Purbaya Effect Mulai Dorong Likuiditas Perbankan dan Akselerasi Kredit
JAKARTA – Kebijakan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mulai menunjukkan dampak nyata terhadap likuiditas perbankan nasional. Penempatan dana pemerintah di bank-bank milik negara mendorong percepatan penyaluran kredit dalam dua bulan terakhir.
Chief Economist The Indonesia Economic Intelligence (IEI), Sunarsip, menilai perbaikan likuiditas tersebut sebagai sinyal awal munculnya Purbaya Effect. Menurutnya, kebijakan pemerintah yang mengalirkan dana ke perbankan telah menjadi pemicu meningkatnya pertumbuhan kredit sejak pertengahan September.
“Lonjakan kredit saat ini sebagian besar ditopang oleh debitur BUMN. Pertumbuhannya naik signifikan, dari 1,69 persen menjadi 10,04 persen,” ujar Sunarsip dalam acara Katadata Policy Dialogue di Jakarta, Kamis (13/11/2025).
Kementerian Keuangan sebelumnya menempatkan dana Rp200 triliun di Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) pada 12 September 2025. Dana tersebut kini mulai terserap untuk pembiayaan kredit yang ditargetkan menopang aktivitas ekonomi.
Sunarsip mengatakan, tanpa tambahan dorongan kredit ini, ekonomi kuartal III 2025 sulit menembus angka 5 persen. Meski pada akhirnya ekonomi berhasil tumbuh 5,04 persen, ia menilai pertumbuhan tersebut lebih banyak disokong oleh belanja pemerintah, sementara konsumsi masyarakat masih belum pulih sepenuhnya. “Konsumsi pemerintah pada kuartal III 2025 tumbuh 5,49 persen,” ujarnya.
Ia menyarankan pemerintah menggeser pendekatan dari sisi permintaan ke sisi pasokan, mengingat konsumsi rumah tangga masih stagnan di bawah 5 persen. Pemulihan industri pascapandemi yang belum merata, menurutnya, membuat daya beli masyarakat belum kembali kuat.
Sementara itu, Tenaga Ahli Utama Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Lutfi Ridho, menegaskan bahwa pemerintah tetap fokus memperkuat konsumsi rumah tangga. Kunci utamanya, kata dia, adalah mengembalikan kepercayaan publik terhadap prospek pendapatan mereka di masa depan. “Masyarakat harus percaya bahwa pendapatan mereka akan stabil atau meningkat,” ujarnya.
DEN kini memprioritaskan upaya menjaga stabilitas pendapatan dan membangun optimisme masyarakat. Lutfi meyakini, jika kepercayaan publik pulih, konsumsi rumah tangga akan kembali menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi.
Ia juga menambahkan bahwa investasi masih akan memainkan peran penting pada tahun depan. Namun, pemulihan konsumsi rumah tangga tetap dibutuhkan agar pertumbuhan ekonomi dapat lebih merata di berbagai sektor
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu



