TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

RELIJIUCITY

Indeks

Dewan Pers

Harga Emas Berpotensi Tembus Rp 2,5 Juta Per Gram, Peminat Tetap Melejit

Reporter & Editor : AY
Selasa, 07 Oktober 2025 | 09:44 WIB
Ilustrasi. Foto : Ist
Ilustrasi. Foto : Ist

JAKARTA - Harga emas terus bergerak naik. Jika dibandingkan September tahun lalu, harga emas sudah naik hingga 45 persen. Yang menarik, peminatnya tetap melejit. Fenomena ini terjadi karena komoditas ini dianggap investasi yang aman dan menjanjikan.

 

Kenaikan harga emas yang terus naik tidak hanya menarik minat masyarakat untuk membeli, tetapi juga menjualnya. 

 

Pengamat mata uang dan komoditas Ibrahim Assuaibi menilai, masyarakat yang sudah lama memiliki emas, berpotensi menjualnya karena harga tinggi. 

 

“Kalau yang ingin cari untung bisa menjualnya, tergantung kondisi keuangan masyarakat,” ujar Ibrahim kepada Redaksi, kemarin. 

 

Ibrahim juga memproyeksi, harga emas dunia masih akan terus naik. 

 

Kemarin, perdagangan emas dunia ditransaksikan di level support-nya sebesar 3.854 dolar Amerika Serikat (AS), setara Rp 63,9 juta pertrade-on. Kemudian, resistennya adalah 3.916 dolar AS (Rp 64,9 juta) per trade-on. 

 

Begitu pun perdagangan emas untuk satu minggu ini, kemungkinan besar support-nya ada di angka 3.823 dolar AS dan resistennya di angka 3.955 dolar AS. 

“Masyarakat pun masih punya opsi untuk menambah pundi-pundi emasnya,” katanya. 

 

Namun Ibrahim menilai, harga emas untuk menembus level psikologisnya, di angka 4.000 dolar AS (Rp 66,3 juta) per troy ounce, kemungkinan sangat sulit. 

 

“Sebelumnya diprediksi di angka 4.100-4.150 dolar AS per troy ounce. Tapi kemungkinan terbatas, hanya di 4.000 dolar AS,” katanya.

 

Lebih lanjut ia menjelaskan, selain kebijakan moneter di Amerika, dinamika geopolitik global juga diperkirakan masih menjadi faktor utama yang menggerakkan harga emas dunia. 

 

Seperti, belum berakhirnya konflik antara Rusia-Ukraina dan ketegangan di Eropa, membuat permintaan terhadap logam mulia sebagai safe haven tetap tinggi. 

 

Selain itu, meredanya konflik di Timur Tengah setelah Hamas menerima proposal perdamaian dari Presiden AS Donald Trump, juga bisa sedikit menahan laju kenaikan emas. 

 

Menurut Ibrahim, proposal tersebut mendapat dukungan dari berbagai negara Arab, dan diharapkan membawa stabilitas di negara kawasan. 

 

“Kemungkinan besar ini akan membuat perdamaian di Timur Tengah. Nah, ini yang nanti sedikit menekan harga emas dunia,” terangnya. 

 

Ibrahim menambahkan, kenaikan harga emas dunia berpotensi turut mendorong harga logam mulia di pasar domestik. 

 

Ibrahim bilang, bila rupiah terus menguat terhadap dolar AS, harga emas domestik bisa tertahan di kisaran Rp 2,1 jutaRp 2,2 juta per gram. 

 

Hal ini dikarenakan penguatan rupiah menekan harga emas dalam negeri, meski harga logam mulia dunia naik. 

 

Tapi, sambungnya, jika tren penguatan global berlanjut dan rupiah tidak terlalu menguat, maka harga emas batangan dalam negeri perkiraannya bisa mencapai Rp 2,5 juta per gram untuk kadar 99,99 persen dan emas perhiasan di 24 karat. 

 

Mengutip laman logammulia.com, Senin (6/10/2025), harga emas Antam di Butik Emas Logam Mulia (BELM) Gedung Antam, Jakarta, naik Rp 11.000 menjadi Rp 2.250.000 per gram, dibandingkan pada perdagangan Sabtu (4/10/2025) yang tercatat di angka Rp 2.239.000 per gram. 

 

Begitu juga harga pembelian kembali (buyback) ikut mengalami kenaikan sebesar Rp 11.000, atau menjadi Rp 2.098.000. 

 

Terpisah, Ekonom Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Nailul Huda mengatakan, investasi emas masih tetap menarik. Apalagi kepemilikan emas saat ini tak hanya dalam bentuk fisik, tetapi terus berkembang menjadi emas digital. 

 

Menurut Nailul, perusahaan yang memberikan layanan kepemilikan emas digital pun harus meningkatkan keamanan datanya. 

 

“Keamanan data sangat penting dan harus menjadi prioritas agar masyarakat yang memiliki emas digital tidak menjadi korban kejahatan siber,” tegas Huda kepada Redaksi, kemarin. 

 

Nailul mengingatkan, kejahatan di bidang digital ini tidak hanya merugikan masyarakat. Tetapi juga merugikan perusahaan karena mengelola data-data, baik yang terkait informasi cadangan maupun lainnya. 

 

Kalau ini disalahgunakan oleh pihak tak bertanggung jawab, tentu kepercayaan konsumen akan tergerus jika terjadi fraud dalam sistem digital perusahaan,” katanya. 

 

Sebelumnya, Direktur Teknologi Informasi & Digital Pegadaian Yos Iman Jaya Dappu tak memungkiri, penguatan harga emas dunia telah menjadi instrumen investasi pilihan utama masyarakat Indonesia. 

 

Ia mencontohkan, harga emas Antam pada 20 September 2024 senilai Rp 1.460.000 per gram, setahun kemudian harganya melonjak menjadi Rp 2.122.000 per gram. 

 

“Artinya, terjadi kenaikan sekitar 45 persen year to date (ytd) dan ini menegaskan posisi emas sebagai aset lindung nilai yang sangat relevan di tengah ketidakpastian ekonomi,” kata Yos dalam siaran pers, Senin (22/9/2025). 

 

Sejalan dengan fenomena tersebut, kata dia, peningkatan juga terjadi pada transaksi di layanan digital Pegadaian, khususnya pada produk berbasis emas, seperti Tabungan Emas hingga Cicil Emas. 

 

Ia menuturkan, hingga September 2025, aplikasi Pegadaian Digital dan Pegadaian Syariah Digital telah mencatatkan lebih dari 20 juta transaksi dengan pertumbuhan luar biasa, mencapai 253,9 persen ytd. 

 

Kini, pihaknya pun mengambil langkah strategis di tengah tren kenaikan harga emas global yang signifikan. 

 

Salah satu upaya dalam menyikapi meningkatnya minat masyarakat terhadap investasi emas, kata dia, adalah dengan menyiapkan aplikasi generasi terbaru sebagai ekosistem keuangan digital terintegrasi.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit