Tangsel Susun Rencana Induk Keanekaragaman Hayati
Wakil Wali Kota: Pembangunan Harus Selaras dengan Kelestarian Alam
SERPONG – Pemerintah Kota Tangerang Selatan mulai menyusun Rencana Induk Pengelolaan Keanekaragaman Hayati sebagai acuan pembangunan berwawasan lingkungan. Penyusunan dokumen strategis ini diawali melalui Konsultasi Publik yang digelar di kawasan Serpong, Senin (8/12).
Wakil Wali Kota Tangsel, Pilar Saga Ichsan, menegaskan bahwa keanekaragaman hayati tidak hanya terkait aspek lingkungan, tetapi juga merupakan aset penting bagi pembangunan daerah maupun nasional. Karena itu, pengelolaan keanekaragaman hayati harus dilakukan secara terpadu dan melibatkan berbagai sektor.
“Meski dikenal sebagai kota urban yang tumbuh pesat, Tangsel memiliki kekayaan alam yang tidak dimiliki banyak kota besar lainnya. Situ-situ yang tersebar di Serpong, Setu, Pamulang, Ciputat, dan Pondok Aren bukan sekadar elemen lanskap kota, tetapi ekosistem penting penyangga tata air dan habitat flora-fauna,” ujar Pilar.
Ia menekankan, penyusunan rencana induk ini merupakan langkah strategis untuk memastikan arah pembangunan kota tetap sejalan dengan prinsip keberlanjutan. Melalui forum konsultasi publik, seluruh pemangku kepentingan diharapkan memberi masukan untuk menciptakan keseimbangan antara pemanfaatan ruang dan konservasi.
“Semua rekomendasi dari pemerintah, pengembang, akademisi, lembaga lingkungan, dan masyarakat akan diintegrasikan dalam perencanaan pembangunan daerah, termasuk RPJMD,” jelasnya.
Pilar juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat, mulai dari Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati KLHK, BBWS Ciliwung–Cisadane, berbagai perusahaan pengembang, hingga OPD terkait serta tim konsultan.
“Semoga upaya bersama ini menghasilkan strategi yang membuat kota kita tidak hanya maju, tetapi juga tangguh, lestari, dan berpihak pada keberlanjutan lingkungan,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangsel, Bani Khosyatulloh, menyebut dokumen induk ini sangat dibutuhkan untuk menjaga kelestarian hayati di tengah pesatnya pembangunan.
“Mungkin jumlah spesies flora dan fauna di Tangsel tidak terlalu banyak. Namun itulah yang harus kita jaga.
Pembangunan harus tetap berjalan, tetapi pada saat yang sama kita wajib menjaga kelestarian alam,” kata Bani.
Ia berharap seluruh pihak aktif berkontribusi dan memastikan hasil dokumen ini nantinya dapat menjadi rekomendasi kebijakan yang tidak bertentangan dengan prinsip kelestarian lingkungan.
“Mudah-mudahan prosesnya berjalan lancar. Intinya, dokumen ini akan menjadi acuan agar pembangunan di Tangsel tetap selaras dengan upaya menjaga lingkungan,” pungkasnya.
Pos Tangerang | 22 jam yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 20 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu


