Hadiri Pameran Pertanian di Cina, DKP3 Tangsel Serap Teknologi Modern untuk Perkuat Ketahanan Pangan
CIPUTAT — Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) terus menunjukkan komitmen kuat dalam memperkuat ketahanan pangan daerah. Salah satu langkah konkret dilakukan dengan menghadiri 2025 Green Pesticide Expo & Yunnan Agri-Inputs Trade Fair di Kunming, Provinsi Yunnan, Cina, pada 17–21 Desember 2025.
Kegiatan berskala internasional tersebut dihadiri langsung Kepala DKP3 Tangsel, Yepi Suherman, sebagai bagian dari Delegasi Indonesian Plantation Association (IPA) bersama Gabungan Pengusaha Perkebunan Indonesia (GPPI), atas undangan perusahaan agroindustri asal Cina, Phoenix Green Agrochemical. Seluruh biaya kunjungan selama kegiatan di Cina ditanggung sepenuhnya oleh pihak Phoenix.
Yepi Suherman mengatakan, kehadiran DKP3 Tangsel dalam forum pertanian internasional ini bertujuan menyerap dan mempelajari teknologi pertanian modern yang dapat diterapkan di Tangerang Selatan, khususnya untuk pengembangan pertanian perkotaan (urban farming) sebagai penguat ketahanan pangan.
“Cina sangat maju dalam pengelolaan pertanian berbasis teknologi, terutama dalam memanfaatkan lahan terbatas. Ini sangat relevan dengan kondisi Tangerang Selatan,” ujar Yepi.
Menurutnya, teknologi dan pola pertanian yang dipelajari di Cina akan diadaptasi untuk mengoptimalkan potensi lahan sekitar 400 hektare di Tangsel, yang terdiri dari lahan milik pemerintah, fasilitas umum, pekarangan warga, serta lahan tidak produktif milik pengembang dan instansi pusat melalui skema pinjam garap.

Dalam pelaksanaannya, DKP3 Tangsel akan memberdayakan masyarakat melalui pembentukan kelompok tani (Poktan) dan kelompok wanita tani (KWT) dengan melibatkan Karang Taruna serta kelompok masyarakat lainnya. Program ini akan diawali dengan sosialisasi dan penguatan komitmen gerakan pangan di tingkat wilayah.
“Agar berjalan optimal, kami akan menggandeng pemerintah mulai dari tingkat kota, provinsi hingga pusat, serta melibatkan peran swasta melalui program CSR,” jelasnya.
Pemkot Tangsel juga mendorong penerapan konsep One Village One Commodity, dengan fokus pada komoditas hortikultura bernilai ekonomi tinggi seperti sayuran dan buah-buahan, serta pengembangan perikanan air tawar dan peternakan skala perkotaan.
Yepi Suherman juga menyampaikan apresiasi kepada GPPI yang telah mengundang DKP3 Tangsel dalam kegiatan tersebut. Total delegasi GPPI yang diundang mencapai sekitar 40 orang, berasal dari Pulau Jawa, Sumatra, Sulawesi, Kalimantan hingga Ambon, termasuk jajaran pengurus GPPI Pusat serta perwakilan dari Kementerian Pertanian.
Lebih lanjut, Yepi menegaskan bahwa pengembangan pertanian di Tangsel ke depan akan terintegrasi dengan pengelolaan sampah organik. Sampah organik yang diolah melalui TPS3R akan diproses menjadi pupuk dan bahan budidaya maggot.
“Pupuk dimanfaatkan untuk urban farming, sementara maggot diolah menjadi pakan ikan dan ternak. Ini sekaligus membantu pemerintah dalam mengatasi persoalan sampah,” tegasnya.
Hasil produksi pertanian lokal tersebut juga akan disinergikan dengan program Makan Bergizi Gratis (MBG), sehingga Tangsel tidak hanya memperkuat ketahanan pangan, tetapi juga mampu menyediakan bahan pangan sehat bagi masyarakat.
Sementara itu, Direktur Eksekutif IPA, Ujang Karmana Arya, menilai kegiatan di Cina tersebut sangat strategis untuk memperkuat ketahanan pangan daerah. Menurutnya, Tangsel dapat mencontoh penerapan teknologi pertanian modern sekaligus memperluas kemitraan, baik dari sisi pembiayaan maupun pengelolaan.
“Kegiatan ini sangat baik agar Tangsel bisa membangun pertanian berbasis teknologi dan memperkuat ketahanan pangan secara berkelanjutan,” singkatnya.
Pos Banten | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
SEA Games 2025 | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
SEA Games 2025 | 2 hari yang lalu


