dititipkan buku saku yang berisi penjelasan tentang TBC, termasuk juga cara penanggulangannya.
“Ada 12.500 majelis ta’lim, ratusan ribu masjid dan surau. Semua itu bisa kita manfaatkan untuk sosialisasi. Lalu, ada tenaga dakwah profesional sebanyak 1.669 yang dikirim sampai ke pelosok-pelosok desa,” ungkapnya.
Nasaruddin mengatakan, pentingnya membuat sebuah buku berbasis tuntunan agama untuk menjadi pedoman kepada masyarakat terkait pentingnya kesehatan dalam hal ini menjaga dari paparan TBC.
Perlu kita menulis buku bersama, tentang bagaimana agama menganjurkan kebersihan,” ujarnya.
Menurut Nasaruddin, perlunya mempunyai tenaga-tenaga yang andal untuk bertugas di lapangan.
“Kami juga melakukan training kepada kepala kantor KUA, penyuluh-penyuluh agama supaya memberikan informasi yang benar,” jelasnya.
Dalam proses implementasinya di lapangan, Nasaruddin melihat khutbah di masjid bisa menjadi saluran efektif kampanye kesehatan.
“Kita bisa membuat semacam khutbah seragam di 800 ribu mesjid mengenai penanggulangan TBC dirilis di televisitelevisi,” ucapnya.
Olahraga | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu