Purbaya Soal Gaya Koboi yang Dikritik: Biarin Aja!
JAKARTA — Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa tak ambil pusing soal gaya bicaranya yang kerap disebut “koboi” dan ceplas-ceplos. Bukannya berubah, ia justru menanggapi santai.
“Biarin saja!” kata Purbaya tegas saat rapat kerja dengan Komite IV DPD RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (3/11/2025).
Di hadapan para senator, mantan Kepala Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) itu mengakui gayanya memang lugas dan tanpa basa-basi. “Saya mohon maaf kalau ada yang tersinggung, tapi yang benar itu — habiskan tuh duit!” ujarnya, menyinggung lambatnya serapan anggaran kementerian dan lembaga menjelang akhir tahun.
Gebrakan 100 Hari Pertama
Baru sekitar tiga bulan menjabat, Purbaya langsung membuat gebrakan. Ia mendatangi sejumlah kementerian dan pemerintah daerah yang dinilai terlalu lama menahan anggaran. Bahkan, ia menyoroti dana daerah yang justru “parkir” di bank.
Langkah itu sempat membuat sebagian pejabat kelimpungan, tapi Purbaya menegaskan tujuannya jelas: mempercepat perputaran uang negara di tengah ekonomi yang sedang lesu.
“Kalau uangnya nganggur, negara tetap harus bayar bunga atas uang yang tidak dipakai. Itu yang saya cegah,” ujarnya.
Bukan Gaya-Gayaan
Purbaya membantah gaya koboinya hanya untuk pencitraan. Menurutnya, gaya blak-blakan itu justru efektif dalam memperbaiki kondisi ekonomi yang sempat menurun di pertengahan tahun.
“Ceplas-ceplos bukan gaya, tapi cara untuk memastikan orang paham arah kebijakan kita,” tegasnya.
Salah satu langkah yang sempat mengundang kritik adalah pemindahan dana pemerintah senilai Rp 200 triliun dari Bank Indonesia ke lima bank Himbara (BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI).
Langkah itu dianggap sebagian pihak melanggar aturan karena tidak melalui persetujuan DPR. Namun, Purbaya menepis tudingan tersebut.
“Yang saya lakukan bukan ubah APBN, cuma memindahkan uang. Itu bagian dari cash management, bukan kebijakan fiskal baru,” jelasnya.
Hasil Mulai Terlihat
Kebijakan tersebut, kata Purbaya, membuahkan hasil. Data Bank Indonesia menunjukkan suku bunga kredit rata-rata hingga September 2025 turun menjadi 9,04 persen, dari 9,12 persen pada bulan sebelumnya.
“Kebijakan ini mulai men-trigger penurunan bunga dan menggerakkan ekonomi,” tuturnya.
Selain itu, peredaran uang primer di sistem keuangan meningkat setelah stagnan selama beberapa bulan.
Indeks Kepercayaan Konsumen terhadap Pemerintah (IKKP) juga naik signifikan — dari 101,5 pada September menjadi 113,3 pada Oktober 2025, seiring meningkatnya indeks daya beli masyarakat dari 90,5 menjadi 96,5.
“Ceplas-ceplos saya itu bukan asal ngomong. Semua langkahnya terukur, agar masyarakat tahu arah dan harapan pemerintah,” kata Purbaya menegaskan.
“Perintah Presiden”
Menariknya, Purbaya menyebut gaya komunikasinya itu bukan semata gayanya pribadi.
“Saya ini cuma perpanjangan tangan Bapak Presiden. Versi saya mungkin sedikit lebih halus,” ujarnya sambil tersenyum, saat ditemui di Menara Bank Mega, Jakarta Selatan, Senin (27/10/2025).
Dipuji Tapi Diingatkan
Sementara itu, anggota Komite IV DPD RI Habib Ali Alwi justru memuji gaya lugas sang menteri.
“Baru seratus hari kerja, gebrakannya luar biasa,” katanya.
Namun, Habib Ali juga memberi peringatan:
“Pak Purbaya ini berani berjalan di tengah hutan penuh serigala. Hati-hati, Pak, serigalanya ada di kiri dan kanan,” ujarnya setengah bercanda.
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Selebritis | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu


