TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

RELIJIUCITY

Indeks

Dewan Pers

Kinerja Ekspor Cetak Rekor, Tembus Rp 318 Triliun

Industri Kimia, Farmasi Dan Tekstil Motor Baru Ekonomi

Reporter: Farhan
Editor: AY selected
Senin, 06 Oktober 2025 | 10:42 WIB
Pelepasan eksport Industri Kimia ke Thailand. Foto : Ist
Pelepasan eksport Industri Kimia ke Thailand. Foto : Ist

JAKARTA - Dukungan kebijakan Pemerintah terhadap industri kimia, farmasi, dan tekstil (IKFT) berbuah manis. Total ekspor tiga subsektor utama ini sudah menembus Rp 318 triliun sepanjang Januari–Agustus 2025. Sektor ini menjadi motor baru pertumbuhan ekonomi. 

 

Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Sri Bimo Pratomo mengungkapkan, sektor IKFT telah memberikan kontribusi sebesar 3,82 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. 

 

Angka ini menegaskan peran strategis sektor tersebut sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. 

 

Capaian ini merupakan hasil nyata dari penguatan struktur industri dalam negeri, peningkatan kinerja ekspor, serta dukungan kebijakan yang konsisten,” ujar Bimo di Jakarta, Sabtu (5/10/2025). 

 

Kinerja positif sektor IKFT ditopang oleh beberapa subsektor yang tumbuh pesat. Industri bahan galian nonlogam mencatat kenaikan tertinggi. Yakni 10,07 persen pada triwulan II tahun 2025, setelah sebelumnya turun 1,68 persen di triwulan I. 

 

Subsektor farmasi dan obat tradisional juga mengalami lonjakan pertumbuhan hingga 9,39 persen, jauh lebih tinggi dibandingkan triwulan I-2025 (3,68 persen) maupun triwulan IV-2024 (4,47 persen). Kinerja serupa tampak pada industri kulit, barang kulit, dan alas kaki, yang naik menjadi 8,31 persen dari sebelumnya 6,95 persen. 

 

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, ekspor alas kaki (HS 64) sepanjang Januari– Agustus 2025 mencapai 5,16 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp 85 triliun, tumbuh 11,89 persen dibanding periode sama tahun 2024. 

 

Ekspor tekstil dan produk tekstil (TPT/HS 50–63) juga meningkat 0,24 persen menjadi 8,01 miliar dolar AS (Rp 132,6 triliun). 

 

Secara total, ekspor gabungan alas kaki dan TPT naik 4,51 persen dibanding tahun sebelumnya. Sementara itu, produk kimia (HS 38) memberikan kontribusi ekspor signifikan, mencapai 6,12 miliar dolar AS atau setara Rp 101,3 triliun. 

 

Capaian tersebut selaras dengan Indeks Kepercayaan Industri (IKI) periode September 2025 yang menunjukkan sektor manufaktur masih berada dalam zona ekspansi dengan skor 53,02 poin. 

 

Selama tiga bulan terakhir, seluruh subsektor IKFT konsisten menunjukkan tren pertumbuhan positif. 

 

Bimo menambahkan, Kemenperin terus berkomitmen mendorong pengembangan dan penguatan industri melalui kebijakan strategis. 

 

“Langkah yang kami tempuh meliputi peningkatan ekspor, menjaga ketersediaan bahan baku dan energi. Serta mendorong peningkatan utilisasi kapasitas produksi,” ujarnya. 

 

Ia menegaskan, kebijakan hilirisasi menjadi fokus utama, terutama pada industri kimia berbasis minyak dan gas serta bahan galian bukan logam. Selain itu, penguatan basis ekspor pada komoditas tekstil, pakaian jadi, dan alas kaki juga menjadi prioritas. 

 

“Tindakan strategis ini diharapkan dapat memperkuat daya saing industri nasional sekaligus mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan,” kata Bimo. 

 

Sementara itu, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menekankan pentingnya kebijakan hilirisasi dan substitusi impor, untuk meningkatkan nilai tambah serta kemandirian industri nasional. 

 

Melalui kebijakan ini, Pemerintah tidak hanya memperluas basis ekspor, tetapi juga memperkuat ketahanan pasokan bahan baku dalam negeri,” ujar Agus. 

 

Politisi Partai Golkar itu menambahkan, komitmen tersebut diiringi kerja sama inter nasional guna membuka akses pasar lebih luas serta men ciptakan iklim usaha yang kondusif bagi investasi sektor industri. 

 

“Capaian ini menunjukkan industri pengolahan nonmigas berperan strategis dalam menjaga kinerja ekspor sekaligus memperkuat struktur ekonomi nasional,” kata Agus.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit