TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

RELIJIUCITY

SEA Games 2025

Indeks

Dewan Pers

Cegah Pencinta Gowes Kecelakaan

Jalur Sepeda Dan Kendaraan Sebaiknya Dipisahkan Saja

Reporter & Editor : AY
Sabtu, 13 Desember 2025 | 06:56 WIB
Jalur khusus sepeda di Jln Thamrin. Foto : Ist
Jalur khusus sepeda di Jln Thamrin. Foto : Ist

JAKARTA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta perlu mengevaluasi jalur sepeda. Sebab, ada jalur sepeda yang berhimpitan dengan kendaraan bermotor sehingga rentan terjadi kecelakaan.

 

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta memberikan perhatian khusus jalur sepeda pasca kejadian meninggal akibat kecelakaan saat bersepeda, di Halte Transjakarta Karet Sudirman, Selasa (9/12/2025). 

 

Anggota DPRD DKI Jakarta M Taufik Zoelkifli (MTZ) mengucapkan duka cita untuk keluarga almarhum. “Ini bukan bus Transjakarta yang menabrak. Tapi, Transjakarta ditabrak. Artinya, kita tidak bisa menyalahkan busnya,” kata Taufik kepada Redaksi, Rabu (10/12/2025). 

 

Meski begitu, dia meminta jalur sepeda dievaluasi. Sebab, di beberapa tempat, jalur sepeda berhimpitan atau satu jalur dengan bus Transjakarta. Seperti di lokasi kecelakaan yang menewaskan Hudi. “Sangat berbahaya,” ujar anggota Komisi B DPRD DKI ini. 

 

Menurut Taufik, jalur sepeda seharusnya dipisahkan dari jalur bus Transjakarta atau kendaraan bermotor lainnya. Dia mencontohkan, di London, Inggris, sepeda tidak di jalan untuk mobil dan motor, tapi di trotoar. “Ada jalan khusus untuk bersepeda dan pejalan kaki di trotoar,” jelasnya. 

 

Namun, di Jakarta, jalur sepeda di jalan raya, hanya ditandai cat hijau. Kondisi ini sangat berbahaya. Apalagi, menurutnya, dalam tiga tahun terakhir, jalur sepeda di Jakarta sudah dianaktirikan. “Tidak lagi dianggap penting, mungkin karena peminatnya sedikit. Jadi, pemeliharaannya cenderung diabaikan,” tuturnya. 

 

Karena itu, menurutnya, kejadian tersebut bisa jadi pelajaran untuk Pemprov DKI Jakarta. “Untuk Dinas Perhubungan, bagaimana jalur sepeda kembali dibuat tertib, ada pembatasnya. Secara komprehensif, harus dibuat lebih aman,” sarannya. 

 

Selain itu, Taufik juga meminta kecepatan dan kedisiplinan sepeda di jalan protokol diatur dan diperketat. Mengingat, ada pesepeda yang ngebut, karena memakai sepeda balap. “Saya lihat di London, sepedanya adalah sepeda angkutan. Di Jakarta, banyak yang pakai sepeda balap. Karena jalur sepeda sempit, biasanya mereka memilih jalur cepat,” bebernya. 

 

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Syafrin Liputo menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya almarhum. “Kejadian itu sedang ditangani Polda Metro Jaya. Kami akan terus mengawal seluruh prosesnya,” ujar Syafrin, Selasa (9/12/2025). 

 

Syafrin menjelaskan, pesepeda melaju dari selatan menuju utara di Jalan Jenderal Sudirman. Setibanya di lokasi, tepat di depan Halte Transjakarta Karet Sudirman, menabrak belakang bus listrik Transjakarta. 

 

“Bus ini sedang berhenti untuk melayani naik-turun penumpang,” jelas Syafrin. 

 

Akibat kejadian tersebut, korban meninggal dunia di tempat kejadian. Jenazah kemudian dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat. 

 

Syafrin mengimbau masyarakat untuk menempatkan keselamatan sebagai prioritas saat berkendara maupun beraktivitas di jalan. “Selalu patuhi aturan dan rambu lalu lintas, gunakan perlengkapan keselamatan, jaga jarak aman,” tandasnya. 

 

Kepala Departemen Humas & CSR Transjakarta Ayu Wardhani juga menyatakan turut berdukacita atas peristiwa tersebut. Bus yang mengalami kecelakaan itu, jelasnya, adalah bus Transjakarta rute 4C, milik Operator Damri (DMR 230117). “Kasus ini ditangani Polda Metro Jaya,” kata Ayu.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit