Perbanyak Sarana Olahraga Untuk Publik Dong
Ratusan Ribu Warga Jakarta Kegendutan
JAKARTA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta didorong lebih proaktif dalam menangani tingginya warga yang mengalami kegendutan alias obesitas. Salah satu upaya itu dapat dilakukan dengan memperbanyak sarana olahraga di ruang publik.
Permintaan itu disampaikan Anggota Komisi E Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta Elva Farhi Qolbina.
“Harus dibangun, baik infrastruktur kesehatan maupun kesadaran warga untuk mengatasi persoalan tersebut,” kata Elva, Kamis (6/11/2025).
Menilik hasil Studi United Nations Children’s Fund (Unicef) pada 2021, lanjut Elva, salah satu penyebab terjadinya obesitas di Indonesia adalah pola makan yang buruk.
“Jika warga masih kurang suka berolahraga dan cenderung mengkonsumsi makanan-makanan yang tidak sehat, maka hasilnya obesitas akan meningkat,” sambung Elva.
Karena itu, Elva minta Pemprov DKI memperbanyak sarana berolahraga di ruang-ruang publik, seperti taman. “Sekarang, kita memiliki taman-taman yang sudah bagus seperti Tebet Eco Park dan Menteng. Taman-taman tersebut bisa diperbanyak alat olahraganya untuk digunakan para pengunjung,” ujarnya.
Menurutnya, pemenuhan fasilitas seperti lapangan dan gelanggang olahraga juga perlu diperhatikan. “Belum semua wilayah di Jakarta memilikinya. Sehingga, Pemprov DKI perlu merencanakan pembangunannya, supaya bisa digunakan masyarakat,” sarannya.
Elva juga mendorong agar Pemprov DKI melakukan kampanye-kampanye untuk meningkatkan kesadaran pola hidup sehat. Terutama, untuk menyadarkan bahaya makanan yang memiliki kandungan lemak, gula, dan garam tinggi.
“Pusat-pusat kesehatan masyarakat juga harus digunakan untuk memberikan layanan preventif obesitas, melalui dokter gizi dan pelaksanaan kegiatan-kegiatan olahraga di masyarakat,” ucapnya.
Sebelumnya, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Sri Puji Wahyuni mengatakan, 579.812 orang dari 1.720.658 peserta Cek Kesehatan Gratis (CKG) mengalami obesitas sentral. “Sekitar 33,7 persen dari warga yang diperiksa lingkar perutnya, mengalami obesitas sentral,” kata Puji.
Menurutnya, dari 446.116 orang yang mengikuti pemeriksaan tingkat aktivitas fisik, sebanyak 423.521 orang atau 94,94 persen, dinyatakan kurang aktivitas fisik. Hingga Oktober 2025, jumlah yang mendaftar program CKG di Jakarta tercatat 2.770.691 orang, dan yang telah dilayani sebanyak 2.561.747 orang.
Dari hasil pemeriksaan, temuan terbanyak berasal dari kelompok risiko penyakit kardiovaskular, terutama obesitas sentral dan kurangnya aktivitas fisik.
Puji menjelaskan, Dinkes DKI terus melakukan edukasi dan sosialisasi masif melalui Puskesmas dan Rumah Sakit, serta melalui berbagai media sosial terkait gaya hidup sehat.
Selain itu, pihaknya juga terus menggencarkan program penanggulangan penyakit tidak menular yang diakibatkan gaya hidup tidak sehat. Seperti Program Jakarta Bergerak, Bekerja, Berolahraga dan Bahagia (Berjaga).
Dalam program ini, peserta harus menyelesaikan tantangan melangkah, minimal 7.500 langkah per hari selama tiga minggu berturut-turut.
Lalu, Program Challenge Downgrade Ukuran Bajumu yang mengajak masyarakat hidup lebih sehat dengan cara sederhana, namun bermakna, yakni dengan menurunkan ukuran baju.
Peserta yang mengikuti program ini, wajib jalan kaki minimal 7.500 langkah per hari, menerapkan pola makan sehat, melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit per hari, serta melakukan pemeriksaan kesehatan di fasilitas kesehatan satu minggu sekali.
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu


