TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Beberapa Jam Setelah Membunuh Brigadir J

Sambo Murung, Lainnya Bingung

Laporan: AY
Jumat, 04 November 2022 | 08:35 WIB
Ferdy Sambo tersangka pembunuhan Brigadir J. (Ist)
Ferdy Sambo tersangka pembunuhan Brigadir J. (Ist)

JAKARTA - Ferdy Sambo dan para anak buahnya tidak tenang usai peristiwa pembunuhan berencana terhadap Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J di Rumah Dinas Kadiv Propam Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan, 8 Juli lalu.

Satu jam setelah pembunuhan, Sambo tampak murung. Sedangkan para anak buahnya terlihat kebingungan.

Fakta ini terungkap dalam persidangan lanjutan kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir J, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel), kemarin.

Sidang beragendakan mendengarkan keterangan saksi dalam kasus obstruction of justice alias penghalangan penyidikan dengan terdakwa Eks Karopaminal Divpropam Polri Hendra Kurniawan, Agus Nurpatria, Irfan Widyanto, Chuck Putranto, dan Baiquni Wibowo.

Mereka adalah mantan Kasat Reskrim Polres Jakarta Selatan Ridwan Soplanit, Seno, Ariyanto, Afung, Rifaizal Samual, Ridwan Janari, Dimas Arki, Dwi Robi, Arsyad Daiva, Diryanto, Aris Yulianto, Radite Hernawa, dan Agus Saripul Hidayat.

Fakta Sambo murung dibeberkan Ridwan Soplanit. Di hadapan hakim, Ridwan mengaku dihubungi Sambo untuk datang ke Duren Tiga pada Jumat sore, 8 Juli 2022. Setibanya di lokasi, dirinya melihat ada empat orang keluar dari rumah Sambo. Hakim lalu menanyakan, siapa saja yang keluar tersebut.

"Adzan Romer, Prayogi, kemudian Kuat (Kuat Ma'ruf), dan Richard (Bharada Richard Eliezer). Kadiv Propam (Ferdy Sambo) ada di garasi," jawab Ridwan.

Ridwan melanjutkan, dirinya lalu diajak Sambo masuk ke rumah lewat dapur. Hakim kemudian bertanya mengenai ekspresi orang-orang di TKP pembunuhan Yosua saat itu.

"Ada ekspresi kepanikan atau biasa saja?" tanya hakim.

"Saya lihat FS (Ferdy Sambo) itu mukanya agak sedikit murung," terang Ridwan.

Sedangkan untuk para anak buah Sambo, sambung Ridwan, terlihat kebingungan hingga menampilkan ekspresi ketegangan.

"Richard, Prayogi, Kuat, saya lihat sepintas mereka agak tegang, terpaku tidak santai semua dalam posisi berdiri. Jadi, tidak banyak cerita. Semua berdiri tidak ada komunikasi," tuturnya.

Kendati demikian, dirinya mengaku tidak merasakan keganjilan saat pertama kali tiba. Sebab, dirinya bukan polisi yang bekerja di keluarga Sambo. "Saat itu saya belum merasakan," 

Ridwan melanjutkan, saat masuk lewat dapur, Sambo lalu berhenti berhenti di batas ruang tengah. Sambo kemudian menunjuk ke TKP bahwa baru saja ada peristiwa tembak-menembak antara anggota.

Ridwan melihat jelas jasad Yosua dalam posisi telungkup. Di sekitarnya ada pecahan kaca dan cermin yang retak.

"Kemudian ada tembakan di beberapa lubang pada dinding di tangga yang mulia," ujarnya.

"Ada senjatanya?" tanya hakim. Ridwan mengangguk. "Ada satu senjata, Yang Mulia," jawabnya.

Menurut Ridwan, setelah itu Sambo cerita soal pelecehan terhadap istrinya, Putri Candrawathi, oleh Yosua, sehingga berujung para peristiwa tembak-tembakan. Kemudian Sambo berjalan ke beberapa sudut rumah yang kena imbas dari peristiwa baku tembak.

"Tangan kanannya menepi ke arah tembok keras, kemudian kepalanya nyandar ke tembok. Dia melihat saya, matanya berkaca mau nangis. Menangis tampak sedih," tutur Ridwan.

Hakim lalu mengorek keterangan Ridwan mengenai CCTV di dalam rumah dinas Sambo. Ridwan mengaku melihat ada dua.

"Saat masuk ke TKP, saya melihat CCTV. Saya kemudian mengarahkan semua barang bukti yang ada di TKP segera dilakukan pengumpulan barang bukti, termasuk CCTV, HP," terangnya.

Dia pun mencoba memenangkan Sambo, bahwa kasus akan gampang terungkap karena ada CCTV.

"Saya bilang kemudian, Jenderal karena ada CCTV ini akan sangat memudahkan," imbuh dia.

Jaksa kemudian menanyakan lokasi CCTV itu. "Saya lihat ada dua CCTV, dua titik. (Satu) di akses dapur di bawah mengarahnya ke arah tengah, artinya CCTV kejadian itu kelihatan ya. Satu lagi di lantai atas kalau nggak salah," jawabnya.

Ridwan mengaku memerintahkan anak buahnya pengumpulan semua barang bukti, termasuk CCTV. Namun, saat itu Sambo langsung menegaskan bahwa CCTV itu rusak.

"Di hari yang sama di waktu yang sama itu, Pak FS menyampaikan bahwa kalau untuk CCTV saya di rumah ini sudah rusak semua," ucapnya.

Sumber berita rm.id:

https://rm.id/baca-berita/nasional/147186/beberapa-jam-setelah-membunuh-brigadir-j-sambo-murung-lainnya-bingung

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo