TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

RELIJIUCITY

Indeks

Dewan Pers

Film Maker Muda Asal Banten Tembus Festival Film Internasional JAFF 2025

Oleh: Ari Supriadi
Editor: Ari Supriadi
Selasa, 11 November 2025 | 21:46 WIB
Poster film Anatomi Burung Hantu.(Istimewa)
Poster film Anatomi Burung Hantu.(Istimewa)

SERANG - Akarilalang Witharja atau dikenal Aka Witharja, film maker muda asal Banten, menorehkan prestasi membanggakan. Karyanya berhasil menembus Jogja NETPAC Asian Film Festival (JAFF) 2025, festival film internasional terbesar di Indonesia. Tahun ini, dua film garapan Aka akan ditayangkan bersama 227 film lain dari 43 negara.

 

Dua film tersebut berjudul "Anatomi Burung Hantu"  (judul internasional “On Being Almost”) dan "Habitus Kolektif" (judul internasional " Mundane"). Film "Anatomi Burung Hantu" akan tayang pada 1 Desember 2025 pukul 12.45 di Studio 5 Empire XXI Yogyakarta, sedangkan "Habitus Kolektif"  dijadwalkan tayang pada 5 Desember 2025 pukul 19.00 di tempat yang sama. Kedua film tersebut akan melakukan penayangan perdana dunia (world premiere) di ajang JAFF 2025. “Karena ini festival internasional, setiap film memiliki judul asli dan judul internasional,” ujar Aka, melalui siaran pers yang diterima tangselpos.id, Selasa (11/11/2025).

 

Lulusan School of Film and Television St Petersburg State University, Rusia, ini menceritakan bahwa "Anatomi Burung Hantu" merupakan salah satu dari 10 film yang mendapatkan pendanaan dari program Layar Indonesiana, kompetisi produksi film pendek yang diselenggarakan Kementerian Kebudayaan RI. Film ini terpilih setelah bersaing dengan lebih dari 450 proposal film dari seluruh Indonesia.

 

Film tersebut berkisah tentang Malik, seorang dosen yang telah lama bercita-cita menjadi novelis namun terus gagal mewujudkannya. Ia merasa karyanya sudah layak, hingga pertemuannya dengan novelis terkenal Robert Aus membuka kesadarannya bahwa dirinya masih perlu berkembang.

 

“Film ini ngejawab acceptant (penerimaan, red) sama sadar bahwa kadang-kadang etalase yang kita pengen nggak selalu bisa kita dapet,” kata Aka yang mengambil konsentrasi studi Dramaturgi in Writing for Film and TV di Rusia.

 

Proses pengambilan gambar dilakukan di tiga lokasi, yaitu Universitas Indonesia, kafe Kopitagram Cinere, dan Rumah Syuting Cinere. Dalam proyek ini, Aka bertindak sebagai sutradara sekaligus penulis skenario. Dalam film "Habitus Kolektif", Aka juga bertindak sebagai sutradara sekaligus penulis skenario. Sebelumnya, "Anatomi Burung Hantu"  sempat diajukan ke program pendanaan Jakarta Film Fun milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, namun belum berhasil lolos. Setelah melakukan sejumlah perbaikan bersama produser Fira Zainal, film tersebut akhirnya berhasil menembus seleksi Layar Indonesiana. “Film ini sempat beberapa kali mental sebelum akhirnya diterima,” ujar Aka sambil tersenyum.

 

Jogja NETPAC Asian Film Festival (JAFF) 2025 merupakan penyelenggaraan ke-20 yang akan berlangsung pada 29 November hingga 6 Desember 2025 di berbagai lokasi di Yogyakarta. Direktur Festival Ifa Isfansyah menyebut bahwa perkembangan JAFF selama dua dekade terakhir mencerminkan pertumbuhan sinema Indonesia.

 

Tahun ini, JAFF akan menayangkan 227 film dari 43 negara Asia-Pasifik dalam program kompetisi dan nonkompetisi. Film pembuka yang akan ditayangkan adalah "Opera Jawa"  karya sutradara Garin Nugroho, sementara film penutupnya adalah "Suka Duka Tawa"  garapan Aco Tenriyagelli. Selain pemutaran film, festival ini juga menghadirkan ruang industri seperti JAFF Market yang menampilkan enam program unggulan, di antaranya JAFF Future Project, Content Market, dan Talent Day.(*)

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit